TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 900 buah koleksi dari Museum dan Taman Budaya Sulawesi Tenggara atau museum Sultra teridentifikasi hilang karena pencurian yang terjadi pada Selasa, 26 Januari lalu.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra Dody Syahrulsyah mengatakan jumlah tersebut diperoleh setelah pihaknya melakukan pendataan beberapa hari lalu. "Dari sekitar 900 koleksi yang hilang itu sekitar 600-an merupakan aksesoris yang terbuat dari logam dan alat rumah tangga yang digunakan para raja-raja masa lampau dan sisanya berbagai koleksi lain seperti gong, koleksi keris dan samurai (katana) peninggalan Raja Jepang," ujarnya, Kamis, 4 Februari 2021.
Ia pun merinci bahwa ada tiga jenis pedang katana yang hilang. Bila dilihat dari sejarahnya, barang itu nilainya bisa mencapai ratusan juta per buahnya.
Saat ini, kasus pencurian koleksi museum itu telah ditangani oleh kepolisian. Namun belum ada informasi soal penangkapan pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari satu orang itu. Informasi sementara, pelaku bisa membobol dua lapis pintu di gudang yang menjadi tempat penyimpanan benda koleksi itu.
Sementara itu, sejarawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Haluoleo (UHO) Kendari Basrin Melamba berharap kasus pencurian ini menjadi pelajaran bagi organisasi perangkat daerah terkait dengan kebijakan mengenai tata cara menjaga, mengelola dan merawat benda-benda koleksi di dalam museum itu. "Memang sangat perlu dipikirkan ke depan di era digital ini membuat museum digital, misalnya pengunjung itu tidak perlu ke museum namun sisa membuka situs museum. Jadi di situ ada deskripsi tentang benda-benda cagar budaya, baik itu nama, jenis, asal usul dan periode benda itu," kata dia.
Baca juga: Museum Smithsonians Kumpulkan Artefak dari Kerusuhan US Capitol