Mau Tahu Koleksi Wayang Keraton Yogyakarta Kini Tak Repot Izin

Sabtu, 9 November 2019 13:52 WIB

Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan wayang koleksi Keraton Yogyakarta di Keraton Kilen. TEMPO | Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melakukan digitalisasi wayang kulit kuno agar masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang koleksi keraton Yogyakarta. Keraton sedang mendata 14 kotak koleksi wayang yang masing-masing berisi 300-500 wayang.

Dari 14 kotak itu, baru dua kotak yang sudah melewati proses digitalisasi di websitekapustakan.kratonjogja.id. Dalam situs tersebut, muncul informasi detail tentang koleksi wayang purwa, misalnya jenis wayang, ciri khusus, nama tokoh wayang, ukuran, kotak, dan lokasi penyimpanan.

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Krido Mardhowo atau kepala departemen yang bertugas melestarikan kesenian keraton, Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan koleksi wayang keraton kepada rombongan staf Jenius, aplikasi layanan perbankan milik Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Dia mengeluarkan sejumlah wayang kulit yang disimpan di dalam kotak di Keraton Kilen Yogyakarta, Jumat, 8 November 2019

Kanjeng Pangeran Haryo atau KPH Notonegoro yang juga suami Gusti Kanjeng Ratu Hayu, anak keempat Raja Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menjelaskan digitalisasi ini dilakukan karena masih kurangnya informasi tentang kebudayaan Jawa yang sebagian bersumber dari keraton. Kebudayaan yang dia maksud di antaranya wayang, gamelan, dan tarian.

Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan wayang koleksi Keraton Yogyakarta di Keraton Kilen. TEMPO | Shinta Maharani

"Informasi tentang wayang kulit gaya Yogyakarta di internet minim, lebih banyak gaya Solo," kata KPH Notonegoro di Yogyakarta, Jumat 8 November 2019. Sebelum digitalisasi, masyarakat harus datang ke keraton, meminta izin, dan membongkar kotak-kotak wayang untuk bisa melihat wayang koleksi keraton Yogyakarta. Proses digitalisasi ini diharapkan memudahkan akses informasi tentang wayang koleksi keraton yang bisa menjadi inspirasi untuk dalang, mahasiswa pedalangan, dan perajin tatah sungging.

Advertising
Advertising

Butuh waktu berbulan-bulan untuk mendigitalisasi data wayang koleksi keraton. Wayang yang didigitalisasi dari kotak pertama misalnya, menurut KPH Notonegoro, perlu waktu empat bulan. Belum lagi kondisi sejumlah wayang yang sudah rapuh karena usia dan terkena gempa pada 2006.

Kepala Tepas Tandha Yekti, divisi yang bertanggung jawab atas informasi dan teknologi serta dokumentasi keraton, GKR Hayu menyebutkan beberapa koleksi keraton yang sudah rapuh dan rusak, misalnya wayang dan kereta zaman Raja Hamengku Buwono I.

Abdi dalem keraton, menurut GKR Hayu, tidak berani membuka koleksi yang rapuh itu. Anak-anak sultan, satu di antaranya GKR Hayu berinisiatif menginventarisasi koleksi keraton bersama suaminya. Selain wayang, keraton juga telah melakukan digitalisasi manuskrip-manuskrip kuno yang diperoleh dari British Library. Baru sekitar 70-an manuskrip kuno yang telah didigitalisasi.

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

8 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

1 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

3 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

6 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

6 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

6 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

7 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya