Dinobatkan Jadi Kota Ramah Sepeda, Yogyakarta Masih Perlu Berbenah

Kamis, 23 Desember 2021 20:47 WIB

Wisatawan kini bisa gowes menyusuri perkampungan di Yogyakarta melalui wisata sepeda sembari sedekah. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah pesepeda asyik gowes sore di pinggiran jalan kawasan Jeron Beteng Kota Yogyakarta sisi timur yang hanya selebar lima meteran, berbagi jalan dengan pengguna kendaraan bermotor, Kamis sore, 23 Desember 2021.

Di jalur yang sudah ditetapkan Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai salah satu rute sepeda wisata sejak 2020 itu, para pengguna jalan baik sepeda dan kendaraan bermotor tak bisa adu kecepatan karena terdapat sejumlah polisi tidur untuk memperlambat laju pengguna kendaraan. Di setiap simpang jalur sepeda itu, dipasang kaca pembesar sehingga pesepeda dan pengguna jalan lain bisa melihat kendaraan yang berpotensi berpapasan.

“Sebenarnya dari sisi kenyamanan, keragaman, dan keamanan, jalur-jalur sepeda di Kota Yogyakarta sudah sangat mendukung, khususnya di rute yang sudah ditetapkan jadi jalur wisata sepeda,” kata pegiat sepeda kawakan Triyanto yang juga pendiri komunitas Jogjabike kepada Tempo, Kamis.

Kota Yogyakarta pada 2020 menetapkan lima kawasan sebagai rute wisata sepeda di dalam kota. Pertama, jalur Pasar Pakuncen - Plaza Pasar Ngasem atau disebut rute Tilik Jeron Beteng sepanjang 8,68 kilometer. Kedua, jalur Kotagede–Bendungan Lepen atau rute Romansa Kota Lawas sepanjang 13,3 kilometer. Ketiga, jalur Jalan Jenderal Sudirman - Museum Pangeran Diponegoro atau rute Jajah Kampung Susur Sungai dengan panjang 6,55 kilometer. Keempat, jalur Museum TNI - Makam Wijayabrataatau rut Jajah Kampung sepanjang 6,5 kilometer. Kelima, rute Taman Pintar sepanjang 6,17 kilometer.

Meski begitu, Triyanto memberi catatan, dari parameter pengguna sepeda khususnya yang memakai sepeda untuk bekerja (bike to work), Kota Yogyakarta belum memenuhinya. “Belum sampai 10 persen pengguna sepeda di Yogya yang memakai aktivitasnya bekerja menggunakan sepeda, kecuali pekerja dan kegiatan di sektor informal seperti pasar,” kata dia.

Advertising
Advertising

Aktivitas bersepeda ke perkantoran, menurut Triyanto, masih didominasi kalangan instansi pemerintahan pada waktu tertentu. Upaya mengkampanyekan sepeda untuk bekerja belum seefektif kampanye sepeda untuk moda wisata.

“Karena yang disiapkan pemerintah memang baru dari jalur-jalur untuk wisata sepedanya, melalui lima rute itu,” ujar Triyanto.

Triyanto mencatat sebenarnya sarana pendukung untuk mendorong masyarakat nyaman bersepeda sudah cukup lengkap. Di berbagai jalan utama perkotaan Yogya hampir tak ada satu pun titik simpang jalan yang saat ini tak diberi ruang tunggu sepeda.

Begitupun di pusat pusat keramaian seperti pusat wisata Jalan Malioboro, pusat perkantoran Jalan Mangkubumi dan Jalan Sudirman serta jalan besar lainnya tersedia tempat parkir sepeda. Namun, kata Triyono, sarana-sarana ini masih perlu pematik dan pengawasan sesuai fungsinya.

“Pengawasan sarana bagi pesepeda dari pemerintah ini yang masih kurang, tak cukup hanya sarana, karena muaranya kembali pada soal penghormatan perilaku pengguna jalan pada pengguna jalan lain,” kata Triyono.

Triyanto mencontohkan, bukan rahasia umum, jalur sepeda di Yogyakarta yang tak didukung pengawasan dan rambu lalu lintas seringkali diserobot untuk parkir kendaraan seperti mobil dan motor. “Yang ditakuti pengguna kendaraan bermotor adalah rambu dan pengawasannya, ketika tak ada rambu larangan parkir, jalur sepeda itu jadi lokasi parkir mobil atau motor,” kata dia.

Meski begitu, Triyanto menuturkan angka kriminalitas dan kecelakaan pesepeda di Kota Yogyakarta memang sangat minim. Dalam arti dalam setahun belum tentu ada satu kejadian.

“Kejahatan pada pesepeda pernah terjadi di DIY, tapi bukan di Kota, melainkan di Kabupaten Sleman. Itu pun karena dendam pelakunya kepada setiap perempuan pengguna sepeda akibat diputus pacarnya karena tak bisa membelikan sepeda,” ujar Triyanto.

Kelebihan Kota Yogyakarta sebagai kota ramah sepeda, ujar Triyanto, karena berani menggeser rute-rute sepeda dari jalur mainstream ke perkampungan. “Jadi wisatawan yang datang tidak terpaku pada jalur mainstream, namun juga dikenalkan dan dipandu ke jalur perkampungan karena dari sisi keamanannya juga terjamin,” kata dia.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi membenarkan masih ada berbagai evaluasi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta ramah sepeda. Ia mengakui sangat berat mewujudkan ramah sepeda jika dilakukan sendirian.

“Kami masih perlu menambah sejumlah penanda atau rambu jalur gowes, termasuk memberi tempat khusus sepeda di perempatan atau lampu merah,” kata Heroe.

Heroe yang setiap akhir pekan dikenal suka memonitor Kota Yogya dengan bersepeda itu menuturkan penambahan pitstop atau rest area atau tempat untuk berhenti pesepeda di Kota Yogya juga masih kurang. “Kami mencoba mengajak masyarakat untuk ikut melengkapi fasilitas tempat-tempat parkir sepeda, di sejumlah tempat seperti depan toko mereka, tempat-tempat pertemuan, juga perkantoran,” kata dia.

Menurut Heroe, untuk mendorong aktivitas masyarakat bersepeda dengan segala aktivitasnya tak bisa dilakukan dengan sekedar sosialisasi tapi juga keteladanan. “Kami terus merangkul berbagai komunitas sepeda di Yogyakarta yang sudah tumbuh sangat banyak, membantu memberi teladan di sekitarnya untuk menjadikan sepeda sebagai kendaraan yang bisa mengantar kemanapun,” ujarnya.

Kota Yogyakarta sendiri meraih penghargaan kota ramah sepeda dari Bike to Work pada Selasa, 21 Desember 2021 lalu. Heroe mengatakan pihaknya juga tidak pernah mengira menerima penghargaan ini karena pihaknya tidak tahu kalau ikut dinilai. “Yang menilai dari Bike to Work Indonesia,” kata dia.

Baca juga: Sultan Minta Wisatawan di Yogyakarta Penuh Kesadaran dan Legawa, Waspada Omicron

Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

11 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

12 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya