TEMPO.CO , Kupang - Sebanyak 220 wisatawan mancanegara peserta Sail Morotai yang singgah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai kesulitan mendapatkan air bersih dan bahan bakar minyak (BBM).
Pengelola Pantai Tedys, Tedy Tanoni, mengaku para wisatawan mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih dan BBM, saat sandar di Pelabuhan Rakyat (Pelra) di Kelurahan Lailai Besi Kopan (LLBK), Kota Kupang.
"Untuk membeli BBM dan air bersih, para wisatawan harus bawa jeriken," kata Tedy kepada wartawan di Kupang, Kamis, 2 Agustus 2012.
Selain itu, menurut Tedy, para wisatawan juga mengeluhkan tidak tersedianya mandi cuci kakus (MCK) dan laundry umum yang mestinya disiapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT sebagai panitia lokal. Akibatnya, wisatawan harus mencari sendiri. "Saudara lihat sendiri banyak kapal para wisatawan, tapi tidak ada WC umum dan laundry," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT Abraham Klakik mengakui masih banyak kekurangan dalam penyambutan para sailor ini, namun pihaknya tetap berupaya untuk melengkapi kekurangan tersebut. "Memang masih banyak kekurangan di sana-sini, tapi kami terus berupaya melengkapinya," katanya.
Menurut dia, Dinas akan membenahi dan memberikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini, sehingga mereka merasa nyaman dan menikmati nuansa NTT. "Kami berharap ada dampak positif untuk masyarakat lokal, sehingga kami akan lakukan yang terbaik," katanya.
Sampai siang ini, sudah terdapat 73 kapal dari 20 negara peserta Sail Morotai yang tiba di Kupang, dengan jumlah wisawatan sebanyak 220 orang. Kapal peserta Sail Morotai ini berlabuh di Pantai Tedys. Mereka akan berada di Kupang selama empat hari dengan mengunjungi beberapa lokasi wisata di daerah ini.
Setelah dari Kupang, para wisatawan ini akan mengunjungi 12 tujuan lainnya di NTT hingga 9 September 2012 dan melanjutkan perjalanan mengikuti Sail Morotai, Maluku Utara.
YOHANES SEO