Gara-Gara Turis Terlalu Bising, Amsterdam Atur Ulang Pariwisata

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 25 Juni 2020 20:02 WIB

Rumah-rumah warga Amsterdam biasanya tak berkerai atau memiliki gorden. Foto: @balk_photography

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona mengubah wajah Kota Amsterdam, Belanda. Tahun lau, Amsterdam menerima kunjungan 19 juta wisatawan. Mereka datang untuk wisata urban, menikmati kedai kopi, bar, klub malam, dan tentu saja Distrik Lampu Merah.

Dinukil dari Lonely Planet, kebisingan yang diciptakan turis, membuat Amsterdam memikirkan kembali industri pariwisata, untuk membuatnya lebih berkelanjutan dan seimbang.

Amsterdam saat ini memang lengang, karena kekhawatiran terhadap pandemi. Penerbangan internasional yang ditutup, membuat jalan-jalan di pusat kota yang biasanya sibuk menjadi sepi.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan pemeritah kota, Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema mengatakan ada urgensi untuk memikirkan pusat kota di masa depan.

Baca: Museum Keju Amsterdam, Boleh Cicip Kejunya

Advertising
Advertising

"Pertanyaannya mungkin tidak berbeda dari sebelum krisis virus corona, tetapi posisi awalnya adalah seperti apa yang kota yang kami inginkan untuk diri kami sendiri dan untuk siapa kami menginginkannya menjadi tempat yang menarik?," ujar Halsema.

Halsema menegaskan, ekonomi dari pariwisata harus tetap berputar namun juga menjaga warga Amsterdam tetang nyaman dan tenang.

Surat itu juga membahas fakta bahwa ada banyak keluhan tentang kebisingan dan gangguan di sekitar Distrik Lampu Merah dan lapangan hiburan, dan bagaimana overtourism berdampak pada perumahan.

Kota Amsterdam baru-baru ini mengumumkan pembaruan terhadap peraturan perumahannya. Salah satu perubahan adalah bahwa untuk sementara menyewakan properti kepada wisatawan, pemilik rumah harus terlebih dahulu mendaftarkannya dan memiliki izin. Selain itu, hanya properti yang lebih besar dari 100 meter persegi yang dapat dikonversi menjadi dua atau lebih rumah yang lebih kecil. Langkah tersebut untuk mengatur pengembangan pariwisata dalam jangka pendek.

Perubahan tersebut merupakan bagian dari Peraturan Perumahan dan Regulasi Kelompok Target Baru, yang diharapkan mulai berlaku pada 1 Januari 2021. Peraturan tersebut akan mencakup biaya penalti untuk pemilik tanah atau properti yang ditemukan melanggar peraturan.

Sejumlah pengunjung menikmati minumannya saat berada di kafe yang baru dibuka kembali setelag ditutup akibat pandemi COVID-19 di Leidseplein Square, Amsterdam, Belanda, 1 Juni 2020. REUTERS/Eva Plevier

Menurut Wali Kota Halsema, jumlah pengunjung yang besar mendorong harga sewa yang tinggi pula. Ini menyulitkan warga Amsterdan sendiri, yang membutuhkan tempat tinggal.

Poin-poin peraturan tersebut, agar semua Amsterdammers dan orang-orang Belanda, dapat kembali menikmati perumahan, dan mengembalikan keseimbangan antara hidup, bekerja dan rekreasi.

Berita terkait

Tangga Bersejarah dari Perang Dunia II di Hawaii Dibongkar, Banyak Wisatawan Abaikan Peringatan

1 hari lalu

Tangga Bersejarah dari Perang Dunia II di Hawaii Dibongkar, Banyak Wisatawan Abaikan Peringatan

Haiku Stairs di Hawaii ditutup untuk umum sejak 1987 karena dianggap berbahaya. Namun, banyak wisatawan tetap menaikinya dan mengabaikan peringatan.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

4 hari lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

9 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

9 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

12 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

14 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

15 hari lalu

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

17 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

17 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Wisatawan Dilarang Berfoto di Luar Sagrada Familia Barcelona setelah Muncul Tren Berbahaya

27 hari lalu

Wisatawan Dilarang Berfoto di Luar Sagrada Familia Barcelona setelah Muncul Tren Berbahaya

Sagrada Familia di Barcelona, Spanyol, menarik 4,7 juta pengunjung setiap tahun.

Baca Selengkapnya