TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) atau kini bernama InJourney Destination Management (IDM) menyiapkan penataan ulang atau re-masterplan kawasan destinasi Candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono mengungkap, penataan ulang kawasan Borobudur salah satunya bertujuan menaikkan kunjungan wisatawan mancanegara, terutama umat Buddha yang jumlahnya cukup besar di dunia.
"Umat Buddha di dunia itu berkisar 490 juta orang, sebagian besar tersebar di Asia terutama Asia Tenggara," kata Maya dalam keterangan pers Kamis, 19 September 2024.
Untuk kawasan Asia Tenggara, populasi umat Buddha terbesar berada di Thailand yang mencapai 64 juta orang.
"Kalau kita bisa ambil 3 persen dari 64 juta wisatawan asal Thailand itu saja mau datang ke Borobduur, maka sangat berdampak signifikan bagi perekonomian daerah terutama Magelang dan Jawa Tengah," ujar dia.
Oleh sebab itu, kata Maya, penataan ulang Candi Borobudur ini dilakukan ke sejumlah aspek untuk menguatkan unsur heritage, cultural, sekaligus spiritual nya.
Empat Pilar Penataan
Lantas, penataan yang akan dilakukan seperti apa? Maya mengungkap, penataan Borobudur mengutamakan empat pilar utama, yaitu pilar konservasi, penghijauan, spirtual, dan pendidikan.
Adapun remasterplan Borobudur akan mencakup sejumlah aspek utama. Pertama, diawali dengan pembenahan manajemen. Manajerial kawasan Borobudur tak akan dicampur lagi dengan manajerial destinasi lain yang dikelola InJourney Destination Management (IDM) atau PT TWC seperti Candi Prambanan dan Ratu Boko. Borobudur akan dikelola secara single otority management atau secara tunggal melalui organisasi baru bernama Taman Wisata Borobudur atau TWB.
"Surat keputusan pengelolaan Borobudur secara single otority management sudah diteken Presiden (Joko Widodo) per hari ini," kata dia.
Kedua, penataan akses keluar masuk Candi Borobudur. Dalam penataan ini dilakukan pemindahan main gate atau gerbang utama pintu masuk ke Borobudur.
"Main gate kami buat baru di Kampung Seni Kujon, di mana diakses itu akan ada museum di sana juga plaza," kata dia.
Ketiga, InJourney juga akan membangun semacam pusat meditasi spiritual di kompleks Candi Borobudur. Pusat meditasi ini diperuntukkan bagi masyarakat khususnya umat Buddha berdoa saat berkunjung di candi tersebut.
Keempat, InJourney juga akan mengembalikan angka Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sekitar Candi Borobudur di bawah 4 persen atau menjadi 3,9 persen sesuai rekomendasi Unesco. KDB merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan yang dapat dibangun dengan luas lahan atau bidang tanah di sekitarnya.
"KDB ini kami jaga karena mengutamakan konsep hijau, maka penghijauan kami perbanyak," ujar dia.
Maya mengatakan penataan Borobudur juga mempertimbangkan aspek edukasi. Sehingga museum di kompleks Borobudur penting ditata kembali.
"Termasuk saat relokasi UMKM, kami juga melakukan kurasi," kata dia.
MoU dengan Thai Airways
Dengan seluruh aspek dalam penataan ulang itu, InJourney juga menyiapkan strategi dalam mendatangkan wisatawan mancanegara terutama Thailand.
Salah satunya telah meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Thai Airways untuk membuka konektivitas jalur penerbangan langsung dari Bangkok Thailand langsung ke bandara International Yogyakarta Airport atau Bandara YIA Yogyakarta.
Adapun Direktur Utama InJourney Destination Management Febrina Intan menuturkan, selain memperbanyak ruang terbuka hijau di kompleks Candi Borobudur, penataan ini juga menyiapkan sejumlah fasilitas baru dan modern. Fasilitas itu antara lain taman lanskap, museum, dan Kampung Seni Borobudur. Pengunjung akan dapat merasakan pengalaman yang lebih beragam, mulai pertunjukan seni hingga ruang istirahat yang nyaman.
Pilihan Editor: Menyusuri Jejak Peradaban Borobudur di Desa Wisata, dari Sawah, Sungai, sampai Meja Makan