Pameran audio lawasan itu, menurut anggota Paguyuban Padmaditya, Hermanu yang juga pengelola Bentara Budaya Yogyakarta sudah berulang kali digelar. Bahkan berkeliling antarkota. Pada 2013, mereka pameran di Yogyakarta, Jakarta, Surakarta, Surabaya, hingga Denpasar. Setiap pameran mempunyai kekhasan berbeda, semisal ada jenis audio klasik tertentu yang ditonjolkan. Untuk pameran kali ini menyertakan foto profil dan sejarah lima orang seniman yang sudah almarhum yang merupakan tokoh-tokoh di balik rekaman audio.
Baca Juga:
Agenda Akhir Tahun, Hotel Jogja Siapkan Paket untuk Turis
4 Cara Menghabiskan Malam di Jogja, Selain Nongkrong di Angkringan
Ada P. Suradi Wardoyo alias Pak Besut, penyiar radio yang dikenal sejak zaman Belanda hingga Indonesia merdeka. Pencipta lagu Bagimu Negeri, Kusbini yang dikenal juga sebagai penyanyi keroncong dan pemusik biola. Pelawak kondang Yogyakarta, Basiyo yang lawakannya selalu dinanti disiarkan di radio. Nyi Tjondrolukito, pesinden yang dikenal dengan lagu “Kutut Manggung” dan kerap disiarkan di radio. Serta pedalang, Ki Hadi Sugito yang jadi favorit karena kelucuannya saat mengisi suara Bagong dan Pendeta Durna. Suara-suara mereka pun diperdengarkan lewat tape kuno di sana sepanjang pameran berlangsung.
Diakui Hermanu, sekitar 20 orang kolektor audio lawasan di Paguyuban Padmaditya yang sudah sepuh-sepuh itu memang menjadikan romantisme pada masa lalu lewat musik membuat mereka bertahan dan menggelar pameran. “Kami hidup di zaman milennium. Tapi ingatan masa lalu tetap berkuasa. Kami pun lebih suka makan tahu kupat ketimbang burger,” kata Hermanu berkelakar. Dan setidaknya koleksi audio lawasan ini bisa menemani liburan akhir pekan.
PITO AGUSTIN RUDIANA