TEMPO.CO, Jakarta - Dari sebuah dermaga kecil di Dusun Telong Elong, Desa Pringgasela Timur, Lombok Timur, perjalanan siang itu dimulai. Bukan dermaga yang umum dipilih kebanyakan. Namun, menurut supir yang mengantar, dermaga ini paling tepat. Ketimbang memilih dermaga di Labuan Pandan yang lebih jauh, ataupun lewat darat menuju Pantai Pink alias Pantai Tangsi.
Berbekal pisang goreng yang dibeli di dermaga pun, saya memulai perjalanan menyusuri pantai-pantai di Tanjung Luar ini. Diantar pemilik perahu Mak Heri, tujuan pertama dicapai dalam 15 menit. Pulau yang hanya berupa gundukan pasir, dikenal sebagai Gili Pasir.
Beberapa bintang laut dengan bindik-bintik merah terlihat di tepian. Sayang, tak lama langit mendung. Sempat hujan rintik, tapi tetap asyik menyusuri pantai berpasir halus yang lumayan panjang ini. Untuk hujan hanya sesaat, perjalanan pun dilanjutkan.
Gili Pasir, salah satu persinggahan yang bisa dituju saat menuju Pulau Pink, Lombok Timur. Tempo/Rita Nariswari
Mengalun di laut kali ini cukup panjang. Melewati tambak-tambak ikan dan juga tempat pembudidayaan mutiara, Mak Heri sempat menunjuk Pantai Pink 2 yang dari kejauhan terlihat pasirnya yang merah muda. Terlihat sepi, tapi perahu terus melaju hingga sekitar 30 menit tiba lah di Gili Petelu. Pulau kecil dengan tiga bukit karang dengan pantai berpasir putih yang mini. Terlihat satu keluarga tengah menikmati keindahan bawah lautnya. Perairannya yang jernih menggoda.