TEMPO.CO , Makassar: Festival Full Moon di Rammang-rammang, Kabupaten Maros, digelar pada 8-9 Agustus 2015. Para pengunjung disuguhi berbagai pertunjukan kebudayaan sembari menikmati keindahan alam, terutama tebing batu karst, di bawah sinar bulan purnama.
“Berbagai atraksi yang ditampilkan akan memberikan sensasi yang berbeda bagi para pengunjung,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, Ahad, 5 Juli 2015.
Jufri mengatakan, tebing batu karst Rammang-rammang Maros merupakan kawasan wisata paling diminati oleh para wisatawan yang menyukai petualangan. Kelestariannya dijaga oleh penduduk setempat. “Keindahan bukit batu karst Rammang-rammang tidak kalah dengan yang ada di luar negeri,” ujarnya.
Dia berharap festival ini tidak hanya memancing wisatawan lebih banyak berkunjung ke Sulawesi Selatan, khususnya Maros, tapi juga menghasilkan anggaran yang bisa digunakan untuk penataan sehingga menjadi destinasi yang lebih memadai.
Menurut Jufri, untuk menghadapi pelaksanaan festival, telah dilakukan berbagai persiapan. Di antaranya perbaikan sarana dan prasarana. Dia mengatakan sudah meninjau lokasi festival.
“Pemandangan alamnya sangat indah. Kami akan minta perusahaan travel membantu mempromosikannya,” ucapnya.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Yulianus Batara, menjelaskan bahwa penyelenggaraan festival dilakukan pada 8-9 Agustus mendatang, karena merupakan saat puncak cahaya bulan purnama. Saat itu pun minim awan, sehingga pengunjung bisa leluasa menikmati keindahan tebing batu karst dan berbagai acara budaya yang disuguhkan, di antaranya Pa'Ganrang Rinci, Pakacapi, Pa'Gambus, Pepekarima, dan Pamanca.
Komunitas fotografer, para blogger, serta pelukis diundang dalam festival. Hasil karya mereka, baik keindahan alam maupun pertunjukan kebudayaan, akan dipamerkan di gedung kesenian. Karya terbaik akan mendapat hadiah.
Yulianus menjelaskan, yang tak kalah unik dalam festival ini adalah para pengunjung bermalam di tenda dan rumah penduduk. Namun, dia mengingatkan, fasilitas transportasi berupa perahu sangat terbatas, hanya sekitar 40 unit dengan daya tampung lima orang per perahu. “Secara teknis, berbagai persiapan penyelenggaraan festival telah dilakukan,” tuturnya.
IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI