Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendaki Atasi 4 Tantangan Death Zone Sebelum Puncak Everest

image-gnews
Dua pendaki mahasiswi tim The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Universitas Parahyangan (WISSEMU), Bandung, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, berhasil mencapai puncak Everest pada 17 Mei 2018. instagram.com
Dua pendaki mahasiswi tim The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Universitas Parahyangan (WISSEMU), Bandung, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, berhasil mencapai puncak Everest pada 17 Mei 2018. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unversitas Parahyangan (WISSEMU) perlu waktu 6,5 jam untuk sampai ke puncak Gunung Everest dari Camp 3, Kamis, 17 Mei 2018. Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, 24 tahun, harus menghadapi dan lolos dari empat tantangan jalur di wilayah yang disebut Death Zone itu.

Wilayah yang dilewati itu disebut Death Zone karena berketinggian lebih dari 8.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Di sini Kadar oksigen yang rendah, serta ketinggian yang tidak dirancang untuk tubuh manusia. Setiap pendaki punya tenggat waktu agar selamat. Mereka diperingatkan agar tidak berada di death zone selama 24 jam.

Baca juga: Dua Mahasiswi Indonesia Berhasil Mencapai Puncak Everest

Tim pendukung di Bandung lewat keterangan tertulisnya menyebutkan, perjalanan dari Camp 3 setinggi 8.225 mdpl pada 17 Mei 2018 dimulai pukul 23.30 waktu setempat. "Perjalanan menuju puncak dari titik terakhir ini pun ditemani dengan angin kencang dan suhu udara yang mencapai -25 derajat Celcius," kata anggota tim pendukung di Bandung, M.Reinaldo Theta Auriga.

Sebelumnya ketika berada di Camp 3, Fransiska mengabarkan lewat pesan teks. "Puji Tuhan sampai di Camp 3, cuaca berawan, view-nya bagus banget, Everest-nya kelihatan banget, deg-degan dan terharu."Sejumlah pendaki melewati celah gunung mengikuti pemimpinnya menggunakan tangga lipat di Khumbu Icefall, Gunung Everest, 28 April 2016. Pendaki harus mempersiapkan mental dan fisiknya karena bisa disengat hawa dingin dan beku atau sakit dekat puncak Everest. Phurba Tenjing Sherpa/Handout via REUTERS

Setelah itu mereka menghadapi empat tantangan kondisi fisik yang cukup berat, yaitu Exit Crack, 1st step, 2nd step dan 3rd step. Keempat jalur ini memiliki tantangan serupa, yaitu melewati tebing bebatuan dan patahan tebing sehingga sangat diperlukan teknik tali temali untuk melewati jalur fix rope.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendakian Exit Crack yang sangat terjal seperti menaiki tebing dan membutuhkan teknik mendaki lebih. Setidaknya perlu Ice Axe dan peralatan lainnya untuk melewati medan ini.

Tantangan 1st Step memiliki medan bebatuan besar. Pendaki yang sedang mengenakan crampon akan merasakan kesulitan untuk berjalan diatas batu. Tempat itu juga menjadi kuburan alami para pendaki Everest.

Langkah selanjutnya adalah 2nd Step. Di ketinggian 8.577 mdpl, tebingnya hampir vertikal dengan sudut tebing 40 derajat.

Berdasarkan catatan WISSEMU di akun media sosialnya, dari empat tantangan yang memacu adrenalin pendaki itu, tantangan terakhir yaitu 3rd step dinilai lebih mudah. Jalur vertikal yang akan dilalui hanya sepuluh meter dan setelah itu sudah terlihat hamparan salju dan puncak Everest.

ANWAR SISWADI (Bandung)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

26 Februari 2024

Ilustrasi pendaki Gunung Everest (Pixabay)
Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.


17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

4 Januari 2024

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika. Foto: Canva
17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika.


Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

31 Oktober 2023

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal 15 Januari 2020. REUTERS/Monika Deupala
Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

Gunung Everest di Nepal yang tertutup salju telah kehilangan hampir sepertiga esnya dalam lebih dari 30 tahun akibat pemanasan global


Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

31 Oktober 2023

Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)
Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

Kementerian Luar Negeri Malaysia memastikan seorang pejabatnya, Parthiban A/L Kandasamy, 38 tahun, meninggal saat melakukan pendakian ke Everest.


Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

27 Juli 2023

Pendaki gunung Norwegia Kristin Harila,  di Kathmandu, Nepal 4 Mei 2023. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

Seorang wanita Norwegia dan pemandu sherpa-nya berhasil mendaki 14 puncak gunung di atas 8.000 meter hanya dalam waktu 3 bulan.


Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

2 Juni 2023

Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Pemandu sherpa Nepal ini menyelamatkan pendaki Malaysia yang bergelantungan di tali dan menggigil kedinginan. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS
Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

Seorang pemandu Everest melihat pendaki Malaysia tu berpegangan pada tali dan menggigil kedinginan di daerah yang disebut "zona kematian".


Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

26 Mei 2023

Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp.  (Xinhua/Tang Wei)
Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

Seorang pendaki Nepal yang mendaki Gunung Everest mencatatkan rekor ke-28 kalinya minggu ini.


Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

21 Mei 2023

Pendaki melintasi sungai gletser kering menuju Periche. Dingboche dan Lobouche terdapat tempat bernama Periche dan Thukla. Pericha adalah desa kecil yang sangat indah berada di samping aliran sungai gletser yang jernih. Foto: Robertus Robet
Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

Satu pendaki anggota tim Misi Everest Malaysia 2023 meninggal, dan seorang lainnya hilang setelah mencapai puncak gunung tertinggi dunia itu.


Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

4 Mei 2023

Suasana di Everest Base Camp, Nepal. Pendakian ke Puncak Everest dari sisi Nepal, bermula dari Everest Base Camp (EBC), di ketinggian 5.364 meter. Untuk mencapai EBC, pengunjung harus melalui penerbangan domestik dari Kathmandu ke Lukla. Foto: Robertus Robet
Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

Dr Podolskiy dan timnya menghabiskan tiga minggu menggigil di Gletser Trakarding-Trambau dengan pemandangan penuh Gunung Everest.


Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun

16 Januari 2023

Co-pilot Anju Khatiwada. Foto : ABP News )
Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun

Anju Khatiwada, co-pilot yang menjadi salah korban jatuhnya pesawat Yeti Airlines Nepal, menyusul suaminya, seorang pilot yang tewas 16 tahun lalu.