Tim Promosi dan Pemasaran Kopi Liberika Meranti Ramadani mengaku sudah dua tahun mencoba memasarkan kopi liberika ke pasar lokal Provinsi Riau maupun provinsi lainnya. Tetapi prosesnya sangat sulit.
Saban hari da menenteng kopi masuk warung satu ke warung kopi lain. Kepada Barista restaurant dan perhotelan di Pekanbaru dia menawarkan kopi asal kampung halamannya itu. Kerap kali kopi yang ditawarkan pria asal Kecamatan Merbau, Kepulauan Meranti itu mendapat penolakan.
Apa sebabnya? “Lidah orang kita ini sudah terbiasa dengan kopi robusta dan arabika, jadi sulit menerima rasa baru,” ujarnya.
Tetapi seiring berjalannya waktu, kopi liberika perlahan mulai mendapat tempat di tengah masyarakat Riau. Beberapa warung kopi dan barista di Pekanbaru pun mulai menyajikan kopi liberika, seperti Atjeh Kopi, Dokter Kopi, Kopi Plus dan Kopi Curah.
Beberapa hotel di Pekanbaru juga mulai menyediakan kopi liberika Meranti, seperti Hotel Indrapuri, Hotel Mutiara Merdeka dan Hotel Pangerang. “Dua tahun ini responnya cukup baik, buktinya mereka terus pesan kopi sama kita,” ujarnya.
Kopi Liberika Meranti juga rutin turut serta dalam pameran atau festival kopi yang digelar di dalam negeri. Cara tersebut dianggap lebih efektif untuk promosi. Dalam dua tahun terakhir respon masyarakat mulai menunjukkan tren positif.
Ramdani juga memperluas jaringan dengan membuka agen di setiap daerah. Aturannya, setiap agen boleh memasang merek sendiri, namun tetap harus menyebutkan jenis kopi Liberika asal Kepulauan Meranti. “Dalam satu wilayah hanya memiliki satu agen,” katanya.
RIYAN NOFITRA (Pekanbaru)