TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ingin memperoleh cap UNESCO Global Geopark sebagai modal untuk mempromosikan pariwisata di tingkat dunia. Mengetahui target itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan tak mudah untuk mendapatkan UNESCO Global Geopark atau UGG.
Baca: Banyuwangi Jadi Kota Festival Terbaik, Ada 99 Agenda Wisata
Baca Juga:
Untuk meraih UNESCO Global Geopark, menurut dia, pemerintah Banyuwangi bisa membuat atraksi pariwisata yang sesuai kebutuhan wisatawan mancanegara. "Maka cap atau sertifikasi dari UNESCO merupakan brand yang kuat untuk seluruh dunia," kata Arief Yahya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
Dia menjelaskan untuk memperoleh cap UNESCO Global Geopark, masing-masing negara boleh mengusulkan dua tempat. Menteri Arief Yahya melanjutkan, Banyuwangi termasuk yang diharapkan, selain Danau Toba. "Agar Banyuwangi mempunyai atraksi kelas dunia, itu yang dinilai oleh UNESCO," tuturnya.
Danau Toba. TEMPO/Arie Basuki
Menurut Menteri Arief Yahya, akan ada penugasan untuk penilaian tersebut oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Setelah itu, pihak UNESCO bakal mensurvei kemudian dipertimbangkan pada 2020. "Diumumkan tahun 2021, tapi begitu menuju ke sana kami boleh memperkenalkan ke pasar untuk mendapatkan sertifikasi," katanya.
Kementerian Pariwisata mencatat beberapa wisata alam yang berpotensi mendapatkan label UNESCO Global Geopark. Wisata alam itu antara lain Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan Pantai G-Land. Selain itu, letak Banyuwangi yang dekat dengan Bali memungkinkan memperkenalkan potensi wisata di kancah internasional.
Artikel lainnya:
Penerbangan Banyuwangi-KL, Jenis Wisata Ini Diburu Turis Malaysia