Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kain Cual Buat Wisatawan Makin Kepincut Bangka Belitung

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Bolu Batik. bolubatik.com
Bolu Batik. bolubatik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai daerah tujuan wisata, Belitung dikenal dengan pantai pasir putih yang indah.

Apakah itu saja? Kalau kita mau agak lebih lama di sana, maka akan paham, bahwa masih banyak lagi hal menarik lain, termasuk batik Belitung.

Saat momen gerhana matahari total (GMT) pada Rabu (9 Maret 2016), Dinas Pariwisata Provinsi Bangka Belitung mencatat, sekitar 5.000 wisatawan mancanegara datang membanjiri Pulau Bangka dan Belitung. Sementara, wisatawan lokal tercatat sebanyak 80.000.

"Angka itu sebenarnya masih terus tumbuh, karena hingga saat ini kita masih terus melakukan pendataan, dugaan kita saat mengecek di Tanjung Kelayang, Belitung Timur, di Bangka Tengah dan Bangka Selatan, wisatawan dalam negeri sudah 80.000 saat GMT saja," kata Kepala Dinas Pariwisata Bangka Belitung, Tajuddin, Sabtu (12 Maret 2016).

Batik De Simpor


Salah satu upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan adalah dengan menyediakan cindera mata khas daerah tersebut.

Belitung memang tak dikenal dengan tradisi membatik, namun, mantan Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama mencetuskan, batik khas Belitung dengan mendirikan galeri Batik De Simpor, di sebelah kediamannya di Jalan KA Bujang, Gantung, Belitung Timur.

Tujuannya, agar daerahnya lebih banyak dikenal lebih luas lagi.

"Apa sih enggak bisa di-batikin? Muka Pak Bupati saja bisa di-batikin. Saya bilang, tetesan air di batu karang, kenapa? Karena saya percaya tak ada hal yang tak mungkin di dunia ini," kata Basuri, beberapa waktu lalu di kediamannya di Gantung, Belitung Timur.

Daerah Bangka Belitung sebenarnya memiliki kain khas bernama Cual, atau yang dahulu dikenal sebagai Limar Muntok. Kain Cual berupa kain tenun yang proses pembuatannya cukup rumit, dan memerlukan waktu panjang untuk membuatnya.

"Masyarakat kita, sebenarnya sudah sering kita ajari, dulu pernah diajari bikin kain Cual, bikin pewter dari timah, segala macam itu kesulitan," kata dia.

"Saya punya pikiran kalau harus cari ibu-ibu yang lebih telaten dibanding pria, lalu kita latih lagi membuat aksesoris kecil-kecil, tapi sering  enggak jalan. Karena duitnya kecil, orang sini kalau duitnya kecil enggak mau. Itu masalah," kata Basuri.

Rp1 Miliar


Karena tabiat tersebut, Basuri mengatakan, 3.000 lebih orang pekerja di Belitung Timur berasal dari luar daerah.

"Pekerja bangunan, yang benerin jalan, pekerja sawit itu berasal dari luar Belitung semua. Maka, kalau orang di sini teriak tak ada pekerjaan, saya heran karena di sini, orang tak mau dibayar Rp60.000 sampai Rp75.000, ini masalah. Nah bagaimana caranya?," kata dia.

"Maka saya berpikir kita harus bikin industri yang bagaimana caranya masyarakat yakin ini ada duitnya. Jadi kita pilih batik, karena ini kain lebih mudah, tinggal cap-cap lalu lukis-lukis sudah selesai bisa jual, harganya oke," kata Basuri.

Dalam satu tahun, rata-rata omzet galeri Batik De Simpor, menurut Basuri, bisa menembus Rp1 miliar.

Sejarah


Sekitar periode 2010 hingga 2015 saat Basuri masih menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, dia dan istrinya yang saat itu merupakan  Dewan Kerajinan Nasional Daerah, menggagas sebuah galeri yang mampu memberdayakan para ibu rumah tangga di wilayah itu.

"Jadi kita undang orang yang bisa batik, kita sewa dia  dari Jakarta, kita kasih gaji Rp7,5 juta, tinggal di rumah dinas bupati, makan enggak bayar, nah dia latih ibu-ibu lokal kita," kata Basuri.

"Waduh, saat itu ampun-ampun deh, udah itu selesai, kita kirim ibu-ibu itu ke Cirebon dan ke Yogyakarta untuk latihan, lalu orang Yogya kita undang lagi untuk melatih, sehingga kita sudah bisa mulai, kita bisa membuat warna bagus dan juga bisa batik tulis, nah sekarang kita banyak kombinasi cap dengan tulis.”

Hingga saat ini, di galeri Batik De Simpor, ada delapan orang perajin yang aktif, dari 10 perajin yang sempat dikirim ke Jawa pada awal pendirian galeri.

