TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Surakarta berencana untuk menjadikan Bengawan Solo sebagai salah satu obyek wisata. Hanya saja, pemerintah butuh waktu yang cukup lama untuk menjadikan sungai itu agar menarik dikunjungi.
Salah satunya, pemerintah harus giat menyelenggarakan atraksi wisata di tempat itu. "Misalnya seperti Festival Bengawan Solo yang diselenggarakan hari ini," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, Ahad, 12 April 2015. Dalam acara itu, mereka menyelenggarakan perlombaan rakit hias.
Selain itu, kondisi sungai terpanjang di Jawa itu memang perlu dibenahi. Hal itu harus dilakukan agar Bengawan Solo bisa menjadi tempat wisata alam yang benar-benar menarik. "Ini bisa memakan waktu hingga sepuluh tahun," ujar Rudyatmo.
Pembenahan harus memakan waktu yang lama lantaran kendala perilaku masyarakat yang masih belum mendukung terkait dengan kebiasaan membuang sampah ke sungai. "Mengubah perilaku bukan hal yang mudah," ujarnya.
Penyelenggaraan kegiatan di sungai, seperti Festival Bengawan Solo diharapkan mampu menyadarkan masyarakat dari kebiasaan buruk itu. "Sungai harus sering-sering menjadi pusat kegiatan," katanya.
Rudyatmo juga mengeluhkan banyaknya limbah industri yang masuk ke sungai tersebut. "Kami sudah minta agar Kementerian Lingkungan Hidup bisa menertibkan," ucapnya.
Rudyatmo mengaku tidak memiliki kewenangan karena industri yang membuang limbah ke Bengawan Solo kebanyakan berada di luar Kota Surakarta.
Sejak 2008, Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan pembenahan terhadap kawasan di sekitar Bengawan Solo. Mereka telah merelokasi lebih dari seribu rumah yang berada di bantaran sungai secara bertahap. "Saat ini tinggal beberapa rumah yang akan kami selesaikan dalam waktu dekat," katanya
AHMAD RAFIQ