Cara Yogyakarta Bikin Wisatawan Mancanegara Betah Tinggal Hingga 1 Tahun

Jumat, 29 Oktober 2021 06:31 WIB

Kampung Prawirotaman Yogyakarta selama ini menjadi surga bagi turis asing yang berkunjung ke Yogyakarta.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebelum pandemi Covid-19, wisatawan mancanegara yang melancong ke Yogyakarta bisa berlama-lama tinggal dan melakukan berbagai aktivitas dilatari sejumlah faktor. Selain biaya hidup Yogya yang relatif murah, ekosistem yang terbentuk di kawasan yang banyak tersebar pusat kesenian, kebudayaan dan pendidikan itu menjadi latar belakang.

"Di Kampung Prawirotaman misalnya, ada wisatawan asing yang tidak hanya tinggal sehari atau seminggu tapi bisa setahun dengan berbagai macam kegiatan," kata Wakil Wali Kota Yogya Heroe Poerwadi, Kamis, 28 Oktober 2021.

Dengan situasi seperti itu, ujar Heroe, Yogya mencoba mengembangkan wisata karakter khusus, yaitu sebuah konsep wisata yang tak hanya mendatangkan dampak pada putaran uang, namun sebuah kultur pertukaran budaya yang menguatkan industri kreatif di Yogyakarta. "Wisatawan mancanegara ini kebanyakan juga para digital nomad yang bisa membawa angin ekosistem untuk pertumbuhan dan perkembangan industri kreatif di Kota Yogyakarta,” kata dia.

Untuk mendorong terbentuknya ekosistem wisata itu, menurut Heroe, perlu ruang yang mendukung di kawasan yang menjadi arena utama pergerakan turis asing itu. Salah satunya co-working space yang bisa menaungi pengembangan industri kreatif.

Pemkot Yogyakarta, kata Heroe, telah mencoba mewujudkan co-working space itu dengan sasaran wisatawan mancanegara di Pasar Prawirotaman, tepatnya di lantai 4. Di sana ada ruang-ruang pertemuan skala kecil, menengah dan besar, studio podcast, studio musik, editing hingga perbankan untuk transaksi.

Advertising
Advertising

"Co-working space di Pasar Prawirotaman lantai 4 itu untuk mengakomodasi para pelaku industri kreatif, termasuk wisatawan manca, para pelaku digital nomad yang kini mulai banyak," kata Heroe.

Tak hanya di Prawirotaman, Heroe menyebut saat ini sebuah pusat desain industri nasional akan dibangun di Kota Yogyakarta, tepatnya di Kampung Terban tak jauh dari Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Pusat desain industri nasional itu akan dikembangkan menjadi coworking space baru sebagai tempat bertemunya para desainer industri dalam konteks luas, seniman hingga budayawan dengan mendekatkan para korporasi untuk membuat pekerjaan bersama. "Misalnya industri fesyen di Kota Yogyakarta dengan potensi produsen kain batik bisa dikembangkan menjadi lebih kompetitif dan produktif," kata Heroe.

Menurut dia, coworking space, digital nomad dan pusat desain industri nasional menjadi ekosistem yang harus dibangun. "Yang penting membangun inkubasi di pusat desain industri nasional sehingga para inkubator yang akan membangun ekosistem industri berdasarkan potensi yang dimiliki di Kota Yogyakarta," ujarnya.

Menurut Heroe, Yogya punya industri kecil menengah batik, kain dan lainnya tapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjadikannya industri fashion yang besar dan mapan. "Jadi di Kampung Terban yang akan menjadi pusat desain industri nasional itu diharapkan menjadi daya ungkit. Terutama agar para desainer industri bertemu para pelaku usaha dan mengembangkannya di Kota Yogyakarta," kata dia.

Heroe mengakui di Yogya keberadaan coworking space mulai semakin banyak yang mengadopsi baik yang diselenggarakan pemerintah maupun pelaku usaha. "Namun yang terpenting coworking space itu bisa connect, membangun inkubasi dan ekosistem industri berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Yogyakarta, sehingga pariwisata dan ekonomi masyarakat hidup," ujarnya.

Baca juga: Cuti Bersama Akhir Tahun Dihapus, Yogyakarta Tetap Waspadai Gelombang Wisatawan

Berita terkait

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

6 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

18 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

18 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

4 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya