Meskipun Gembira Dapat Subsidi, Ini Catatan ASITA Yogyakarta

Rabu, 26 Februari 2020 22:20 WIB

Wisatawan menikmati Pantai Parangtritis di Bantul, DI Yogyakarta, Minggu 5 Januari 2020. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ama

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut antusias langkah pemerintah pusat, yang berencana menghapus sementara pajak hotel dan restoran akibat dampak wabah virus corona.

Penghapusan pajak hotel dan restoran melalui insentif dana hibah dari pemerintah pusat kepada daerah senilai Rp3,3 triliun itu, dinilai dapat membantu pelaku usaha yang terdampak wabah virus corona.

Yogyakarta, termasuk dari 10 destinasi yang dikenai pembebasan pajak hotel dan restoran selama enam bulan ke depan, yang dimulai pada bulan Maret. Selain Danau Toba, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.

“Kami kira langkah (penghapusan pajak lewat insentif) itu tepat sekali. Sekarang memang lesu sekali, semua penerbangan, sektor pariwisata global juga terganggu karena virus corona,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo saat ditemui TEMPO, Rabu, 26 Februari 2020.

Singgih menilai kebijakan penghapusan pajak lewat insentif itu, bisa menjadi strategi manjur untuk menggairahkan sektor wisata dalam negeri.

Advertising
Advertising

“Dengan adanya keringanan itu, daerah bisa punya kesempatan mengisi ruang kosong yang tadinya diisi kuota wisatawan mancanegara (wisman), diganti dengan meningkatnya wisatawan domestik,” ujar Singgih.

Terlebih saat low session, ujar Singgih, kebijakan insentif ini dinilai sangat relevan, “Sekarang kami menunggu teknis nanti seperti apa, kami di daerah menunggu teknis kebijakannya," ungkapnya.

Suasana di GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta. Hotel-hotel di Yogyakarta mulai merasakan penurunan kunjungan wisatawan Cina.

Untuk industri perhotelan dan restoran, yang selama ini jadi tumpuan Ppendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di DIY, tentu bisa bernafas lega dan tidak perlu khawatir lagi, meskipun mengalami penurunan pendapatan akibat wabah virus corona yang terjadi di saat low season.

Singgih mengatakan, tentu saja kebijakan penghapusan pajak melalui pemberian insentif oleh pemerintah pusat ini, tak semata diandalkan jadi penopang menggeliatnya wisata.

Sebab, saat ini pihaknya tetap masih menjalankan berbagai program untuk menarik wisatawan saat low season seperti "Jogja Heboh" yang digelar Februari sampai Maret. Adanya kebijakan insentif pajak itu pun menjadi gambaran gayung yang bersambut, untuk tetap menjaga industri wisata tanah air.

Kan banyak great sale-nya dan diskon untuk Jogja Heboh ini. Dari tarif penginapan sampai akomodasi penerbangan sampai 50 persen (diskonnya),” ujarnya.

Sementara Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi turut menyambut baik kebijakan penghapusan pajak itu lewat insentif, "Kebijakan ini bisa memberikan stimulus baik bagi destinasi wisata, karena pukulan terbesar dari dampak virus corona memang kota-kota destinasi wisata seperti Yogya," ujarnya.

Heroe pun mengusulkan agar kebijakan itu juga bisa dimodifikasi, tidak sekedar pemberian hibah untuk pengganti pajak. Namun bisa juga hibah untuk biaya promosi wisata.

Sehingga wisatawan asing yang sebelumnya menunda kunjungannya karena takut virus corona, bisa kembali bersemangat berwisata ke Indonesia, "Misalnya promosi tentang keamanan Indonesia dari wabah Corona. Sehingga turunnya wisman akibat virus corona segera cepat dipulihkan," ujarnya.

Sambutan Pelaku Bisnis Pariwisata

Asosiasi Biro Perjalanan Wisata atau dikenal Asita DI Yogyakarta juga mengapresiasi kebijakan insentif pajak, untuk menghadapi dampak wabah virus corona itu pada sektor wisata.

Diskon tiket pesawat ke Yogyakarta bisa mendorong peningkatan wisatawan ke Yogyakarta. Dok. Kemenparekraf

Ketua ASITA DIY, Udhi Sudiyanto mengungkapkan kebijakan itu perlu didukung dengan sosialisasi, sehingga ada kesepakatan dari berbagai unsur pariwisata, "Pertanyaannya, bagaimana insentif itu nanti diterapkan, semua stakeholder wisata harus kompak," ujarnya.

Udhi menuturkan selama ini salah satu unsur pariwisata yang mahal dari tiket pesawat terbang. Jadi, seandainya subsidi itu juga menyentuh sampai di situ menurutnya akan efektif sekali.

Menurut Udhi, pemangku kepentingan terkait harus saling mendukung kebijakan ini, "Jangan sampai diskonnya jatuh ke airlines atau hotel tapi biaya turnya, kulinernya tetap mahal," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

2 jam lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

12 jam lalu

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

1 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

1 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

2 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

2 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

3 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

3 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

3 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

3 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya