TEMPO.CO, Jakarta - Film Benyamin Biang Kerok yang diperankan aktor Reza Rahadian mengambil lokasi syuting, salah satunya, di Kota Tua Jakarta. Film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini mengambil judul yang sama dengan film yang diperankan Benyamin Sueb pada 1972.
Baca juga: 5 Lokasi Film Horor yang Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
Reza Rahadian mengatakan tempat yang menjadi lokasi syuting di antaranya kawasan wisata Kota Tua, Jagorawi, Studio Karno's di Cibubur, serta di Monumen Nasional atau Monas.
Delia Husein yang tinggal di Jakarta Pusat tidak asing dengan tempat-tempat wisata yang jadi lokasi syuting film ini. "Rumah saya di kota (Pasar Baru). Jadi syuting di Kota Tua, lima menit sampai," kata dia saat berkunjung ke Gedung Tempo, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Kota Tua adalah kawasan di pesisir Jakarta yang dibangun perusahaan dagang Hindia-Belanda, VOC, pada 1619. Di area ini terdapat banyak gedung-gedung kuno di Oud Batavia. Mislanya, gedung Kerta Niaga dan Tjipta Niaga-yang sering digunakan untuk berfoto dan syuting videoklip-di Jalan Kali Besar Timur.
Dalam proses revitalisasi kota tua, menurut rencana kedua gedung yang di bangun pada awal abad XX itu difungsikan sebagai hotel dan galeri seni.
Di kawasna ini kita temui pula Museum Fatahillah. Gedung ini dulunya adalah bekas pusat pemerintahan Hindia-Belanda.Suasana pengunjung yang memadati kawasan Kota Tua di Jakarta, 1 Januari 2018. Libur tahun baru 2018 dimanfaatkan warga untuk berwisata di sejumlah lokasi di berbagai daerah. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pembenahan Kota Tua ini bertujuan, di antaranya, mengejar status tujuan wisata warisan dunia versi UNICESCO, badan PBB untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan. Patut dicatat tiga dari delapan kota peninggalan Belanda di negara lain sudah ditetapkan menjadi warisan dunia. Ketiganya adalah Galle di Srilanka, Willemstead di Karibia, serta Paramaribo di Suriname.
Lelah berkeliling museum kita bisa mampir ke gang sejajar Museum Wayang. Area ini makin hidup setelah ada tiga kafe yang asyik untuk nongkrong dari sore sampai malam. Sekilas area ini jadi mirip dengan Hang Jebat atau Jonker Street, Melaka, Kota Tua-nya Malaysia. Melaka sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs warisan sejarah.
Salah satu yang hip di area kafe Kota Tua adalah Historia Cafe. Eksterior kafe ini tampak bersahaja. Namun di dalamnya kita bakal menemukan sederet sofa empuk dengan pernak-pernik yang menguatkan gaya modern vintage.
Di Historia Cafe, kita bisa menyeruput beragam kudapan tradisional dan mocktail, sembari menikmati alunan musik jazz. Pas untuk meredakan tegangan otot setelah berkeliling kawasan seluas 1,3 kilometer persegi itu.
REZKY ALVIONITASARI | DINI PRAMITA
Artikel Lain: