Akhirnya Pemerintah Cina Larang Konsumsi Daging Hewan Liar

Reporter

Bram Setiawan

Editor

Ludhy Cahyana

Sabtu, 29 Februari 2020 23:29 WIB

Pasar ikan di Kota Wuhan, Cina, ditutup sementara setelah beberapa orang terinveksi virus corona di sana. Sumber: Noel Celis/Agence France-Presse - Getty Images/nytimes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina melarang warganya menyantap daging hewan liar, termasuk merak, trenggiling, dan musang. Larangan itu sebagai langkah untuk mengatasi penyebaran virus corona COVID-19.

Lembaga tertinggi parlemen Cina, Kongres Rakyat Nasional telah mengumumkan larangan itu, pihak berwenang pun menutup pasar yang menjual musang, rusa, merak, kura-kura, trenggiling, dikutip dari Independent, Rabu, 26 Februari 2020.

Sebagian besar perkotaan di Cina, memiliki setidaknya satu pasar hewan liar, “Pemerintah Cina melarang dan hukuman yang lebih ketat. Penegakan yang lebih baik, dan pendidikan publik," kata Kepala Eksekutif WildAid, Peter Knights menanggapi kabar tersebut.

Larangan yang diberlakukan itu, menurut dia harus permanen, serta bisa diawasi pula melalui media sosial. “Hal yang baik dari media sosial adalah siapa pun bisa memotret dan mengunggah detail perdagangan hewan (liar). Jadi larangan itu bisa dipatuhi oleh publik," ujarnya.

Sebuah hasil survei Beijing University bulan lalu menemukan, 97 persen responden menentang konsumsi hewan liar. Juru bicara komisi urusan legislatif Cina, Zhang Tiewei mengatakan, kekhawatiran mengonsumsi hewan liar menyebabkan potensi ancaman kesehatan yang ditimbulkan.

Advertising
Advertising

"Bahaya tersembunyi bagi keamanan kesehatan masyarakat sejak wabah penyakit virus corona COVID-19," kata Zhang Tiewei.

Perdagangan hewan yang diperbolehkan dari peternakan boleh dikonsumsi, misalnya antara lain merpati, kelinci, dan burung puyuh. Sementara hewan yang diambil dari alam bebas tak diperkenankan.

Wabah virus corona yang menyebabkan kematian lebih dari 2.500 orang di Cina dikaitkan dengan hewan liar. Sebagian besar peneliti percaya, bahwa virus corona dari hewan di pasar berpindah ke manusia, kemudian menginfeksi.

Seorang pria menaruh daging anjing ke sebuah mobil bak terbuka yang telah dibeli di pasar saat Festival Daging Anjing di Yulin, Guangxi Zhuang, Cina, 21 Juni 2018. Festival Daging Anjing Yulin, adalah sebuah perayaan tahunan yang diadakan saat titik balik musim panas pada bulan Juni. REUTERS/Tyrone Siu

"Akhirnya ada larangan makan dan perdagangan hewan liar," kata Zhou Haixiang, anggota Komite Nasional Manusia dan Biosfer Cina, kelompok perlindungan lingkungan, seperti dikutip South China Morning Post. "Ini langkah besar dalam perlindungan satwa liar."

Industri perdagangan dan konsumsi satwa liar Cina bernilai 520 miliar yuan (US$74 miliar), mempekerjakan lebih dari 14 juta orang, menurut laporan Chinese Academy of Engineering pada 2017.

INDEPENDENT | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

15 hari lalu

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.

Baca Selengkapnya

Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

49 hari lalu

Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

54 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

55 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Belum Menetapkan Monyet Ekor Panjang Sebagai Satwa Dilindungi, Ada Apa?

4 Maret 2024

Indonesia Belum Menetapkan Monyet Ekor Panjang Sebagai Satwa Dilindungi, Ada Apa?

Monyet ekor panjang merupakan jenis satwa yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

3 Maret 2024

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?

Baca Selengkapnya

Mengaku Bawa Ikan Kering, Turis Amerika Ini Kedapatan Bawa Mumi Monyet dari Afrika

13 Februari 2024

Mengaku Bawa Ikan Kering, Turis Amerika Ini Kedapatan Bawa Mumi Monyet dari Afrika

Keberadaan bangkai monyet itu diketahui setelah seekor anjing Bea Cukai mengendus sesuatu yang tidak biasa di bagasi seorang pelancong dari Afrika.

Baca Selengkapnya