Langkah Yogyakarta Hadapi Mereka yang Nekat Mudik

Rabu, 7 April 2021 21:54 WIB

Pemantauan pendatang di wilayah jalur Yogya-Wonosari Kecamatan Patuk Gunungkidul selama masa pandemi. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum berencana menyiapkan tempat karantina khusus atau shelter terpadu penanganan Covid-19 bagi masyarakat yang nekat mudik saat libur lebaran tahun ini.

Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ini, peran lingkungan di tingkat RT/RW akan dioptimalkan dulu sebagai upaya menegakkan aturan larangan mudik yang diberlakukan 6-17 Mei nanti. "Kami menilai soal antisipasi mudik itu bisa dilokalisir melalui lingkungan melalui RT/RW dan kelurahan,” ujarnya, Rabu, 7 April 2021.

Jika memang di lapangan butuh lokasi karantina, Aji mengatakan pemerintah mendorong hal itu disiapkan di tingkat kelurahan. “Jadi tidak perlu shelter khusus dengan kapasitas besar," kata dia.

Menurut Aji, jika nanti di lapangan tetap ada sejumlah pemudik terlanjur lolos masuk ke Yogyakarta, maka RT/RW yang akan diandalkan jadi garda terdepan. Prinsipnya, bagi orang yang mudik itu karena keperluan mendesak seperti orang tua sakit atau keluarga meninggal.

“Pengurus RT/RW wajib memastikan siapapun yang masuk kampungnya membawa surat bebas corona, jika tidak ada wajib test segera,” ujar Aji.

Advertising
Advertising

Aji mengatakan prosedur bagi mereka yang kedapatan mudik tetap harus ditegakkan. Pertama, melalui bukti tertulis mereka telah melakukan screening GeNose, antigen atau PCR yang hasilnya negatif. Lalu jika hasilnya negatif, mereka bisa tetap tinggal satu-dua hari dulu di rumah.

Dalam mengantisipasi mudik ini, Aji mengatakan pihaknya akan memulai dengan langkah-langkah persuasif dulu. Salah satunya menggerakkan peran warga melalui RT/RW agar bersedia membujuk dan memberi tahu sanak familinya di luar kota agar tidak mudik.

Untuk mendukung aturan larangan mudik, kata Aji, Pemda DIY sendiri tetap akan bergerak. Mereka akan tetap menggencarkan pemeriksaan surat bebas Covid-19 di perbatasan sebelum dan saat aturan itu diberlakukan 6-17 Mei 2021. "Kami juga akan bekerjasama dengan provinsi perbatasan Jawa Tengah soal ini,” ujarnya.

Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Biwara Yuswantana menilai larangan mudik ini akan sukses apabila daerah asal turut melakukan filter. "Filter pertama sebaiknya melalui daerah asal, karena kalau mudik itu berarti akan ada penumpukan warga di suatu daerah khususnya daerah tujuan,” ujarnya

Biwara mengatakan apabila di daerah asal tidak dilalukan filter, maka larangan mudik dikhawatirkan tidak berjalan efektif. “Pemudik bisa saja mencari jalan jalan alternatif demi menghindari pemeriksaan,” kata dia.

Baca juga: Sultan Hamengku Buwono X Minta Detail Aturan PPKM Mikro Ramadan, Mudik, Lebaran

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

17 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

2 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya