Unsur Wisata di Malioboro Yogyakarta yang Berlindung Janji Sultan
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Rini Kustiani
Senin, 15 April 2019 08:19 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kawasan Malioboro di Yogyakarta menjadi salah satu spot wisata yang digemari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Di sana, wisatawan bisa menikmati kearifan budaya lokal, kerajinan tangan melalui batik, hasil kriya, sampai layanan transportasi tradisional berupa becak.
Baca: Ke Malioboro Ditawari Naik Becak Rp 5.000, Tega Bayar Segitu?
Pada pertengahan 2018 lalu, pemerintah Yogyakarta mewacanakan sterilisasi Malioboro sebagai kawasan pedestrian. Menanggapi itu, pengemudi becak kayuh di sana mengaku tak khawatir.
Sebagai unsur daya tarik wisata transportasi tradisional, pengemudi becak juga punya 'pegangan' yang menunjang eksistensi mereka di kawasan Malioboro. 'Pegangan' itu berupa janji yang pernah diucapkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Seorang pengemudi becak di Malioboro, Jaku Hadimulyo, 68, masih memegang janji dari raja keraton sebelumnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang menyatakan becak akan selalu ada di Malioboro. "Saat Ngarsa Dalem IX (Sri Sultan Hamengku Buwono IX) masih hidup, beliau pernah bilang kalau becak ontel (becak kayuh) tak akan bisa dihilangkan," ujar Jaku Hadimulyo.
Artikel terkait:
Jangan Terjebak di Warung 'Nuthuk' Saat Travelling ke Malioboro
Jaku yang sudah mengemudikan becak sejak akhir 1970-an itu menuturkan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyampaikan jaminan keberadaan becak kayuh itu saat menggelar pertemuan dengan pengemudi becak di kampung Ngupasan, Kecamatan Gondomanan atau timur Malioboro. Jaku Hadimulyo mengikuti pertemuan tersebut.
"Kami masih percaya janji Sultan Hamengku Buwono IX. Becak kayuh tak akan hilang dari Malioboro," ucap dia. Jadi tenang saja meskipun katanya Malioboro akan bebas kendaraan bermotor."
Baca juga:
Naik Becak di Malioboro, Beda Ongkos yang Belanja dan Berkeliling
Di Malioboro saat ini ada seratusan becak yang beroperasi. Namun sebagian besar adalah becak motor. "Yang becak kayuh bisa dihitung dengan jari," ujarnya. Becak kayuh kini bersaing dengan becak motor dan moda transportasi online.
Ihwal rencana menjadikan Malioboro sebagai kawasan pedestrian, Kepala Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta Sigit Sapto Rahardjo mengatakan masih menggodok konsep tersebut beserta penataan lalu lintasnya.