Meski tidak bisa terbilang istimewa, menjajal snorkeling di sini bisa menjadi pilihan. Bila tidak, cukup lah dengan menebar remah-remah roti, rombongan ikan pun menampakkan diri. Saat langit mulai tak terang lagi, perahu kembali dinaiki, di sisi kanan Gili Petelu sudah terlihat hamparan Pantai Pink, yang berada di Desa Sekaroh. Kini warna kemerahan di pasirnya terlihat lebih samar, bahkan lebih merah di Pantai Pink 2.
Salah satu sisi dari Gili Peteluh yang lokasinya tak jauh dari Pantai Pink alias Pantai Tangsi, Lombok Timur. Tempo/Rita Nariswari
Ombak begitu tenang di tepi pantai yang sebelumnya bernama Pantai Tangsi itu. Berjajar beberapa perahu, terasa sepi. Hanya ada satu anak seusia anak taman kanak-kanak bermain di pantai dan orang tuanya menunggu di tepian. Kelompok turis bisa jadi sudah pulang karena senja sudah menjelang. Tinggal segerompol nelayan yang nongkrong di sebuah warung. Sejenak saya ingin menikmati pantai dalam keheningan, sebelumnya akhirnya ikut mendaki dan menikmati keindahan khas dari ketinggian khas Tanjung Ringgit.
Baca Juga:
Serunya, Mencari Surga di Lombok Timur
Gili Nanggu dan Gili Kedis di Lombok untuk Liburan Eksotis
Langit mulai menguning, dan memerah. Rekan saya beranjak dan kami pun kembali ke perahu. Saatnya untuk menikmati senja di tengah lautan. Lampu-lampu di tempat budidaya mutiara, dan bagan ikan yang terapung, menjadi penerang laju perahu. Tak ada satu pun yang berbicara. Sesekali Mak Heri menyapa rekannya yang menjaga bagan ikan. Hanya suara ombak terhantam perahui dan mesin perahu saling bersahutan. Kami kembali dalam hening, seakan tak rela meninggalkan langit yang jingga di Lombok Timur. Apalagi dermaga kecil di Dusun Telong Elong yang dituju tampak gelap gulita.