Cerita dan Fakta tentang Rendang, Sempat Jadi Menu Utama Gala Dinner KTT G20

Reporter

Tempo.co

Jumat, 18 November 2022 07:27 WIB

Ilustrasi rendang. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliner khas nusantara ini mungkin disukai sebagian besar masyarakat Indonesia, dan mungkin dunia. Pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia, rendang menjadi sajian yang selalu jadi pilihan untuk lauk santapan.

Rendang pun menjadi salah satu olahan yang disajikan untuk menu utama Gala Dinner KTT G20 lalu. Menu khas nusantara itu berupa rendang wagyu yang merupakan perpaduan dari daging sapi wagyu has dalam dari Lampung dengan bumbu rendang khas Sumatera Barat.

Hidangan itu disajikan bersama singkong dan kentang kukus tumbuk yang disempurnakan dengan wortel muda, ditambah sambal Likupang yang dihias dengan asparagus dalam kuah kunyit khas Bali dan bubur terong balado. Sajian itu pastinya sukses memuaskan lidah para delegasi.

Para pemimpin dan delegasi G20 menikmati santap malam yang disuguhkan Presiden RI Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di GWK, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

Bicara soal rendang, makanan ini memang cukup tersohor di kancah dunia. Tak hanya rasanya yang menarik, rendang memiliki sejumlah fakta menarik juga.

Advertising
Advertising

Sejarah Rendang

Rendang merupakan masakan tradisional dari daerah Minangkabau yang ditemukan pada awal abad ke-19. Gusti Anan, seorang sejarawan di Universitas Andalas di Padang berpendapat bahwa rendang muncul ketika orang Minangkabau sering bepergian ke Singapura melalui Selat Malaka.

Perjalanan mereka membutuhkan waktu yang lama dengan perjalanan lewat air hingga satu bulan lamanya. Dikarenakan tidak ada desa di sepanjang jalan, para pengembara ini menyiapkan makanan yang awet, dan makanan itu adalah rendang.

Rendang sendiri berasal dari kata “merandang” yang berarti santan yang direbus hingga perlahan mengering. Ini cocok dengan rendang yang membutuhkan waktu sangat lama untuk memasak hingga kuahnya kering.

Sejarah Rendang juga tidak terlepas dari kedatangan bangsa Arab dan India di pesisir barat Sumatera. Diyakini bahwa pada abad ke-14, banyak orang India yang tinggal di daerah Minang dan orang-orang ini memperkenalkan bumbu dan rempah-rempah.

Ada juga yang mengklaim bahwa hidangan gulai yang menjadi makanan khas India dan diperkenalkan ke wilayah Minang pada abad ke-15 menjadi bahan dasar dari rendang itu sendiri. Hal ini sangat dimungkinkan karena pada saat itu ada perjanjian dagang dengan India.

Pewaris tahta kerajaan Paguruyung itu juga mengemukakan kemungkinan rendang adalah olahan gulai lainnya. Bedanya, rendang memiliki karakteristik yang lebih kering sehingga memiliki umur simpan yang jauh lebih lama dibandingkan kari.

Filosofi Rendang

Kuliner ini memiliki filosofi yang mendalam berdasarkan bahan yang digunakan. Daging yang digunakan melambangkan tokoh adat. Kokosa (santan) melambangkan kaum intelektual, cabai melambangkan ulama yang tegas mengajarkan ilmu agama dan rempah-rempah seperti (kapulaga,bawang putih, cabai merah, jahe lengkuas dan lain-lain) melambangkan seluruh masyarakat Minangkabau.

Disuguhkan untuk kaum bangsawan

Mulanya menu rendang ini biasanya hanya disuguhkan kepada para bangsawan, terutama saat perjalanan jauh. Selain itu, karena bahan bakunya cukup mahal, dengan menggunakan daging seperti daging kambing dan kerbau serta kelapa tua yang berkualitas baik.

Kuliner yang tahan lama

Rendang disebut bisa tahan 3-4 minggu di suhu ruangan. Bahkan masakan ini bisa bertahan hingga tiga bulan jika proses pemasakan dan penyimpanannya benar-benar baik berkat bumbu yang mengandung pengawet alami. Proses memasaknya sendiri memerlukan waktu 7-8 jam.

Rendang berasal dari wilayah pegunungan

Rendang ini berasal dari daerah pegunungan Sumatera Barat seperti Pariangan dan Padang. Dari wilayah pegunungan makanan rendang ini akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

Sampai saat ini, rendang masih menjadi kuliner yang disukai oleh banyak orang, termasuk warga asing. Rendang juga ternyata seringkali menjadi sarana diplomasi kuliner.

JENIATI ARTAULI TAMPUBOLON

Baca juga: 10 Makanan Khas Padang yang Wajib Dicoba, Bukan Semata Rendang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

3 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

17 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

5 Hidangan Lebaran Khas Berbagai Daerah di Indonesia

23 hari lalu

5 Hidangan Lebaran Khas Berbagai Daerah di Indonesia

Ada banyak variasi hidangan Lebaran, termasuk makanan ringan seperti lemang

Baca Selengkapnya