Festival Ramayana Internasional Digelar di Yogya

Reporter

Jumat, 6 September 2013 03:28 WIB

Sejumlah penari menampilkan tarian berjudul The Iron Bed pada pembukaan International Dance Festival (IDF) ke-9 di Graha Bhakti Budaya-TIM, Jakarta, Selasa (28/10). Tarian ini diilhami dari cerita Shinta Obong-Ramayana dalam wayang orang. TEMPO/Puspa

TEMPO.CO, Yogyakarta--Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Festival Ramayana Internasional selama empat malam di panggung terbuka candi Prambanan Yogyakarta, 6-9 September 2013. Festival dengan peserta sembilan negara itu merupakan yang perdana setelah 42 tahun tak digelar di Indonesia.

Ketua Pelaksana Edi Irawan mengatakan sembilan negara itu adalah Indonesia, India, Kamboja, Myanmar, Singapura, Malaysia, Laos, Filipina, dan Thailand. Indonesia sendiri mengirimkan dua tim dalam festival ini, dari Bali dan Yogyakarta. Sepanjang festival, para peserta mementaskan 10 episode berbeda dari epos Ramayana. "Masing-masing pementasan berlangsung selama 30 menit," kata lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Sub-Direktorat Pembinaan Seni Pertunjukan itu pada wartawan, Kamis 5 September 2013.

Pementasan pertama pada Jumat malam diisi tim dua negara; India ( Sayembara Mendapatkan Sita) dan Kamboja (Penobatan Bharata). Disusul malam berikutnya, Sabtu, oleh Myanmar (Penculikan Sita), Singapura (Jatayu Menyelamatkan Sita), dan Indonesia-Yogyakarta (Hanuman sebagai Utusan).

Episode berikutnya dimainkan pada hari Minggu malam oleh Malaysia (Jembatan Menuju Langka), Laos (Perang Vanara Melawan Raksasha), dan Filipina (Mimpi Kelahiran Hanuman). Di hari terakhir, pada Senin malam, akan dipentaskan episode terakhir epos Ramayanan. Yakni Thailand (Perang Rama dan Rahwana) dan Indonesia-Bali (Pertemuan Rama dan Sita).

Ia mengatakan seluruh kegiatan itu dibiayai oleh anggaran negara. Menelan biaya sebesar Rp 10 milyar, pemerintah Indonesia menanggung biaya 25 pemain dari masing-masing negara. "Lebih dari itu, mereka bayar sendiri," kata dia.

Direktur Artistik Festival Sulistyo Tirto Kusumo mengatakan festival internasional serupa pernah digelar di Indonesia pada 1971. Saat itu, pementasan digelar di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Jawa Timur. Setelah itu, Indonesia sekadar menjadi peserta dalam festival Ramayana Internasional yang digelar di luar negeri. Padahal, "Relief terlengkap (tentang epos Ramayana) ada di Prambanan," kata dia.

Epos Ramayana, menurut akademisi Fakultas Ilmu Budaya UGM Timbul Haryono, lahir di India dan menyebar ke banyak negara. Ada dua jalur penyebarannya, laut dan darat. Penyebaran lewat jalur laut salah satunya adalah Indonesia. Adapun jalur darat di antaranya Laos, Kamboja, dan Myanmar. Di masing-masing negara itu, epos ini berkembang sesuai karakter dan budaya masyarakat.

