TEMPO.CO, Makassar-Menutup hari yang gerah dan lelah dengan menikmati ketenangan sore di Pantai Baloiya sungguh berbeda. Berlokasi di Desa Patikarya, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, destinasi mirip Tanah Lot di Bali ini cuma berjarak 10 kilometer dari Kota Benteng—ibu kota Kabupaten Selayar.
Jarak ini terasa lebih dekat. Sebab, saya betul-betul sangat menikmati perjalanan dari Kota Benteng menuju Baloiya. Suguhannya adalah panorama hijau dan permukiman tradisional dengan rumah-rumah panggung.
Melewati jalan aspal yang menyapa dengan ramah, kami hanya berpapasan dengan satu-dua kendaraan bermotor, benar-benar bebas dari kebisingan mesin. Sampai-sampai kambing, anjing, dan ayam piaraan warga betah bermain-main di tengah jalan aspal.
Hanya sekitar 15 menit kendaraan roda empat yang saya tumpangi bersama Muhammad Fajar Sidik dan Inayah melaju. Di depan mata, tampaklah pantai nan eksotis dengan keindahan hamparan pasir putihnya yang menyambut ramah. Anda dijamin puas bermain-main di pesisir. Sebab, panjang pantai berpasir putih di Baloiya mencapai 300 meter.
Sungguh sebuah sore yang tenang dengan panorama sunset yang indah. Benar-benar satu suguhan hadiah perjalanan yang menyenangkan dari kedua sahabat saya, Didit dan Inayah. Kami memilih tempat di Selayar Island Resort untuk menikmati sore akhir pekan lalu.
Resort itu memiliki delapan bangunan vila yang dirancang dengan gaya eksotis, desain arsitektur ala pedesaan yang serba kayu. Di tempat ini, kita bisa menikmati pantai berpasir putih yang berhadapan langsung dengan vila, bar, dan restoran—bagian dari fasilitas resort.
Setelah berjalan-jalan menikmati segarnya angin sore yang berembus di antara tanaman-tanaman hijau di taman resort. Kami memilih duduk di tepi pantai, membiarkan kaki kami menyentuh pasir putih yang lembut sambil menikmati orange juice dan sunset.
Selain sunset, sebuah batu besar di tengah pantai yang bagian atasnya ditumbuhi tanaman asoka cukup menyita perhatian saya. Saya pun membidikkan lensa kamera saya untuk mengabadikan suasana yang tenang tersebut.
Langit jingga dengan ombak yang menyapa kalem dan angin yang berembus lembut memicu suasana romantis. Meski tak datang bersama pasangan, setidaknya sore yang tenang ini mengusir lelah saya setelah seharian menjelajahi Pulau Gusung—pulau yang berhadapan langsung dengan Kota Benteng.
Hamparan lembut pasir putih di Baloiya ini adalah tempat yang juga sangat asyik untuk berjemur di siang hari.
Pengunjung yang gemar memancing pun dapat menyalurkan hobi dengan menyewa perahu untuk menyusuri Pantai Baloiya atau bisa duduk di jembatan anjungan kayu. Tapi sebaiknya Anda berhati-hati karena kayunya mulai lapuk. Khusus bagi yang senang melakukan aktivitas snorkeling dan diving, ada fasilitas yang disiapkan pihak Selayar Island Resort.
Tak jauh dari resort, kata Inayah, ada gua alam Baloiya, yang berjarak sekitar 500 meter. Di Desa Patikarya ada beberapa gua. Menurut dia, gua-gua ini saling berhubungan.
Sayang sekali, malam yang datang memaksa saya menyudahi penjelajahan hari ini. Meski hanya sehari, suguhan panorama alam Selayar yang eksotis memuaskan batin. Perjalanan selama 13 jam Makassar-Benteng terbayar sudah.
Kami pun bergegas kembali ke Benteng, makan malam, hunting oleh-oleh, lalu beristirahat. Sebab, subuh-subuh kami harus berangkat ke Bontoharu guna antre naik ke feri untuk menyeberang ke Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba. Dari sini masih dibutuhkan sekitar 5 jam perjalanan darat menuju Makassar.
IRMAWATI