TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai destinasi wisata, Padang tidak hanya menyimpan kekayaan alam yang menakjubkan. Aneka kulinernya juga menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah Sate Mak Syukur yang sudah terkenal hingga ke ibukota. Terbukti dari banyaknya cabang restoran Sate Mak Syukur yang dibuka di beberapa mal.
Baca juga: Sate Eddy, Tempat Kuliner yang Lagi Hits di Kota Jambi
Meskipun Anda bisa mencicipi Sate Padang tanpa harus pergi ke Padang, tapi sensasinya tentu berbeda jika mencicipinya langsung di kota asalnya. Mantan Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono saja sudah pernah mengunjungi Sate Mak Sukur.
Kelak, ketika sudah berada di Padang, Anda bisa sekalian mengunjungi Bukit Tinggi yang terkenal dengan panoramanya itu. Perjalanan menuju Bukit Tinggi akan melewati Padang Panjang. Sate Mak Sukur terletak di pinggir jalan kota tersebut, tepatnya di Jalan Sutan Syahrir Nomor 250, Silaing Bawah.
Sebagai tempat makan sate terenak di Sumatera Barat, restoran Sate Mak Syukur selalu dipadati oleh para pengunjung. Satu porsi terdiri dari tujuh tusuk satai daging yang merupakan bagian dari punuk dan rusuk sapi. Beralaskan daun pisang, satai disiram kuah kari yang kental dan berwarna kuning, serta ditaburi bawang goreng. Potongan-potongan ketupat pun menjadi pelengkap hidangan.
Irisan daging yang lumayan besar terasa empuk ketika dikunyah. Serat-serat daging berpadu dengan cita rasa kuah kari yang kaya rempah. Rasa kunyit, jahe, dan pedasnya cabai, lumer menjadi satu di lidah. Sedap, nian!
Teh Talua (teh telur). TEMPO/Febriyanti
Selain memesan satai daging, Anda juga bisa memesan sate usus, jantung, maupun lidah sapi. Adapun minuman yang direkomendasikan adalah teh talua, yaitu teh hitam yang dicampur telur ayam atau telur bebek. Campuran keduanya dikocok hingga berbusa sampai memenuhi bibir gelas. Alih-alih terasa amis, rasa manis dan gurih malah menyentuh lidah.
Kesuksesan restoran tersebut dalam menjual 3000 tusuk sate pada hari-hari biasa, tidak terlepas dari perjuangan di masa lampau. Almarhum Syukur Sutan Rajo Endah, atau yang dulu kerap disapa Mak Syukur, berjualan satai sejak tahun 1941. Usahanya tidak langsung melejit. Dia harus bersusah payah dulu memikul satai dan menjajakannya di sekitar Padang Panjang.
Puluhan tahun merintis usaha kulinernya, akhirnya dia memanen hasilnya pada tahun 1980-an. Sate Mak Syukur mulai dikenal orang-orang dari seluruh penjuru Sumatera maupun luar Sumatera. Alih-alih berkeliling mencari pembeli seperti zaman dulu, kini orang-orang yang langsung mendatanginya.