Sebelum menjelajahi kuil, saya memilih menikmati es krim rasa anggur. Ini pilihan paling tepat untuk menemani saya saat siang, yang saat itu cukup panas. Untuk menikmati sebuah es krim, saya harus menebusnya seharga 350 yen atau setara Rp 40 ribu. Tetap saja pantas untuk mendapatkan kesegaran buah anggur yang begitu lembut di lidah.
Asakusa adalah satu di antara pusat kota tua di Tokyo. Selain wisatawan asing, warga yang mengenakan kimono, dari yang bermotif modern hingga tradisional, menjadi pemandangan yang jamak di tempat ini. Banyak wisatawan tidak melewatkan momen berfoto bersama perempuan-perempuan Jepang ini dengan latar Kuil Sensoji.
Sensoji adalah kuil Buddha yang dibangun pada abad ke-7. Kuil ini adalah bukti masyarakat Jepang yang masih merawat tradisinya. Mereka yang datang tak sekadar berwisata, tapi juga untuk beribadah—karenanya serangkaian prosesi ibadah juga amat kental, dari mencuci tangan, mulut, bahkan ada yang meminum air dari sumber yang terdapat di patung Sun Go Kung.
Di dalam kuil utama, orang-orang berdoa, melempar koin, membakar lilin, serta mengambil ramalan. Dan saya sibuk mengambil gambar mereka menggunakan telepon seluler.