Menurut Sardjang, jika ingin membuat cappuccino, tinggal menambahkan krim. Jika ingin membuat espresso Americano, cukup dengan memindahkan kopi pada cangkir yang lebih besar dan ditambahkan air panas. Setiap teknik yang berbeda, menghasilkan rasa yang berbeda.
Untuk meracik kopi pada mesin espresso, Sardjang menggunakan kopi Toarco yang mempunyai label Toraja Espresso, yang kemasannya berwarna merah. Kemasan ini menunjukkan jenis kopi, adapun pembagian jenis produk Toarco ini dibedakan berdasarkan cara menggorengnya.
Menurut Sardjang, ciri khas mendasar kopi Toarco adalah rasa kecut dan asamnya yang lebih terasa. Tapi rasa asam dalam kopi tersebut tidak merusak lambung. Teknik pembuatannya juga berbeda dengan kopi pada umumnya. Semua bahan bakunya seratus persen kopi arabika. Kata Sardjang, jenis kopi ini memiliki kandungan kafeinnya yang rendah.
Untuk mencapai kualitas kopi terbaik, kata Sardjang, Toarco menjaga beberapa hal. Antara lain, memilih tempat ideal penanaman kopi, yaitu di dataran tinggi. Untuk mendapatkan cita rasa yang lembut dan harum, pihaknya melakukannya melalui seleksi, pemilihan kopi, dan menguji rasa. “Sistem pencucian kopi yang diterapkan Toarco adalah full wash—sistem pencucian yang paling lengkap, melewati semua tahapan,” ucap Sardjang.
Manajer pemasaran dan penjualan, Basri Uno, mengatakan Toarco sudah mendapat sertifikat dari Good Inside (UTZ Certified) dan Rainforest Alliance—organisasi internasional yang berfokus terhadap dampak lingkungan, pencemaran, dan binatang.
REZKI ALVIONITASARI