TEMPO.CO, Rembang- Mencari sarapan di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, akan cukup membingungkan bagi para wisatawan yang baru pertama kali menyambangi daerah tersebut. Sebab, di daerah perbatasan yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu, pilihan kuliner menu pagi banyak sekali dan semua tampak nikmat.
Ada soto kemiri, lontong tuyuhan, dempul urang, botok, dan ranjungan. Ada pula kelo mrico. Anda pilih yang mana? Opsi terakhir itu barangkali dapat dipilih untuk mengawali penjelahajan kuliner. Sebab, sajian sarapan ini konon merupakan penganan yang paling khas daerah pantura atau pantai utara.
Menurut cerita yang berkembang, makanan ini dulu menjadi favoritnya pada sopir truk dan bus yang melintas di jalur jurusan Semarang-Seurabaya dan sebaliknya saat singgah di Lasem. Tak heran di warung-warung sederhana pinggir jalan, para pedagang seragam menjajakan menu kuliner yang satu ini.
Ya, kelo mrico dapat Anda temui di warung-warung penjaja nasi sederhana di Lasem. Di warung Ibu Sri Susana, misalnya, yang berlokasi di Rumah Oei, Pandeyan, Karangturi, tersedia sepanci kelo mrico saban pagi. Sri sudah mulai memasaknya sejak subuh. Pagi-pagi benar, sekitar pukul 08.00 pun sajian utama pesisir itu telah siap dinikmati pelanggan.
Tempo menjajal kelo mrico langsung di Lasem pada Senin, 16 Juli lalu di warung Sri. Sebelum kelo dihidangkan, Sri memastikan bahwa menu itu benar-benar panas. Maka itu ia sempat memanasi sayurnya dulu sebelum dihidangkan.
Kelo mrico adalah sayur bening berisi ikan manyung. Kuahnya berwarna merah kekuningan lantaran dicampuri irisan cabai dan kunyit. Ditambahkan sedikit asam dan daun jeruk agar aromanya sedap.
Kelo mrico seperti sayur ikan. Ketika dihirup aromanya menambah nafsu makan. Bumbu rempah-rempah dan asam membuat sayur itu tak amis. Ditambah lagi tekstur daging ikan yang dipotong-potong dan dicampurkan ke sayur tersebut sangat lembut.
Sayur ikan ini dinamakan kelo mrico karena penggunaan bumbu mericanya yang berlebihan. Merica membuat aroma bertambah wangi dan rasa makin sedap. Pedas pun meningkat ketika kuah diseruput.
Kelo mrico biasa dinikmati untuk sarapan dan makan siang. “Bisanya dimakan sama dempul urang,” kata Sri. Dempul urang adalah peyek berisi udang. Udang yang digunakan ialah udang segar dari tambak yang dipanen dari pesisir Lasem.
Untuk menyantap kelo mrico, Anda dapat menyusuri warung-warung ala warteg di tepi jalan raya yang menghubungkan Semarang-Surabaya di Lasem. Rata-rata harga per porsi Rp 12 ribu sudah termasuk nasi.
Artikel lain: Hamish Daud Berselancar Bawa Obor Asian Games 2018