TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar 20 ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran akan diarak dalam pawai budaya di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu, 25/03 untuk memperingati Hari Raya Nyepi. "Ogoh-ogoh yang nantinya diarak berasal dari berbagai kelompok atau lembaga," kata Koordinator Pawai Budaya Ogoh-ogoh Yogyakarta Nyoman Santiawan di Yogyakarta, Kamis.
Baca: Area Pedesterian Malioboro Diresmikan, Kebersihan ...
Selain dari Kota Yogyakarta, ada banyak ogoh-ogoh dari Kabupaten Sleman yang juga akan mengikuti pawai
Pawai juga akan menampilkan penampilan budaya berbagai daerah yang dipersembahkan oleh Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa (IKPM) dari berbagai daerah, seperti Lampung, DKI Jakarta dan Jawa Barat.Pawai Yogjakarta Fashion Week 2015 (Tempo/Pius Erlangga)
Pawai yang diperkirakan diikuti sekitar 1.500 peserta tersebut akan diawali dari Gedung DPRD DIY menyusuri Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer. Seluruh peserta lalu akan berkumpul di Alun-Alun Utara Yogyakarta.
Selain diarak, ada beberapa ogoh-ogoh yang kemudian akan dibakar di tiga pura besar yang ada di DIY, yaitu Pura Jagatnata, Pura Padwa Buwana dan Widya Darma.
Budaya mengarak ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi bermula pada 1982 di Bali yang ditujukan untuk keperluan atraksi wisata. Budaya tersebut semakin berkembang pesat hingga sekarang hingga menyeberang pulau.
Ogoh-ogoh, kata Nyoman Santiawan, selalu dibuat dalam bentuk makhluk menyeramkan dengan ukuran besar. Warna yang digunakan untuk membuat ogoh-ogoh juga sudah diatur, yaitu putih, hitam, merah, kuning dan pancawarna.
"Sosok menyeramkan itu mencerminkan berbagai sifat buruk manusia. Oleh karena itu, setelah diarak, ogoh-ogoh pun dibakar sehingga tidak ada lagi keburukan di sekitar manusia," kata Santiawan.
Selama pawai berlangsung, Jalan Malioboro akan ditutup atau dilakukan sistem buka tutup jalan di sejumlah jalan sirip di sekitar Malioboro seperti di Jalan KH Ahmad Dahlan.
"Proses untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di Malioboro sudah akan dimulai pada pukul 14.00 WIB. Kami harapkan, pawai budaya sudah berakhir sekitar pukul 17.30 WIB," katanya.
Nyoman berharap, pawai budaya tersebut semakin meningkatkan rasa toleransi masyarakat di tengah kebhinnekaan.
ANTARA
Video Terkait:
Kirab Ogoh-ogoh Sedot Antusiasme Warga Yogyakarta
Umat Hindu Lakukan Ritual Melasti di Jolotundo