TEMPO.CO, Banda Aceh - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh Teuku Samsuar mengatakan syariat Islam yang diberlakukan di Nanggroe Aceh Darussalam tak mengganggu kunjungan wisatawan, khususnya di Banda Aceh. Gencarnya promosi dinilai menjadi salah satu pendorong kedatangan turis ke Aceh.
Menurut Samsuar, kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Banda Aceh terus meningkat dari tahun ke tahun. Wisata tsunami, budaya, dan kuliner menjadi andalan mendatangkan turis, terutama setelah dicanangkannya Visit Banda Aceh 2011. "Penerapan syariat Islam tidak mempengaruhi minat wisatawan bertandang," ujar Samsuar, Kamis, 23 Oktober 2014. (Baca juga: Qanun Jinayat Aceh Disahkan)
Dari data yang dikantongi Dinas Kebudayaan, pada tahun 2014, kunjungan wisatawan ke Banda Aceh sudah mencapai 500 ribu orang. Sedangkan dua tahun sebelumnya hanya sekitar 188 ribu wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Banda Aceh. "Ini berdasarkan data-data yang kita himpun dari hotel-hotel."
Samsuar meyakini bahwa dipercayanya Banda Aceh sebagai tuan rumah Tourism Indonesian Mart & Expo (TIME) atau Pasar Wisata Indonesia 2014, yang acaranya digelar 23-26 Oktober, mampu meningkatkan jumlah wisatawan ke depan. Hal ini akan membangkitkan perekonomian Banda Aceh dan Provinsi Aceh, khususnya.
Obyek wisata tsunami yang menjadi andalan di Banda Aceh adalah Museum Tsunami, PLTD Apung, Rumah Boat di Lampulo, dan Masjid Baiturrahim Ulee Lheu. Lokasi wisata tersebut terus dibenahi untuk menyambut perayaan tsunami kesepuluh yang jatuh pada 26 Desember 2014 mendatang.
Sebelumnya, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, berdasarkan data pemerintah, wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh pada 2013 sekitar 40.500 orang. Meningkat dibandingkan dengan 2012 yang hanya 28.900 orang.
ADI WARSIDI
Berita lain:
Beda Jokowi dan JK Soal Pengumuman Kabinet
6 Nama Kementerian Baru Usulan Jokowi
Soal Kabinet, Fahri PKS: Jokowi Jangan Langgar UU