Motif Khas Belitung


Yang membedakan Batik Belitung dan batik di daerah lain adalah motifnya yang khas daerah tersebut. Motif dipilih mulai dari flora dan fauna khas Belitung hingga ikon-ikon khas daerah itu seperti Perahu Kater dan lain-lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Inspirasi bisa datang dari mana saja untuk menciptakan motif batik. Misalnya saya lagi ke hutan melihat bunga bagus lalu saya foto, saya kasih ke anak supaya digambar dan sama istri lalu dibuat motif," kata Basuri.

Beberapa motif Batik Belitung di antaranya: kembang dan daun simpor (daun pohon khas Belitung), daun katis rambai, pelanduk (kancil), sahang (lada), buah keremunting (buah sejenis anggur khas Belitung), ikan cempedik (sejenis ikan air tawar yang hidup di Belitung, dan banyak ditemukan di perairan Sungai Lenggang di Belitung Timur),.

Juga, motif gelas kopi yang asapnya mengepul, trenggiling, dan motif plilian atau hewan khas Belitung timur, tarsius. Motif-motif itu sudah dipatenkan pemerintah.

Perekonomian


Suatu siang, beberapa wanita sibuk di Galeri De Simpor. Seolah kompak menjaga ritme, dua orang wanita dengan gesit mencelupkan cetakan kayu batik ke dalam sebaskom malam lalu menempelkannya dengan pasti pada selembar kain merah yang membentang di hadapan.

Sementara, tiga orang sibuk melukis malam menggunakan canting pada kain mori putih yang sudah digambar pola.

"Gampang-gampang susah membuat batik," kata wani (42) warga Desa Sukamandi, Belitung Timur, salah seorang pengrajin di gerai Batik De Simpor.

Wani dan kawan-kawannya sudah bergabung menjadi pengrajin batik sekitar lima tahun. Dia menuturkan, dengan menjadi perajin, dirinya bisa menikmati pendapatan tetap berupa gaji senilai hampir Rp2 juta setiap bulannya.

"Kalau mendengar gaji saya, tetangga banyak yang mau ikut. Tapi, ada juga yang enggak mau karena harus melewati serangkaian pelatihan," kata ibu dua anak itu.

Berkat bergabung menjadi perajin batik, Wani yang suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan lepas, kini bisa menyekolahkan anak sulungnya hingga ke jenjang perguruan tinggi di Bogor.

Wani mengatakan dia merasa sangat beruntung memiliki keahlian membatik, meski setiap pagi dia harus mengayuh sepedanya selama setengah jam dari desanya menuju galeri.

Paling Laris


Menurut Fredy Wiranata (20), salah seorang staf galeri bagian penjualan, motif yang paling laris di Galeri De Simpor adalah motif daun dan bunga Simpor. Rata-rata harga kain batik ukuran 2,3 meter kali 1,15 meter adalah Rp250.000 untuk batik satu warna. Batik kombinasi cap dan tulis terdiri dari tiga warna seharga Rp300.000.

"Paling mahal adalah batik dari kain sutera yang ditulis, bermotif keremunting seharga Rp1,5 juta," katanya.

Pemerintah Provinsi Bangka Belitung mendorong batik Belitung dengan cara memberikan ruang pamer.

"Kita sudah secara rutin mengadakan pameran untuk memberi kesempatan supaya batik Belitung lebih dikenal, bukan hanya di daerah tapi juga kalau ada pameran di luar daerah sering kita bawa juga," kata Kepala Dinas Pariwisata Babel, Tajjuddin.

Batu Satam


Setelah batik, Galeri De Simpor akan mengembangkan kerajinan batu satam sebagai komoditas oleh-oleh khas Belitung Timur.

"Nah saya rasa ini masyarakat mulai ngeh kalau ini ada duitnya, dan mau ikut, kalau kita lihat cindera mata juga banyak selain batik, ada makanan, juga batu satam. Kalau dulu khan kami bingung mau jual, tapi enggak ada tempat, nah sekarang wadahnya sudah ada," kata Basuri.

Batu satam, kata Basuri, memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

"Orang di kampung percaya batu satam ini hidup, kalau mau kilap, malam direndam air, besok mengkilap karena dia ditanam di daerah pasir yang basah. Dulu, dukun-dukun di kampung merendam batu ini di air, jadi ini bertuah katanya," ujar Basuri.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ritual Taber Laut, Tradisi "Meruqyah" Laut di Bangka Belitung

3 Oktober 2022

Salah satu pelaksanaan ritual Taber Laut di Pulau Bangka yang dilaksanakan di Desa Batu Beriga Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah pada 5 Juni 2022. Dok. Istimewa
Ritual Taber Laut, Tradisi "Meruqyah" Laut di Bangka Belitung

Ritual Taber Laut digelar sebagai upaya menjaga kelestarian tradisi budaya yang telah terlaksana sejak ratusan tahun lalu.


Kisah Mi Belitung Atep yang Melegenda di Negeri Laskar Pelangi

22 Mei 2022

Atep (77), pemilik kedai mi rebus tradisional asli Belitung, Mie Belitung Atep saat ditemui di Belitung, Babel, Ahad, 22 Mei 2022. ANTARA/Sella Panduarsa Gareta
Kisah Mi Belitung Atep yang Melegenda di Negeri Laskar Pelangi

Resep mi Belitung yang dibuatnya berasal dari orang tuanya yang merupakan warisan keluarga secara turun temurun.


Wisata ke Tanjung Kelayang Belitung, Jangan Lewatkan Mampir ke 5 Destinasi Ini

29 Desember 2021

Salah satu sudut Eco Beach Tent, Tanjung Kelayang, Belitung. Salah satu destinasi wisata dengan konsep Nomadic Tourism. Dokumentasi: Kemenpar
Wisata ke Tanjung Kelayang Belitung, Jangan Lewatkan Mampir ke 5 Destinasi Ini

Kini Tanjung Kelayang sudah berkembang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas 324,4 hektare.


Lahan Bekas Tambang di Bangka Belitung akan Disulap Jadi Wisata Edukasi Buaya

5 November 2021

Ilustrasi buaya. Sumber: Shutterstock/english.alarabiya.net
Lahan Bekas Tambang di Bangka Belitung akan Disulap Jadi Wisata Edukasi Buaya

Dalam pembangunan pusat konservasi buaya itu, Kepulauan Bangka Belitung akan bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Pusat Penyelamatan Satwa Alobi.


Potensi Wisata Geologi di Belitung Timur, Sudah Jadi UNESCO Global Geopark

14 Juni 2021

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) resmi menetapkan Pulau Belitong Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Global Geopark, sehingga dapat menjadi sejarah baru dunia pariwisata di negeri laskar pelangi itu. (ANTARA/Aprionis)
Potensi Wisata Geologi di Belitung Timur, Sudah Jadi UNESCO Global Geopark

Pengembangan wisata geologi juga seiring dengan sudah ditetapkannya Kabupaten Belitung Timur menjadi UNESCO Global Geopark.


Geopark Belitung Diakui UNESCO, 17 Objek Wisata Ini Jadi Geosite Dunia

20 April 2021

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengakui 17 objek wisata di Pulau Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai kawasan geopark dunia, karena memiliki keunikan geologis, biologis dan budaya di pulau penghasil timah itu. (Antara/Aprionis)
Geopark Belitung Diakui UNESCO, 17 Objek Wisata Ini Jadi Geosite Dunia

Hasil sidang council UNESCO Global Geopark menyatakan 17 Geosite dalam Geopark Belitung dinyatakan lulus sebagai the new member of UGG.


5 Hutan yang Bakal Dioptimalkan Sebagai Destinasi Wisata di Bangka Belitung

20 September 2020

Sejumlah wisatawan berkunjung di Pantai Tanjung Tinggi, Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, 20 Juli 2016. Salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi, menjadi magnet wisatawan selama enam tahun terakhir. ANTARA/Aditya Pradana Putra
5 Hutan yang Bakal Dioptimalkan Sebagai Destinasi Wisata di Bangka Belitung

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggali potensi wisata dari hutan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah.


Direktur BPJS Tampil di Belitung Stand Up Paddle dan Kayak 2019

3 Agustus 2019

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto akan ikut dalam lomba Belitung Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 di Tanjung Kelayang, Bangka Belitung. TEMPO/Aditya Budiman.
Direktur BPJS Tampil di Belitung Stand Up Paddle dan Kayak 2019

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto akan mengikuti lomba Belitung Geopark International Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019.


Bangka Belitung Targetkan Jadi Tuan Rumah Asian Beach Games 2022

28 Maret 2018

Pebola voli pantai Indonesia Ayu Cahyaning Siam berusaha mengembalikan bola kepada pebola voli pantai China Chunxia Chen/Anna Hu pada babak perempat final Asian Beach Games ke-III di Haiyang, China, (16/6). Indonesia tunduk melawan tim tuan rumah 0-2 (14-21, 18-21). ANTARA/Puspa Perwitasari
Bangka Belitung Targetkan Jadi Tuan Rumah Asian Beach Games 2022

KONI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengusulkan diri menjadi tuan rumah Asian Beach Games.


Bangka Menyiapkan Pesta Adat Suku Jerieng

17 Desember 2017

Peserta menunggu giliran tampil dalam lomba peragaan busana khas Melayu di rangkaian acara Festival Pulau Penyengat, 23 Februari 2016. Pakaian adat khas Melayu dikategorikan dalam beberapa jenis. ANTARA/Yudhi Mahatma
Bangka Menyiapkan Pesta Adat Suku Jerieng

Realisasi gagasan ini menunggu persetujuan tokoh adat Lembaga Adat Melayu Jerieng.