TEMPO.CO , Mataram: Federasi Panjat Tebing Indonesia Nusa Tenggara Barat menawarkan penjelajahan kaldera Tambora pada peringatan Tambora Menyapa Dunia. Ini merupakan petualangan kedua setelah pendakian puncak gunung Tambora pada ketinggian 2.850 meter.
Kaldera Tambora berada pada ketinggian 1.100 meter dari bibir kawah. Di sana ada danau Motilalo seluas 20 hektar. Ini merupakan danau terbesar di Asia. Tawaran penjelajahan kaldera Tambora digaungkan menjelang dua abad (200 tahun) meletusnya gunung itu pada 11 April 1815. “Ini tantangan jelajah baru untuk meramaikan peringatan Tambora Menyapa Dunia,” kata Pembina Federasi Panjat Tebing Indonesia Nusa Tenggara Barat, Wahiburahman, kepada Tempo.
Baca Juga:
Federasi menggelar Kejuaraan Nasional Panjat Tebing Kelompok Umur 7-19 di Mataram sejak Sabtu 27 Juni 2013 lalu. Sewaktu selesai pembukaan, Wahiburahman menyampaikan tantangan tersebut kepada Ketua Umum FPTI Akil Mochtar.
Tim resque FPTI yang beranggotakan 20 orang merintis perjalanan jelajah ke kaldera melalui jalur Dorocanga, mulai dari Desa Pancasila, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. “Ini untuk mengangkat potensi Tambora yang tidak kalah indahnya dibanding Rinjani,” ujarnya.
Jelajah kaldera ini cukup aman karena kegiatan vulkanik gunung normal meskipun masih aktif. Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.
Pejabat Museum Geologi Heryadi Rachmat yang pernah melakukan survei mengatakan sebagai kaldera muda diperkirakan keadaan tanahnya purus (terapat pori-pori - berlubang). “Medanya terjal. Batunya lepas-lepas,” kata Heryadi. Bagian danaunya di pinggir dan kedalamannya tidak lebih dari lima meter.
Letusan Tambora yang sangat dahsyat (parosisma) disertai pembentukan kaldera, menghasilkan material berupa jatuhan dan aliran piroklastik dengan volume sekitar 650 km3. Hampir seluruh gunung api, termasuk tiga kesultanan (Tambora, Pekat dan Sanggar), tertutup abu. Kaldera Tambora diameternya 7 km, dengan kedalaman mencapai 1 km. Dasar kawahnya telah muncul gunung api baru yang diberi nama Doro Api Toi. “Yang merupakan pusat kegiatan gunung api Tambora saat ini,” kata dia.
Awal Mei 2007, ahli vulkanologi dari University of Rhode Island Prof.DR.Haraldur Sigurdsson mengemukakan hasil penelitiannya dampak letusan gunung api Tambora di daerah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Letusan gunung api Tambora yang diperkirakan sebelum meletus tingginya 4.200 meter pada tahun 1815 merupakan letusan terdahsat di dunia. Letusannya 10 kali lipat dari letusan Krakatau. Akibatnya kaldera seluas 100 kilometer persegi terbentuk. Asapnya membubung hingga 43 kilometer dan mengeluarkan 400 juta kubik gas sulfur, belerang yang mempengaruhi daya tembus matahari ke bumi.
Haraldur Sigurdsson melakukan penelitian pertama di lokasi Tambora pada tahun 1985 dan kedua kalinya, tahun 2004. Tambora kelak bisa diminati 100 ribu wisatawan.''Kalau situs ini semakin dikenal, pasti didatangi wisatawan. Juga untuk penelitian arkeologi dan budaya,'' kata dia.
SUPRIYANTHO KHAFID
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta