TEMPO.CO, Sleman - Gunungan dalam kirab budaya biasanya terdiri atas hasil-hasil pertanian. Misalnya, buah-buahan dan sayuran. Namun dalam kirab budaya di Kalasan, Sleman, gunungan dibuat dari ayam goreng yang dikemas dalam plastik supaya tidak kotor.
Seusai kirab, gunungan biasanya diperebutkan oleh masyarakat. Namun dengan pertimbangan supaya tidak mubazir, justru ayam-ayam utuh atau ingkung itu dibagikan kepada masyarakat dan tamu undangan.
"Sentra ayam goreng Kalasan ada di Pedukuhan Bendan, Tirtomartani, Kalasan. Ini pertama kali ada gunungan dengan kirab ayam goreng," kata Danang Kristiawan, Kepala Desa Tirtomartani, Ahad, 10 Agustus 2014.
Ayam goreng Kalasan yang populer di restoran besar seperti Mbok Berek dan Ayam Goreng Suharti berasal dari pedukuhan ini. Ada lebih dari 35 pengusaha rumahan ayam goreng yang gurih rasanya ini. Selain ayam, ada juga kremesan--remah bumbu ayam goreng--yang gurih khas Kalasan.
Sebanyak 225 ingkung ayam goreng dimuat dalam dua gunungan. Didahului oleh replika ayam jago besar, kirab ini menempuh jarak 5 kilometer, dimulai dan berakhir di dekat Candi Sari, yaitu candi Buddha yang dekat dengan Candi Kalasan.
Sentra kuliner ayam goreng Kalasan berada di barat Candi Prambanan. Selain bisa menikmati wisata sejarah candi, wisatawan juga bisa menikmati makanan khas ini. Ayam yang digoreng oleh masyarakat sekitar candi itu adalah ayam merah atau ayam petelur yang sudah tidak produktif. Juga ada ayam kampung. Pemesan bisa memilih.
Harga satu ingkung ayam goreng ini Rp 45-75 ribu, tergantung pada jenis ayam dan ukurannya. Para produsen ayam goreng Kalasan juga memasok ke restoran-restoran besar serta pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
Setiap hari, rata-rata para produsen ayam goreng khas ini bisa memproduksi 30-an porsi. Di saat libur, baik libur sekolah maupun Lebaran, setiap produsen bisa menghasilkan lebih dari 100 ayam goreng per hari. "Ada pemasok ayam merah dari peternak ayam petelur ke kampung sentra ayam goreng Kalasan ini," kata Danang.
Salah satu produsen ayam goreng Kalasan, Lisis Puryani, 47 tahun, menyatakan sentra ayam goreng ini ada sejak ia belum lahir. Turun-temurun warga memasak ayam goreng lezat ini. "Untuk ngungkep ayam, selama 2 jam, dengan bahan bakar kayu. Kalau untuk menggoreng, dengan bahan bakar gas," katanya.
MUH. SYAIFULLAH
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Angkat Hendropriyono sebagai Penasihat
Ini Penyebab Muncul Fenomena Jilboobs
Ical Tak Akan Maju Lagi Jadi Ketum Golkar