Jaga Kenyamanan Masa Kampanye, Yogyakarta Larang Pendukung Partai Pakai Knalpot Blombongan

Sabtu, 6 Januari 2024 16:00 WIB

Andong tengah parkir di jalur lambat Jalan Malioboro, Yogyakarta. Tempo/Tulus Wijanarko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu daya jual Yogyakarta di mata wisatawan adalah suasananya yang nyaman selain ragam destinasinya. Kota Yogyakarta, bahkan telah memiliki jalur-jalur trotoar khusus yang sudah direvitalisasi sehingga wisatawan makin menikmati suasana khas itu.

Untuk menjaga suasana khas kota yang nyaman bagi warga dan wisatawan yang berkunjung itu, Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) mengumpulkan puluhan laskar pendukung partai politik atau parpol peserta Pemilu 2024 pada Jumat, 5 Januari 2024 di markas Polda DIY.

Puluhan laskar itu diajak menandatangani kesepakatan bersama bertajuk Jogja tanpa Knalpot Blombongan.

Dalam momentum itu, para perwakilan tiap laskar pun diajak bersepakat agar pada masa kampanye terbuka Pemilu 2024 nanti tidak ada lagi yang menggunakan knalpot sepeda motor yang dimodifikasi sehingga bunyinya memekakkan telinga.

"Jogja tanpa Knalpot Blombongan ini gerakan bersama untuk menciptakan situasi yang lebih kondusif terutama saat masa kampanye terbuka Pemilu 2024 pada 21 Januari hingga 10 Februari 2024 nanti," kata Kepala Kepolisian DIY Inspektur Jenderal Polisi Suwondo Nainggolan Jumat.

Advertising
Advertising

Keberadaan knalpot blombongan, terlebih jika dibunyikan bersama sama, tak hanya mengganggu kenyamanan pengguna jalan lain, tapi juga bisa berpotensi memicu gesekan dengan kelompok masyarakat lain yang merasa terganggu.

"Oleh sebab itu, para laskar partai politik perlu juga membuat kesepakatan bahwa nanti di titik-titik keberangkatan konvoi, kepolisian akan turut melakukan pengecekan apakah masih ada yang memakai knalpot blombongan itu atau tidak," kata Suwondo.

"Jika ditemukan masih ada peserta konvoi yang menggunakan knalpot blombongan, harus disepakati juga yang bersangkutan tidak boleh ikut konvoi itu," imbuh dia.

Polda DIY, kata Suwondo, tak segan menindak tegas apabila nantinya ada yang masih nekat menggunakan knalpot blombongan saat kegiatan.

Polda DIY mencatat, sepanjang tahun 2023 sudah menyita tak kurang 18.288 knalpot blombongan. Pemilik kendaraan diwajibkan mengganti knalpotnya dengan knalpot standar.

Suwondo menambahkan knalpot blombongan yang sudah disita selama ini telah dikumpulkan. Pihaknya akan berkolaborasi dengan para seniman yang ada di Yogyakarta untuk membuatnya menjadi bahan instalasi seni, sebagai momentum berakhirnya penggunaan knalpot blombongan di wilayah Yogyakarta

Adapun untuk memastikan masa kampanye terbuka berjalan aman tanpa potensi gesekan dan juga kerawanan lain, personel kepolisian akan turut diterjunkan untuk mengawal.

"Pengawalan konvoi itu, baik dari tempat tujuan dan kembali selesai melaksanakan kegiatan," ujar Suwondo.

Salah satu perwakilan laskar yang turut menandatangani kesepakatan Jogja tanpa Knalpot Blombongan itu adalah Hari Palang dari laskar Tentara Langit yang merupakan laskar PDI Perjuangan Yogyakarta. Ia mengatakan terus mengimbau agar para anggotanya tertib berlalu lintas di masa kampanye terbuka nanti.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan para simpatisan lain untuk menjaga situasi kondusif Yogyakarta," kata dia.

Adapun Komandan Laskar Arafat, salah satu laskar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Yogyakarta, Yanto Gombloh, juga akan mensosialisasikan kepada anggotanya terkait larangan penggunaan knalpot blombongan. “Kami sepakat tidak lagi penggunaan knalpot blombongan, kami akan mendukung gerakan Jogja tanpa Knalpot blombongan,” katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Dhaup Ageng Puro Pakualaman Yogyakarta Diprediksi Jaga Tren Reservasi Hotel Pasca Libur Nataru

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

7 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

20 jam lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya