TEMPO.CO, Bandung–Museum Sri Baduga Bandung akan memamerkan ratusan koleksi alat musik tradisi dari seluruh Nusantara dalam gelaran Pameran Alat Musik Nusantara 2013 ‘Mengurai Beda Merangkai Sama’ pada 5 Juni - 5 Juli 2013 di Museum Sri Baduga, jalan BKR Bandung. Pameran Nasional yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Jawa Barat ini akan menampilkan ragam koleksi alat musik dari 31 museum di seluruh Indonesia.
Kepala Museum Sri Baduga Bandung Ani Ismarini mengatakan, Pameran Alat Musik Nusantara 2013 merupakan gelaran ke-empat yang diselenggarakan setiap tahun di setiap propinsi di Indonesia sejak tahun 2012. “Pameran keliling se-Indonesia ini merupakan suatu ajang penyebaran informasi mengenai alat musik tradisi se-Nusantara, mengikutsertakan para ahli dari tanah air dan sebagai edukasi bagi pengunjung mengenai alat musik,” katanya.
Beberapa museum yang menjadi peserta yaitu, Museum Sri Baduga Bandung, Museum Sejarah Jakarta, Museum Negeri Bengkulu, Museum Negeri Bali, Museum Negeri Nanggroe Aceh Darussalam, Museum Nila Utama Riau, Museum Negeri Sulawesi Utara, Museum Negeri Kalimantan Barat, Museum 1000 Moko NusaTenggara Timur, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Museum Loka Budaya Uncen, Museum Negeri Papua, dan lain-lain.
"Museum-museum yang menjadi peserta pameran mengirimkan beberapa koleksi alat musik yang dinilai memiliki ciri khas yang mewakili daerah masing-masing,” ujarnya pada Tempo.
Alat musik tradisi yang dipamerkan pada umumnya memiliki nilai kemasyarakatan yang tinggi. Baik dari bentuk maupun instrument yang dikeluarkannya memiliki arti tersendiri bagi sekelompok orang yang memainkannya. Mengusung tema ‘Mengurai Beda Merangkai Sama’, para kurator pameran ingin menginformasikan bahwa Indonesia memiliki keragaman alat musik yang kaya.
Kurator pameran Heri Herdini mengatakan, alat musik di Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda baik dari bentuk, konstruksi dan instrument. Namun, pada dasarnya ada kesamaan dari alat musik di Nusantara. “Pengetahuan tentang alat musik nantinya akan diinformasikan dalam sebuah deskripsi, sehingga pengunjung bisa tahu nilai-nilai sejarah di balik alat musik tersebut,” ujar Dosen Sekolah Tinggi Seni Indonesia itu.
Beberapa alat musik tradisi yang akan dipamerkan yaitu : Sarune Bolon koleksi Museum Sumatera Utara, alat ini termasuk bagian dari perangkat gondang sabangunan dari Batak Toba yang digabungkan dengan instrumen taganing (perangkat gendang), gondang (gendang berukuran besar), ogung (gong), hesek (simbal), dan adap (gendang kecil) ; Ada juga Goong, alat musik yang sudah dipakai sejak abad ke-19 ; Lisung dari Jawa Tengah yang dibuat dari kayu yang sudah berumur tua, namun masih bisa menghasilkan suara merdu. Sementara Jawa Barat sendiri mengirimkan sekitar dua puluh koleksi alat musik tradisi, salah satunya Kacapi Lesung dengan jumlah senar tujuh, sementara kacapi pada umumnya memiliki sepuluh senar dan masih banyak koleksi lainnya.
Selain pameran alat musik, gelaran tersebut juga akan diramaikan dengan Seminar Alat Musik Nusantara, Workshop pembuatan alat musik bamboo dan pertunjukkan instrument. “Pengunjung bukan hanya bisa menikmati pameran tapi juga bisa menikmati instrument alat musik tersebut, ada pengetahuan dan proses pembelajaran di dalamnya. Pengunjung juga bisa mencoba alat musiknya,” kata Bambang Subarnas, Project Manager Pameran Alat Musik Nusantara 2013.
RISANTI
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh