Kampung Ketandan: Tan Jin Sing dan Daerah Pecinan Yogyakarta

Reporter

Tempo.co

Kamis, 6 Januari 2022 09:31 WIB

Kampung pecinan Ketandan di Jalan Malioboro Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda sedang berlibur di Yogyakarta dan mengunjungi Malioboro, Yogyakarta pasti Anda akan menjumpai sebuah tempat bernama Kampung Ketandan. Kampung ini terletak di kawasan Malioboro dan berada di perempatan yang menghubungkan Jalan Margo Mulyo, Jalan Beskalan, dan Jalan Ketandan.

Kampung Ketandan ini disebut sebagai kawasan Pecinan yang ada di Yogyakarta karena sepanjang daerah Ketandan banyak dijumpai bangunan-bangunan yang memiliki arsitektur khas Tionghoa. Namun, tahukah Anda sejarah di balik Kampung Ketandan?

Dilansir dari warta.jogjakota.go.id, kehadiran Kampung Ketandan tidak bisa dilepaskan dari hubungan antara budaya Tionghoa, Keraton, dan masyarakat Jogja. Kampung ini ada sejak akhir abad 19 dan digunakan sebagai pusat bermukimnya orang Cina semasa zaman Pemerintah Kolonial.

Ketanda berasal dari kata Tondo yang memili arti ungkapan bagi pejabat penarik pajak atau pejabat tondo, yang oleh Sultan wewenang tersebut diberikan kepada masyarakat etnis Tionghoa.

Keberadaan kampung pecinan Ketandan ini tidak bisa dilepaskan dari seorang tokoh Tionghoa bernama Tan Jin Sing. Tan Jing Sing adalah seorang Kapiten tionghoa dan ia adalah putra dari seorang bangsawan Jawa. Ayahnya adalah Demang Kalibeber dan ibunya adalah keturunan Sultan Amangkurat.

Advertising
Advertising

Saat Tan Jin Sing masih bayi, ayahnya meninggal dunia. Kemudia, terdapat saudagar Tionghoa bernama Oie The Long dan iba ketika melihat Tan Jin Sing dan memutuskan untuk mengadopsi Tan Jin Sing.

Tan Jin Sing tumbuh dalam didikan Oie The Long dan ia mampu menguasasi tiga bahasa, yaitu Mandari, Hokkien, dan Inggris. Saat tumbuh dewasa, ia bertemen karib dengan Gubernur Raffles.

Tan Jin Sing dipercaya untuk menjadi penghubung antara Sultan Hamengku Buwono III dengan Raffles dan karena jasanya tersebut HB III mengangkatnya sebagai bupati dan ia diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat. Selain itu, HB III juga menghadiahi tanah serta mengizinkan etnis Tionghoa untuk bermukim di sana. Kawasan itu saat ini berada di kawasan Malioboro.

EIBEN HEIZIER

Baca: Kampung Ketandan Yogyakarta Disiapkan Jadi Area Pecinan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

23 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

4 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

4 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya