Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendongkrak Museum Lewat 'Akhir Pekan @Museum Nasional'  

image-gnews
Benda-benda koleksi di Museum Gajah di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/9). Pihak Museum Gajah memberikan keterangan bahwa empat benda artefak berlapis emas hilang dicuri pada Rabu (11/9) malam. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Benda-benda koleksi di Museum Gajah di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/9). Pihak Museum Gajah memberikan keterangan bahwa empat benda artefak berlapis emas hilang dicuri pada Rabu (11/9) malam. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah total pengunjung seluruh museum di Indonesia ternyata sama dengan jumlah pengunjung Museum Louvre di Paris, tempat lukisan Monalisa disimpan, yakni sebanyak sepuluh juta per tahun. 

Persaingan dengan tempat-tempat hiburan lain, misalnya pusat perbelanjaan, dan kurangnya inovasi untuk meningkatkan daya tarik museum, dianggap sebagai faktor penyebab rendahnya kunjungan ke museum-museum di Indonesia.

Museum Nasional Republik Indonesia, museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara, berusaha meningkatkan popularitas museum lewat program Akhir Pekan @Museum Nasional sejak 2013.

Kepala Museum Nasional Indonesia Intan Mardiana mengatakan ingin membuat gebrakan agar keluarga Indonesia dapat menikmati koleksi museum secara interaktif. Upaya itu diharapkan bisa membuat generasi muda memahami lebih dalam sejarah Indonesia.

"Bila anak belum paham sejarah Indonesia, bagaimana mereka bisa bangga?" kata Intan.

Museum menggandeng dapoerdongeng dan Teater Koma untuk meracik pentas dengan inspirasi dari artefak-artefak di Museum Nasional, yang juga dikenal sebagai Museum Gajah karena halamannya dihiasi patung gajah hadiah dari Raja Chulalongkorn, Thailand.

Khusus untuk tahun ini, mereka menggelar pentas dongeng dua kali, pada 20 dan 27 September, dengan tema maritim.

Proses menghidupkan

Tanpa penjelasan menarik, ratusan ribu koleksi benda bersejarah di museum hanya akan tampak sebagai benda-benda mati, yang bisa jadi membosankan bagi beberapa pengunjung.

Selain itu tidak semua orang bisa dengan cepat menyerap penjelasan pada berbagai benda bersejarah di museum.  

Pemimpin dapoerdongeng Yudhi Soerjoatmodjo mengenang pengalamannya mengunjungi museum sewaktu duduk di bangku sekolah, ketika dia malah jadi pusing kepala karena berusaha memahami penjelasan-penjelasan pada koleksi museum dalam waktu singkat.

Menurut dia, bercerita bisa menjadi alat efektif untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan pada koleksi artefak museum. "Story telling adalah alat yang sangat efektif untuk membuat penonton paham mengenai informasi sejarah di balik artefak," katanya.

Dongeng yang disampaikan bukanlah karangan, namun bersumber dari koleksi artefak-artefak peninggalan sejarah. Museum Nasional, dapoerdongeng dan Teater Koma berbagi tugas dalam menghidupkan isi artefak-artefak bersejarah lewat pertunjukan.

Bersama Museum Nasional, dapoerdongeng memilih koleksi yang akan diangkat menjadi pertunjukan, dan kemudian melakukan riset dari segala aspek artefak untuk meraciknya menjadi kisah menarik. 

"Harus relevan sama kekinian, kami cari artefak yang akan dimengerti penonton saat dikisahkan," jelas Yudhi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Butuh sekitar dua bulan untuk menggarap cerita hingga matang dan siap dipentaskan.

Setiap kisah hanya fokus pada tema yang sempit agar mendalam, yang membuat pengunjung tergoda untuk kembali melihat koleksi museum di lain waktu.

Salah satu cerita yang pernah ditampilkan di Akhir Pekan @Museum Nasional adalah mengenai pelana kuda Pangeran Diponegoro yang sempat dirampas Belanda.

Yudhi ingin menuturkan kisah perjuangan Diponegoro dengan pendekatan berbeda. Dia membuat cerita dari sudut pandang Kiai Gentayu, kuda hitam milik Diponegoro, yang mengenakan pelana tersebut.

Lewat cerita Kiai Gentayu, penonton diajak memahami kisah Diponegoro, seperti sebab Perang Jawa, strategi perang Diponegoro dan Belanda, juga kiprah kuda perangnya saat membawa Diponegoro ke tengah pertempuran.

Informasi sejarah itu larut dalam dialog menarik dan ringan sehingga penonton tidak merasa digurui.

Setiap dongeng disuguhkan dalam durasi singkat, 15-20 menit, dengan bumbu humor dan sudut pandang unik. Selanjutnya, eksekusi diserahkan pada Teater Koma.

"Di sini, saya merasakan roh yang berbeda karena berhubungan dengan koleksi," kata salah satu pendiri Teater Koma, Ratna Riantiarno. Pentas dongeng "Berbiduk-biduk di Langit, Berlayang-layang di Lautan", Minggu (20/9), terinspirasi artefak nelayan nusantara seperti bubu, alat pancing dan kapal tradisional yang disajikan lewat wayang tavip, wayang warna-warni dari plastik transparan.

Budi Ros, aktor senior Teater Koma, menjadi dalang, membawa penonton tenggelam dalam kisah tiga pelaut muda beloon dan kakek nelayan.  Alkisah, tiga kelasi beloon itu bernasib naas karena terkatung-katung di tengah laut karena kapal mereka rusak.

Mereka kemudian mempelajari keterampilan navigasi dan menangkap ikan dari para nelayan tradisional yang kini ditinggalkan.

Untuk memfasilitasi program-program interaktif dalam museum di masa mendatang, Museum Nasional sedang membangun teater berkapasitas 400 orang yang ditargetkan rampung awal 2018.

ANTARA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Candi Lumbung, Bangunan Bersejarah yang Pernah Tertimpa Erupsi Gunung Merapi

30 Juni 2023

Candi Lumbung yang pernah terkena erupsi Merapi. Tempo.co/Arimbihp
Melihat Candi Lumbung, Bangunan Bersejarah yang Pernah Tertimpa Erupsi Gunung Merapi

Saat ditemukan pertama kali, kondisi Candi Lumbung Sengi tidak lagi utuh.


Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah meninjau kesiapan peresmian Museum Gua Harimau, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)
Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.


Artefak Curian dari Afrika yang Dipajang di Museum Akan Dikembalikan

28 Oktober 2021

Patung ayam jago era Kerajaan Benin yang akan dikembalikan Universitas Cambridge ke Nigeria. Sumber: Reuters
Artefak Curian dari Afrika yang Dipajang di Museum Akan Dikembalikan

Universitas Cambrige dan museum Quai Branly di Paris mengembalikan artefak curian dari Afrika Barat.


900 Koleksi Museum Sultra Hilang Dicuri, Ada Keris dan Katana Kuno

6 Februari 2021

Pegawai Museum Sultra, saat memperlihatkan beberapa etalase tempat penyimpanan koleksi yang dicuri maling pada 26/1 lalu. (Foto ANTARA/Azis Senong)
900 Koleksi Museum Sultra Hilang Dicuri, Ada Keris dan Katana Kuno

Kasus pencurian koleksi museum Sultra terjadi pada 26 Januari lalu. Pelaku diperkirakan lebih dari satu orang.


Arkeolog di Mesir Temukan Benda Purbakala Usia 3 Ribu Tahun

19 Januari 2021

Sebuah peti mati, yang baru-baru ditemukan dari kuburan Saqqara di selatan Kairo, Mesir 17 Januari 2021. REUTERS/Hanaa Habib
Arkeolog di Mesir Temukan Benda Purbakala Usia 3 Ribu Tahun

Arkeolog Mesir menemukan peti mati dan sejumlah artefak di kawasan pemakaman Saqqara yang usianya mungkin sudah 3 ribu tahun.


Air Danau Sentani Papua Surut, Lihatlah Benda Purbakala Zaman Megalitik

6 Oktober 2020

Warga melakukan ritual Isolo di atas perahu dalam Pembukaan Festival Danau Sentani ke-9 di Kampung Wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua, 20 Juni 2016. Festival ini juga menampilkan upacara adat seperti penobatan Ondoafi. ANTARA/Rosa Panggabean
Air Danau Sentani Papua Surut, Lihatlah Benda Purbakala Zaman Megalitik

Benda purbakala di Danau Sentani peninggalan zaman megalitik ini berkaitan dengan kepercayaan pada roh nenek moyang masyarakat Papua.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Nadiem Hapus Ujian Nasional

28 November 2019

Pelajar mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2019 di SMA Negeri 16 Banda Aceh, Aceh, Senin, 1 April 2019. UNKB tingkat SMA dan Madrasah Aliyah (MA) di Provinsi Aceh diikuti 57.957 pelajar yang tersebar di 23 kabupaten/kota. ANTARA
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Nadiem Hapus Ujian Nasional

Top 3 Tekno berita hari ini: Rencana Nadiem Makarim menghapus Ujian Nasional, adu canggih bomber siluman AS, Cina, Rusia, dan pemukiman abad ke-12.


Temuan Benda Purbakala di Sidoarjo, Arkeolog: Pemukiman Abad 12

27 November 2019

Petugas BPCB Trowulan Jatim melakukan peninjauan di situs Sedati, Sidoarjo (Antara/HO/Khumaidi)
Temuan Benda Purbakala di Sidoarjo, Arkeolog: Pemukiman Abad 12

Arkeolog BPCB Trowulan menduga temuan berupa struktur batu bata dan sumur di Sidoarjo merupakan pemukiman dari abad ke-12


Tak Laporkan Temuan Benda Purbakala, 4 Orang Ini Dipenjara

27 November 2019

Benda purbakala berumur 1.000 tahun yang digali secara ilegal di Herefordshire, Inggris, pada 2 Juni 2015. Penggali dijatuhi hukuman 5 sampai 10 tahun. (cps.gov.uk)
Tak Laporkan Temuan Benda Purbakala, 4 Orang Ini Dipenjara

Empat penemu benda purbakala berupa perhiasan dan koin berumur 1.000 tahun di Inggris, dipenjara karena tidak melapor ke museum.


Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Foto aerial suasana perumahan yang berada di atas mal Thamrin City, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019. Perumahan ini punya beragam fasilitas umum, seperti lapangan tenis, kolam renang, jogging track dan dikabarkan adapula area kebugaran. ANTARA
Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.