Yogyakarta Kota Batik Dunia, Sultan HB X: Saatnya Pulih Usai Pandemi

Rabu, 29 September 2021 07:37 WIB

Puluhan pelajar SD Bopkri Gondolayu membatik bersama-sama untuk menyambut peringatan Hari Batik Nasional di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, (30/9). TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menuturkan Yogyakarta memiliki tugas berat menjaga eksistensinya dengan predikat sebagai Kota Batik Dunia.

“Pencanangan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO pada Oktober 2009 menjadi pengakuan bernilai strategis akan eksistensi batik dan pentingnya batik bagi peradaban nusantara,” ujar Sultan HB X pada forum Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2021 di Hotel Royal Ambarrukmo, Selasa, 28 September 2021.

Sultan menuturkan menjaga eksistensi batik sama dengan menjaga sisi istimewa Yogyakarta yang selama ini turut menjadi sentra batik di Indonesia. Banyak pengrajin batik tersebar di kabupaten/kota Yogyakarta dengan mengusung ciri khas dan corak masing-masing sehingga Yogya turut menjadi singgahan utama para wisatawan yang mencintai batik.

“Yogyakarta memiliki potensi pengembangan batik oleh dukungan pengrajin yang handal, ketersediaan bahan baku, dan distribusi pemasaran,” kata Sultan. “Jadi selain bernilai estetik, batik dapat menjadi penggerak kegiatan ekonomi rakyat dengan serapan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak."

Namun Sultan meminta predikat Yogyakarta Kota Batik dunia perlu dijaga, yaitu bagaimana segala aktivitas terkait batik, mulai dari produksi hingga pameran tak berhenti di masa sulit pandemi Covid-19 ini. “Pameran dapat membangun semangat, membangkitkan geliat dan meningkatkan citra batik Yogyakarta di masa pemulihan akibat pandemi CoViD-19 ini,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Menurut Sultan, beberapa tahun terakhir ini batik kembali menarik perhatian khalayak kala batik kini tidak lagi menjadi fashion yang monoton. “Tanpa menghilangkan unsur budaya, batik kian luwes untuk dapat dipadupadankan membuat tampilan tetap fashionable,” kata dia.

Dengan pengakuan dunia atas batik itu, Sultan pun mendorong masyarakat tak sekedar bangga mengenakan batik. “Tapi juga bisa mempelajari makna filosofis dari setiap corak batik dan melestarikan corak-corak itu,” ujarnya.

Terlebih, menurut Sultan, batik sarat makna simbolis dalam penggunaannya meski saat ini batik sudah menjadi produk global seperti produk fashion lainnya. “Batik bukan lagi hanya milik para tetua yang mapan, tapi sudah bagian dari gaya hidup anak muda,” kata dia.

Permaisuri Sultan HB X yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional DIY Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan kondisi pandemi ini justru memberikan kesempatan yang langka untuk menghelat forum JIBB itu menjadi sebuah acara yang tidak hanya digebyarkan dalam waktu satu bulan. “Namun menjadi acara yang berkesinambungan dan kontinyu selama satu tahun,” kata Hemas dalam kegiatan yang mengusung tema ‘Borderless Batik: From Heritage To Millenial Lifedata-style’ itu.

Hemas menuturkan tema yang diusung ini mengandung makna bahwa seni batik di era modern idealnya dapat berkembang melintasi batasan ruang dan waktu. “Batik juga musti mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta teknologi terkini,” ujarnya.

Menurut Hemas, seni batik juga dapat dikembangkan secara fleksibel dalam menyikapi berbagai batasan formal sehingga seni batik dapat berkembang lebih luas dengan dinamis namun tetap bijaksana, dalam artian tanpa meninggalkan pakem dasarnya. “Seni batik tidak dapat hanya berhenti pada tradisi saja, namun harus mampu melampaui tantangan di era disrupsi seperti saat ini,” kata dia.

Baca juga: Promosi Kabupaten Bantul Yogyakarta di Time Square New York, Ini Potensinya

Berita terkait

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

1 hari lalu

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

1 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

1 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

1 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

2 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

3 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

6 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

6 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

6 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

6 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya