Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Audio Lawas Yogyakarta, Ada Gramofon Edison

image-gnews
Pameran audio lawasan, Slompret Jogja di Bentara Budaya Yogya. Diikuti oleh Paguyuban Padmaditya, sebuah komunitas pecinta dan kolektor audio lawasan. Tempo/Pito Agustin Rudiana
Pameran audio lawasan, Slompret Jogja di Bentara Budaya Yogya. Diikuti oleh Paguyuban Padmaditya, sebuah komunitas pecinta dan kolektor audio lawasan. Tempo/Pito Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Iwan Ganjar Indrawan sibuk mereparasi gramofon yang rusak di ruang pamer Bentara Budaya Yogyakarta, Kamis, 15 November 2018. Gramofon yang diperbaikinya adalah salah satu dari puluhan aneka audio lawas yang dipamerkan dalam ajang Pameran Audio Lawasan bertema Slompret Jogja sejak 13-23 November 2018.

Selain gramofon, ada juga turntable, phonograf, radio, tape recording, juga tape reel yang dipamerkan. Semuanya klasik karena berangka tahun puluhan, bahkan ratusan tahun lalu. Peserta pameran adalah Paguyuban Padmaditya, sebuah komunitas pecinta dan kolektor audio lawasan. “Saya lebih suka mengutak-atik ketimbang mendengarkan suaranya,” kata Iwan saat ditemui Tempo.

Alasannya, dia tidak bisa fokus lama untuk mendengarkan alunan musik, apalagi menyimaknya. Audio lawas koleksinya, berupa gramofon, phonograf, kotak musik, radio, dan tape reel jarang diperdengarkan suaranya. Hanya dioperasikan ketika perawatan untuk memastikan audio-audio klasik itu masih bisa berfungsi. “Sebulan sekali, setengah tahun sekali saya kasih minyak. Dan jangan ditaruh di tempat lembap,” kata Iwan membagikan resep perawatannya.

Barang-barang itu tak diletakkan di ruang khusus. Melainkan jadi satu dengan perabotan rumah lainnya. Tak hanya mengutak-atik koleksi sendiri, Iwan juga mereparasi audio koleksi teman-temannya. Onderdil yang tak lagi diproduksi tak jadi soal bagi Iwan. “Ya, kanibal. Ada semua di rumah,” kata Iwan.

Di sela kesibukannya menjadi montir mesin audio klasik, Iwan mengisahkan tentang salah satu gramofon miliknya yang ikut serta dalam pameran. Gramofon itu bermerek Edison Diamond Disk berangka  1920. Tapi menurut Iwan, tahun pembuatannya mestinya berkisar 1900-1910. “Karena ini buatan masa Thomas Alfa Edison. Pabriknya berdiri 1900-1910,” kata Iwan.

Salah satu audio lawas berupa kotak musik merek Paracute buatan 1890 yang dipamerkan di Pameran Audio Lawasan "Slompret Jogja" di Bentara Budaya Yogyakarta, Kamis, 15 November 2018. Tempo/Pito Agustin Rudiana

Tak mengherankan, gramofon itu paling disayanginya di antara 100 gramafon koleksinya. Benda itu diletakkan di atas kotak semacam lemari dengan dua rak di bawahnya. Selain buatan zaman Edison, keunikan gramafon itu terletak pada jarum pemutar piringan hitam atau vinil yang terbuat dari diamond. Berbeda dengan jarum pada gramofon lainnya yang terbuat dari besi. “Diamond itu awet dan suara yang dihasilkan lebih halus. Sekaligus barangnya mahal,” kata Iwan. Ia mendapatkan benda itu dari pedagang barang antik di Surakarta. Soal harga, dia mengaku lupa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

5 jam lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

2 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

2 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

7 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

20 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

26 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Nostalgia Lewat Pameran Naruto di Singapura Mulai 28 Maret, Ada Apa Saja?

28 hari lalu

Cuplikan video Naruto dalam rangka perayaan ulang tahun ke-20 pada Senin, 3 Oktober 2022. Foto: YouTube Studio Pierrot.
Nostalgia Lewat Pameran Naruto di Singapura Mulai 28 Maret, Ada Apa Saja?

Dari tanggal 28 Maret hingga 30 Juni 2024, pengunjung dapat menyaksikan memoar perjalanan Naruto, salah satu serial manga terlaris sepanjang masa


Pameran China Homelife Berakhir, Sejumlah Perusahaan Tiongkok Diklaim Akan Berinvestasi

32 hari lalu

Ruko-ruko yang menampilkan produk di sektor bangunan, elektronik, kebutuhan rumah tangga dan furniture. Pameran berada di JIExpo, Jakarta sejak 13 Maret 2024, berakhir pada Sabtu, 16 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Pameran China Homelife Berakhir, Sejumlah Perusahaan Tiongkok Diklaim Akan Berinvestasi

Sebanyak 400 produsen dari Tiongkok serta lokal mengikuti China Homelife. Sejumlah perusahaan Tiongkok diklaim akan berinvestasi di Indonesia.


Artefak Rasulullah Dipamerkan di Batam, Mulai dari Cambuk hingga Tapak Kaki

34 hari lalu

Cambuk peninggalan Nabi Muhammad SAW yang digunakan saat berkuda salah satu artefak yang ditampilkan dalam acara BISPO 2024 di Dang Anom Kota Batam, dari 15-17 Maret 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Artefak Rasulullah Dipamerkan di Batam, Mulai dari Cambuk hingga Tapak Kaki

Pameran benda peninggalan Rasulullah ini pertama kali diselenggarakan di Kota Batam, berlangsung hanya tiga hari.


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

35 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.