Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Ada Duit, Situs Bersejarah di Bojonegoro Rusak  

image-gnews
Kawasan Situs Bersejarah Benteng Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. TEMPO/Subekti
Kawasan Situs Bersejarah Benteng Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO , Bojonegoro - Sejumlah situs bersejarah yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur rusak dan tidak terurus. Dinas Pariwisata Bojonegoro mengklaim tidak ada anggaran untuk mengurus benda-benda purbakala tersebut. Yang lebih memprihatinkan, ada situs berumur ratusan tahun yang hilang dan diduga dijual ke luar Bojonegoro oleh oknum dengan harga tinggi.

Situs bersejarah tersebut tersebar di Kecamatan Dander, Ngraho, Tambakrejo, Purwosari, Kasiman, Temayang, Malo, Trucuk, dan Kedewan. Sejumlah pegiat benda purbakala di Bojonegoro menyebutkan kerusakan benda purbakala dan areal situs sudah parah. Namun belum ada tindakan nyata dari Pemerintah Daerah Bojonegoro untuk menyelamatan benda bernilai historis tinggi tersebut. "Saya sangat prihatin," ujar pengamat benda purbakala Bojonegoro, Hary Nugroho, kepada Tempo, Jumat 25 Mei 2012.

Hary menuturkan di Bojonegoro juga kerap terjadi aksi perburuan liar situs purbakala. Setidaknya dalam satu tahun terakhir sejumlah benda purbakala dijual ke kolektor ke kawasan Jawa, termasuk ke Pulau Bali. Namun para pemburunya sebagian besar justru dari warga Bojonegoro sendiri, juga Tuban dan Lamongan.

Areal yang kerap jadi sasaran penjarahan di antaranya situs geoarkeologi (hunian manusia purba) di Goa Gondel, Desa Soko, Kecamatan Temayang, atau sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Bojonegoro. Di dalam goa ini terdapat stalagmit dan stalagnit, yang diduga dicuri orang dari daerah selatan. Benda purbakala ini dijual dengan harga murah dan tidak sebanding dengan nilai sejarah. Harganya sekitar 50 ribu per fragmen. Barang tersebut selanjutnya dijual para kolektor ke Pulau Jawa dan Bali.

Kemudian situs paleontologi yang ada di Kecamatan Ngraho, Tambakrejo, Padangan, dan Purwosari. Sekarang ini para pemburu liar juga sedang mengincar fragmen langka. Berupa jenis udang yang ada di sekitar kawasan Kali Gandong, perbatasan Kecamatan Padangan dan Purwosari. Fragmen udang ini berumur sekitar 3 juta tahun, yang diketahui dari stratifikasi lapisan tanah yang ditemukan di sekitar fragmen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan kondisi situs arkeologi yang ada di Kecamatan Ngasem, Kasiman, dan Kedewan juga tidak terurus dan jadi jarahan para kolektor. Di antaranya situs peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di kawasan wisata Kayangan Api, Kecamatan Ngasem. Situs di lokasi ini pernah dilakukan penelitian dari arkeolog Universitas Indonesia, tapi sampai sekarang belum tuntas. "Saat ini kondisinya tak terurus," ujar Hary.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Suismoyo, membantah jika sejumlah situs dan benda purbakala tidak terurus. Dia menyebut sekarang ini instansinya tengah melakukan pendataan lebih detail. Hanya, persoalannya, minimnya anggaran membuat tidak seluruh benda purbakala itu dirawat dengan baik. "Terus terang, kendala biaya," kata dia kepada Tempo, Jumat 25 Mei 2012 siang.

Dia mencontohkan di areal Khayangan Api, Kecamatan Ngasem, sudah dua kali dilakukan penelitian dari arkeolog Universitas Indonesia. Dan diproyeksikan akan ada penelitian lanjutan. Selain itu, juga perawatan untuk stalagtit dan stalagmit di Goa Gondel Desa Soko, Kecamatan Temayang, juga akan dilakukan perawatan. "Jadi, tetap kami rawat. Jangan bilang tidak terurus," kata dia.

SUJATMIKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Seorang penambang membawa 2 jerigen minyak solar yang telah diolah di penambangan tradisional desa Wonocolo, Kecamatan Kadewan, Bojonegoro, Kamis 11 September 2014. TEMPO/Fully Syafi
Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.


Anies Baswedan Sebut Pemerintah Selama Ini Tak Serius Urusi Pupuk

30 Desember 2023

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dialog dan serap aspirasi nelayan Banyuwangi, Jawa Timur. Kamis, 28 Desember 2023. ANTARA/Budi Candra
Anies Baswedan Sebut Pemerintah Selama Ini Tak Serius Urusi Pupuk

Anies Baswedan mengatakan pemerintah selama ini tak serius menangani urusan pupuk.


Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

19 Juni 2023

Patirtan atau tempat membasuh kaki dan tangan di Situs Liyangan. Tempo/Arimbihp
Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

Situs Liyangan adalah bukti nyata bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.


Guncang Bojonegoro dan Tuban, Sesar RMKS Pernah Picu Gempa Merusak

12 Juni 2023

Ilustrasi gempa. geo.tv
Guncang Bojonegoro dan Tuban, Sesar RMKS Pernah Picu Gempa Merusak

Gempa terkini mengguncang dari Laut di Maluku. Intensitas gempa sampai skala IV MMI.


Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

10 Maret 2023

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai "Piramida" tertua di Dunia


Ratusan Peserta Ramaikan Gowes Jelajah Hulu Migas SKK Migas di Bojonegoro

18 Desember 2022

Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti  bersepeda di acara Gowes Jelajah Hulu Migas yang diikuti 286 peserta di Bojonegoro, Minggu 18 Desember 2022. Selama acara gowes itu juga dilakukan penanaman di Waduk Gerobokan, Bojonegoro. Dok.SKK Migas
Ratusan Peserta Ramaikan Gowes Jelajah Hulu Migas SKK Migas di Bojonegoro

Kegiatan Gowes Jelajah Hulu Migas SKK Migas tak hanya bersepeda keliling Bojonegoro, tapi juga melakukan penanaman pohon.


Program BPBL, Negara Hadir Bantu Masyarakat Tingkatkan Elektrifikasi

22 Oktober 2022

Program BPBL, Negara Hadir Bantu Masyarakat Tingkatkan Elektrifikasi

Program diperuntukkan bagi rumah tangga tidak mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial


PUPR Rampungkan Perbaikan Jembatan Ngantru di Ngawi yang Sedot Rp 5,7 Miliar

26 Maret 2022

Ilustrasi pembangunan jembatan. dok.TEMPO
PUPR Rampungkan Perbaikan Jembatan Ngantru di Ngawi yang Sedot Rp 5,7 Miliar

Kementerian PUPR merampungkan perbaikan Jembatan Ngantru di Ngawi yang membutuhkan dana Rp 5,7 miliar.


Resmikan 2 Bendungan di Jatim, Jokowi Berharap Bisa Bantu Ketahanan Pangan

30 November 2021

Presiden Indonesia, Joko Widodo saat menghadiri peresmian Bendungan Napun Gete, Kabupaten Sikka, NTT, 23 Februari 2021. Foto/youtube.com
Resmikan 2 Bendungan di Jatim, Jokowi Berharap Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Presiden Jokowi berharap kehadiran 2 bendungan di Jawa Timur bisa meningkatkan produktifitas petani.


Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.