Wisata Sejarah Masjid yang Diparuh untuk Yogyakarta dan Surakarta

Minggu, 26 Mei 2019 20:17 WIB

Masjid Gede Mataram Kotagede yang dibangun Raja Mataram I Panembahan Senopati di Kotagede, Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

TEMPO.CO, Bantul - Masjid Gede Mataram di Kotagede, Bantul, Yogyakarta, memiliki sejarah yang panjang dalam urusan kepemilikan dan pengurusannya. Masjid yang berdampingan dengan makam raja-raja Mataram di Kotagede itu pernah dikelola para abdi dalem dari dua keraton, yaitu Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.

Baca: Benda Kuno di Masjid Kauman Bantul: Batu Hitam dan Jam Bencet

Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta memang menjadi pewaris masjid tersebut. Pembagian juga berlaku untuk pengurusan makam. Pengurusan bersama untuk masjid dan makam itu berlaku seusai Perjanjian Giyanti.

Perjanjian Giyanti yang disepakati pada 13 Februari 1755 membagi kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. "Sebelum Perjanjian Giyanti, masjid ini bernama Masjid Senopaten karena milik Panembahan Senopati (Raja Mataram I)," kata Warisman, Kepala Bagian Rumah Tangga Takmir Masjid Gede Mataram Kotagede, saat ditemui Tempo di kantor sekretariat masjid, Senin 20 Mei 2019.

Ketika masjid itu masih dikelola bersama, pihak Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta membedakan wilayah pengurusan masing-masing dengan membagi masjid menjadi dua bagian. Sisi selatan diurus abdi dalem Keraton Surakarta dan sisi utara oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Advertising
Advertising

Pembagian wilayahnya dilakukan mulai dari ujung gapura masuk hingga ke mihrab atau tempat imam. "Pembagiannya hanya simbolik saja, bukan benar-benar dipisah bangunannya," kata Warisman. Pembagian dari titik masjid dan makam merembet pada perbedaan nama wilayah di Kotagede. Sisi utara disebut Kotagede Yogyakarta, sedangkan sisi selatan disebut Kotagede Surakarta.

Baca juga: Asyik Ngabuburit di Masjid Ini, Tunggu Buka Puasa Sambil Dipijat

Sekarang Masjid Gede Mataram hanya dikelola oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan dibantu masyarakat sekitar. Adapun wilayah makam tetap diurus oleh abdi dalem dari dua keraton. "Masjid sekarang diurus oleh takmir sebagaimana masjid lainnya," kata Warisman tanpa tahu kapan tepatnya pengurusan itu dilimpahkan kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Ada 50 orang yang bergabung dalam takmir masjid, meliputi 13 abdi dalem Keraton Yogyakarta dan sisanya adalah penduduk setempat. Warisman adalah abdi dalem yang memiliki nama resmi pemberian keraton, yakni Mas Penewu Rekso Laksono.

Pria 64 tahun itu dilantik menjadi abdi dalem oleh adik Sultan Hamengku Buwono X, yaitu almarhum Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo. Para abdi dalem ini mengurus segala kebutuhan keraton secara turun-temurun.

Warisman menceritakan, sebelum melibatkan masyarakat sekitar sebagai anggota takmir masjid alias hanya dikelola oleh para abdi dalem, jemaah Masjid Gede Mataram terbilang sedikit. Akhirnya pihak Keraton Yogyakarta berembuk dengan perwakilan pemerintah Kabupaten Bantul dan imam masjid yang saat itu dijabat oleh Mbah Khambali.

Simak: Masjid Babul Firdaus, Tempat Para Raja Bikin Taktik Lawan Belanda

Dari pertemuan dengan tiga pihak tadi disepakati prinsip masjid sebagai tempat ibadah kembali ditegakkan. "Semua tujuannya satu: memakmurkan masjid," kata Warisman. Mbah Khambali mengingatkan agar mengembalikan fungsi masjid sebagaimana ajaran Sunan Kalijaga dalam mengembangkan Islam.

Ajarannya adalah habluminnallah berupa aktivitas di dalam masjid dan habluminnannas di luar masjid. Untuk ibadah di dalam masjid berupa salat harian, yaitu salat lima waktu, kemudian salat mingguan yaitu salat Jumat, dan salat tahunan berupa salat Idul Adha dan Idul Fitri. Sedangkan ibadah di luar masjid dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi jemaah.

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

16 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

4 hari lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

6 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya