Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turun dari Everest, Pendaki Indonesia Butuh 3 Hari ke Base Camp

image-gnews
Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Everest dimulai dari Desa Zhaxizongxiang, yang berada di ketinggian 4.150 mdpl. instagram.com
Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Everest dimulai dari Desa Zhaxizongxiang, yang berada di ketinggian 4.150 mdpl. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah berhasil mengibarkan bendera Merah-Putih di puncak Everest, mahasiswi pendaki gunung Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, akan butuh 3 hari untuk turun sampai ke Everest Base Camp.

Fransiska dan Mathilda adalah anggota Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unversitas Parahyangan (WISSEMU). “Puji Tuhan Summit! Saat ini tanggal 17 Mei 2018, pukul 5.50 Sang Saka Merah Putih berkibar di puncak Everest," demikian Mathilda Dwi Lestari mengabarakan via komunikasi satelit ke tim pendukung.

Baca juga: Dua Mahasiswi Indonesia Berhasil Mencapai Puncak Everest

Pencapaian puncak gunung tertinggi di dunia yang berada di ketinggian 8.848 meter dari permukaan laut itu menjadi pelengkap misi ekspedisi mencapai tujuh gunung tertinggi di di tujuh benua dunia atau Seven Summits. Tim merintisnya secara bertahap sejak 2014 dimulai dari pendakian ke puncak Gunung Carstenz di Papua.

Anggota tim pendukung di Bandung, M.Reinaldo Theta Auriga mengatakan, perkiraan waktu turun dari puncak selama tiga hari. Sampai di ke Everest Base Camp kembali pada 20 Mei 2018. "Kalau untuk turun jalurnya masih sama dengan waktu naik," katanya Kamis, 17 Mei 2018.

Sementara mantan anggota tim pendaki, Dian Indah Carolina (alias Caro) mengatakan, setelah mengibarkan Merah Putih di puncak, tim kembali ke Camp 3.

"Kami terharu ketika mendengar bendera Merah Putih dapat berkibar sekali lagi di puncak tertinggi di dunia. Kami sangat bersyukur masih dapat mendengar berita menggembirakan dan bangga sebagai perempuan Indonesia," katanya kepada Tempo, Kamis, 17 Mei 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim dan keluarga sangat menantikan kepulangan Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari. "Penasaran mau dengar mereka bercerita perasaan dan pengalaman selama disana," kata Caro.

Rencananya mereka dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 30 Mei 2018.

Ekspedisi ini didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), Multi Karya Asia Pasifik Raya, Universitas Katolik Parahiyangan, dan Mahitala UNPAR.

ANWAR SISWADI

Bacar juga: Dari Mana Asal Suara-suara Saat Mendaki Gunung Everest?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

26 Februari 2024

Ilustrasi pendaki Gunung Everest (Pixabay)
Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.


17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

4 Januari 2024

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika. Foto: Canva
17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika.


Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

31 Oktober 2023

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal 15 Januari 2020. REUTERS/Monika Deupala
Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

Gunung Everest di Nepal yang tertutup salju telah kehilangan hampir sepertiga esnya dalam lebih dari 30 tahun akibat pemanasan global


Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

31 Oktober 2023

Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)
Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

Kementerian Luar Negeri Malaysia memastikan seorang pejabatnya, Parthiban A/L Kandasamy, 38 tahun, meninggal saat melakukan pendakian ke Everest.


Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

27 Juli 2023

Pendaki gunung Norwegia Kristin Harila,  di Kathmandu, Nepal 4 Mei 2023. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

Seorang wanita Norwegia dan pemandu sherpa-nya berhasil mendaki 14 puncak gunung di atas 8.000 meter hanya dalam waktu 3 bulan.


Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

2 Juni 2023

Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Pemandu sherpa Nepal ini menyelamatkan pendaki Malaysia yang bergelantungan di tali dan menggigil kedinginan. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS
Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

Seorang pemandu Everest melihat pendaki Malaysia tu berpegangan pada tali dan menggigil kedinginan di daerah yang disebut "zona kematian".


Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

26 Mei 2023

Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp.  (Xinhua/Tang Wei)
Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

Seorang pendaki Nepal yang mendaki Gunung Everest mencatatkan rekor ke-28 kalinya minggu ini.


Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

21 Mei 2023

Pendaki melintasi sungai gletser kering menuju Periche. Dingboche dan Lobouche terdapat tempat bernama Periche dan Thukla. Pericha adalah desa kecil yang sangat indah berada di samping aliran sungai gletser yang jernih. Foto: Robertus Robet
Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

Satu pendaki anggota tim Misi Everest Malaysia 2023 meninggal, dan seorang lainnya hilang setelah mencapai puncak gunung tertinggi dunia itu.


Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

4 Mei 2023

Suasana di Everest Base Camp, Nepal. Pendakian ke Puncak Everest dari sisi Nepal, bermula dari Everest Base Camp (EBC), di ketinggian 5.364 meter. Untuk mencapai EBC, pengunjung harus melalui penerbangan domestik dari Kathmandu ke Lukla. Foto: Robertus Robet
Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

Dr Podolskiy dan timnya menghabiskan tiga minggu menggigil di Gletser Trakarding-Trambau dengan pemandangan penuh Gunung Everest.


Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun

16 Januari 2023

Co-pilot Anju Khatiwada. Foto : ABP News )
Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun

Anju Khatiwada, co-pilot yang menjadi salah korban jatuhnya pesawat Yeti Airlines Nepal, menyusul suaminya, seorang pilot yang tewas 16 tahun lalu.