Di negara-negara Indo Cina, semisal Myanmar, Laos, dan Thailand, epos ini berkembang nyaris seragam. Maka dalam festival kali ini, pementasa ketiga negara itu tak digabung dalam satu malam. Di Singapura sendiri berkembang tiga kebudayaan bangsa; India, Melayu, dan Cina. Agar tak penampilannya tak sama dengan tim dari India dan Melayu Malaysia, tim dari Singapura akan mementaskan epos ini dalam bentuk opera Cina. Di Indonesia sendiri, epos ini tak hanya berkembang menjadi produk kesenian. Namun juga filosofi kehidupan. Sebut saja ajaran "asta brata" yang diambil dari kisah di dalam epos Ramayana.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

14 Desember 2023

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

Kunjungan wisata di wahana keluarga Taman Pintar Yogyakarta tercatat mengalami peningkatan menjelang libur Nataru

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Tahun, Produsen Bakpia di Yogyakarta Beroperasi 24 Jam dan Siapkan Bioskop Mini

30 November 2023

Libur Akhir Tahun, Produsen Bakpia di Yogyakarta Beroperasi 24 Jam dan Siapkan Bioskop Mini

Produsen bakpia juga telah eksis di empat kabupaten lain Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengusung keunikannya sendiri.

Baca Selengkapnya

Tebing Breksi Jogja, Jam Buka, Harga Tiket Masuk dan Rutenya

3 November 2023

Tebing Breksi Jogja, Jam Buka, Harga Tiket Masuk dan Rutenya

Nikmati keindahan seni relief sampai matahari terbenam di Tebing Breksi Jogja, simak jam buka, harga tiket masuk, serta rute perjalanan.

Baca Selengkapnya

Jadi Kuliner Khas Murah Meriah, Yogyakarta Branding Angkringan dengan Jargon Echo

31 Oktober 2023

Jadi Kuliner Khas Murah Meriah, Yogyakarta Branding Angkringan dengan Jargon Echo

Branding dilakukan untuk meningkatkan kualitas angkringan, dilakukan dengan beberapa indikator.

Baca Selengkapnya

8 Rekomendasi Wisata Pantai Gunung Kidul yang Bagus

2 Oktober 2023

8 Rekomendasi Wisata Pantai Gunung Kidul yang Bagus

Di antara berbagai Pantai Gunung Kidul, ada beberapa lokasi yang masih belum banyak diketahui oleh wisatawan. Berikut rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Tak Punya Destinasi Alam, Kota Yogyakarta Gelar Banyak Event Kreatif untuk Menarik Wisatawan

20 Agustus 2023

Tak Punya Destinasi Alam, Kota Yogyakarta Gelar Banyak Event Kreatif untuk Menarik Wisatawan

Sepanjang 2023, Kota Yogyakarta memilki 60 kegiatan wisata budaya yang tercatat dalam Calendar of Event.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Keroncong Plesiran di Destinasi Alternatif yang Kurang Populer

8 Agustus 2023

Yogyakarta Gelar Keroncong Plesiran di Destinasi Alternatif yang Kurang Populer

Di lokasi destinasi alternatif, Keroncong Plesiran berhasil memikat tidak hanya para penggemar musik keroncong, tetapi juga masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta, Bisa Lihat Banyak Pentas Hingga Nonton Film Sambil Naik Becak

26 Juni 2023

Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta, Bisa Lihat Banyak Pentas Hingga Nonton Film Sambil Naik Becak

Kotabaru Heritage Festival menjadi bagian membranding Kotabaru sebagai kawasan wisata baru di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Malioboro Diminta Foto dan Laporkan Pengamen yang Intimidatif

16 Juni 2023

Wisatawan Malioboro Diminta Foto dan Laporkan Pengamen yang Intimidatif

Beberapa waktu terakhir sempat muncul adanya keluhan pengamen di Malioboro yang operasinya masif, bahkan diduga mabuk.

Baca Selengkapnya

Status Pandemi Segera Jadi Endemi, Sultan HB X Ingatkan Konsekuensinya

15 Juni 2023

Status Pandemi Segera Jadi Endemi, Sultan HB X Ingatkan Konsekuensinya

Rencana pencabutan status pandemi itu menyusul pernyataan Jokowi pada Rabu, 14 Juni 2023 yang menyatakan bahwa saat ini Indonesia sudah masuk endemi.

Baca Selengkapnya