Sultan Yogyakarta: Jangan Hanya Lihat Budaya Supaya Batik Tak Lekang Masa

Minggu, 7 November 2021 17:17 WIB

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan permaisuri GKR Hemas membatik bersama dalam penutupan JIBB 2021, Sabtu 6 November 2021. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pelestarian batik tak bisa dilakukan hanya berangkat dari aspek kebudayaan saja. Dia mengingatkan masyarakat agar memperluas sudut pandang tentang batik hingga ke aspek ekonomi.

"Untuk membangun masa depan batik Indonesia, tidak hanya dilihat dari sisi kebudayaan, melainkan juga kepentingan ekonomi masyarakat," kata Sultan di sela penutupan Jogja International Batik Biennale atau JIBB di Yogyakarta pada Sabtu, 6 November 2021.

Batik selama ini bisa terus hidup karena konsistensi para perajin yang produktif dari masa ke masa. Juga masih tingginya permintaan batik sebagai sandang dan cenderamata wisatawan. Termasuk masih ada berbagai perhelatan untuk mengapresiasi batik yang dihasilkan, seperti ajang Jogja International Batik Biennale (JIBB) yang menjadi peringatan Jogja Kota Batik Dunia.

"Melalui ajang JIBB ini, batik terus dapat lebih dikenal di kancah dunia dan dapat menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Batik," ujar Raja Keraton Yogyakarta yang dalam kesempatan itu turut membatik bersama permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Sultan Hamengku Buwono X menambahkan, saat ini batik semakin populer dan menjadi salah satu kebutuhan dunia. "Melalui karya kreatif dalam batik, semoga segera memulihkan ekonomi negeri ini," ujar Sultan.

Advertising
Advertising

GKR Hemas yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) DI Yogyakarta, mengatakan Yogyakarta sebagai penyandang gelar International World Batik Heritage, harus dapat mengelola gelar tersebut dengan baik, merawat, mengembangkan batik, dan mendorong masyarakat memanfaatkan predikat itu dengan sebaik-baiknya.

Secara daring, dalam sambutannya Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengatakan, JIBB menjadi narasi kuat dan bukti mahakarya produk tradisi Indonesia yang mahamakna dengan filosofi mengakar. "Saya berharap melalui Jogja Membatik Dunia, UMKM terkait wastra tradisional, termasuk batik Indonesia dapat bangkit dan meraja di pasar global," kata Teten.

Ekspor batik Indonesia pada 2020 mencapai USD 532,7 juta atau Rp 7,5 triliun. Industri batik telah memberdayakan 200 ribu tenaga kerja dari 47 ribu unit usaha yang tersebar di 101 sentra batik Indonesia.

Baca juga:
100 Warga Kota Yogyakarta Membatik Motif Ceplok Mangkoro

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

21 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

2 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

7 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya