TEMPO.CO, Semarang--Terdapat 300 bangunan tua di Kota Semarang yang perlu perhatian, kondisinya memprihatinkan dan cenderung tak terurus. Saat ini baru terdapat 103 bangunan kuno di Semarang yang masuk konservasi. "Sedangkan sisanya masih ada sekitar 300 bangunan yang perlu mendapat perhatian lebih," ujar Harini Krisniati, Ketua Oen Foundation, penyelenggara Festival Kota Lama Semarang, di sela acara Festival Kota Lama, Ahad 7 Oktober 2012.
Menurut Harini, sejumlah bangunan tua yang perlu perhatian ini berada di sekitar kota lama Semarang, tepatnya di kawasan Johar hingga Tawang, Kecamatan Semarang Utara.
Keberadaaan bangunan tua ini sebagian besar kondisinya tak terawat dan berada diambang kepunahan. Harini berharap bangunan yang selama ini menjadi bukti peradaban tempo dulu ini jangan sampai punah. "Apalagi keberadaannya dilindungi undang-undang, pemilik tak boleh membiarkan bangunan ini hilang begitu saja," uja Harini menambahkan.
Ia mengatakan yayasannya sengaja menyelenggarakan festival kota lama sebagai upaya mempertahankan keberadaan gedung tua yang ada. Selain untuk membangun kesadaran pemilik, kegiatan yang dilakukan ini sbagai upaya menyediakan gedung sesuai peruntukan. "Termasuk gagasan ke arah target wisata bernuansa tempo dulu," katanya.
Festival yang dilakukan sejak tanggal 5 hingga 7 Oktober kemarin diharapkan mampu memancing pemilik bangunan untuk memanfaatkan. Dengan begitu, Harini berupaya ikut membantu mencari investor. "Apakah akan dijadikan untuk penjulan produk atau rumah makan, termasuk dimanfaatkan untuk kegiatan budaya," katanya.
Ia mengaku dalam waktu dekat akan mengumpulkan para pemilik bangunan bersama Pemerintah Kota Semarang untuk mencari terobosan pemanfaatan bangunan sisa kolonial ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kota Semarang, Nurjanah, menyatakan siap memberikan bantuan kemudahaan pemanfaatan sejumlah gedung tua yang ada. "Baik berupa perizinan maupun program sosialisasi," ujar Nurjanah.
Ia menilai, bila dimanfaatkan secara maksimal, keberadaan gedung tua di kawasan kota lama memilki nilai ekonomis. Pemerintah Kota Semarang sendiri telah merancang agar keberadaan kawasan yang banyak ditempati gedung tua sebagai daerah kunjungan wisata. "Ini bisa digunakan oleh pemilik atau pun investor untuk dikembangkan, yang jelas kami mendukung," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang telah melibatkan sejumlah pakar arsitektur terlibat pengenalan sejumlah gedung tua yang bernilai sejarah, para pakar ini mempresentasikan kepada para para pelaku usaha pariwisata di Kota Semarang untuk dipublikasikan ke daerah lain.
EDI FAISOL