Mencicipi Wedangan Khas Solo di Antara Barang-barang Jadul
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Minggu, 14 Januari 2024 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kalau di Yogyakarta ada angkringan, di Solo ada wedangan atau HIK, kependekan dari hidangan istimewa kampung. Kuliner Solo ini dapat dijumpai hampir setiap perempatan atau pertigaan kota. Biasanya makanan dijajakan dengan gerobak dengan tenda biru atau oranye, lampu teplok, dan anglo dengan teko untuk merebus air.
Tapi wedangan yang satu ini beda dengan yang lain karena menempati sebuah rumah zaman dulu atau jadul. Namanya Wedangan Pendhopo. Wedangan ini berada di antara permukiman penduduk, tepatnya di Jalan Srigading I No.7 Mangkubumen, Solo. Untuk menuju ke sana, pengunjung harus memarkir kendaraan di luar, lalu masuk dengan berjalan kaki melewati gang di antara rumah-rumah lama.
Dari luar, Wedangan Pendhopo tidak terlalu mencolok. Bagian depan rumah berwarna hijau putih ini dihiasi dengan tanaman rambat dengan sebuah papan kecil bertuliskan "Wedangan Pendhopo" di atas pintunya.
Begitu masuk, tamu akan disambut dengan berbagai barang jadul, dari peti kayu, wayang, foto-foto lama, lonceng klontong, sampai sepeda ontel. Meja dan kursinya pun tak kalah jadul, ditutupi dengan taplak meja dari batik lawasan. Sayup-sayup terdengan tembang Jawa yang membuat pengunjung seolah berada masa lalu.
Pemilik wedangan ini, Ustiani, 59, mengatakan bahwa wedangan ini sudah dibuka sejak 2011. Tapi semua barang yang ada di sini dia kumpulkan sejak lama. "Sebelumnya sudah senang mengumpulkan barang-barang, ada tempatnya, lalu terpikir mau buat apa. Wedanganlah yang kami bisa," kata Ustiani yang ditemui Desember lalu.
Dia memilih nama Pendhopo karena kata itu identik dengan kumpul-kumpul, meskipun tempatnya sama sekali tidak seperti pendopo yang dibayangkan orang. "Harapan kami, Wedangan Pendhopo bisa menjadi tempat berkumpul banyak orang, dari muda sampai keluarga," kata dia.