Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

Reporter

image-gnews
Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai “Piramida” tertua di Dunia. Lantas, bagaimana sebenarnya awal mula penemuan situs tersebut?

Situs Gunung Padang

Seorang peneliti Belanda, Nicolaas Johannes Krom adalah orang pertama yang menemukan situs ini di wilayah Gunung Melati pada 1914. Namun, tidak ada penelitian atau perbincangan lebih lanjut kemudian.

Pada 1979, barulah seorang warga setempat kembali menemukan situs tersebut yang disebut sebagai peninggalan purbakala. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pun mulai melakukan aktivitas ekskavasi untuk mencari tahu asal muasal batu-batu “misterius” di Cianjur, Jawa Barat itu.

Setelah studi arkeologis yang panjang hingga 2014, pemerintah Indonesia akhirnya menetapkan Situs Gunung Padang sebagai Cagar Budaya Nasional. Area situs ini memiliki luas total 291.800 meter persegi, tetapi luas kompleks utamanya hanya 900 meter persegi. Berada di ketinggian 885 meter di atas permukaan laut, Situs Gunung Padang terdiri atas lima teras.

Apakah situs Gunung Padang sebuah piramida kuno?

Serangkaian penelitian menyatakan bahwa situs Gunung Padang dikonservasi antara abad IV–XVI oleh masyarakat penganut tradisi megalit. Sebuah naskah Sunda Kuno menyebut tempat suci semacam itu sebagai kabuyutan. Budayanya kemudian terus berlanjut ke masa Hindu-Buddha.

Secara umum, situs Gunung Padang digambarkan seperti sebuah punden berundak besar terkubur di dalam tanah dan hanya sebagian atasnya yang muncul ke permukaan tanah. Peninggalan zaman megalitikum ini kerap diperdebatkan bentuk aslinya, yakni candi atau piramida. Namun, sejumlah peneliti Tanah Air meyakini bahwa hipotesis piramida keliru karena itu bukanlah kultur asli Indonesia.

Pada 2018, tim ilmuwan Indonesia mengklaim bahwa usia lapisan batu di Situs Gunung Padang semakin ke bawah semakin tua. Lapisan batu pertama diperkirakan berusia 3.500 tahun, lapisan kedua 8.000 tahun dan lapisan ketika 9.500 hingga 28.000 tahun. Hal itu menjadikan situs Gunung Padang sebagai bangunan “mirip” piramida tertua di dunia, bahkan lebih tua dari Piramida Agung Giza di Mesir yang berusia sekitar 4.500 tahun.

Penelitian tentu tak berakhir sampai di situ. Para sejarawan lainnya hingga kini terus melanjutkan analisis tentang Situs Gunung Padang.

Kondisi situs Gunung Padang saat Ini

Dilansir dari petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, situs Gunung Padang didatangi oleh 200 hingga 300 orang per pekan dan menjadi salah satu wisata sejarah favorit. Beberapa fasilitas wisata yang melengkapi situs Gunung Padang antara lain adalah menara pandang, warung-warung milik penduduk dan lahan parkir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seiring berjalannya waktu, situs Gunung Padang kian mengalami kerusakan. Akibat erosi dan tetumbuhan liar, banyak punden yang aus, retak, lepas, bahkan jatuh ke lereng bukit. Genangan air, desakan akar serta tanah longsor juga membuat struktur punden menggelembung dan menjorok ke luar. Tak hanya itu, pelapukan batuan juga terjadi karena ganggang dan lumut-lumutan.

Sangat disayangkan, vandalisme pun kerap ditemukan di situs Gunung Padang. Orang-orang menginjak atau menduduki batu, memindahkan batu, mencoret atau menggores batu hingga memukul-mukul batu. Aktivitas wisata yang tidak terkendali kadang menyebabkan berubahnya susunan struktur asli punden.

Akses Menuju Situs Gunung Padang

Untuk menuju situs Gunung Padang, pengunjung dari Jakarta bisa mengambil arah Puncak Bogor atau alternatif Jonggol menuju Cianjur Kota. Perjalanan yang harus ditempuh dari kota masih sekitar 45 kilometer melewati Pal Dua atau Tegal Sereh.

Jika ingin menggunakan kereta, pengunjung bisa naik kereta commuter line hingga Stasiun Bogor dan melanjutkan perjalanan dengan kereta lokal ke Stasiun Lampegan. Jaraknya tinggal 7 kilometer lagi ke area wisata Situs Gunung Padang.

 NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM (CW)

Pilihan Editor: Situs Gunung Padang Masuk Dalam Dokumenter Ancient Apocalypse di Netflix

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

22 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

23 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

24 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

25 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, peneliti BRIN: Bisa Mencoreng Nama Penulis dan Reviewer

25 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, peneliti BRIN: Bisa Mencoreng Nama Penulis dan Reviewer

Peneliti BRIN Lutfi Yondri mengatakan. pencabutan artikel soal Gunung Padang itu akan mencoreng nama penulis dan reviewer.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

25 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

26 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Situs Gunung Padang Pernah Ramai Dibicarakan Pada Era Presiden SBY Hingga Muncul Perpres

27 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Situs Gunung Padang Pernah Ramai Dibicarakan Pada Era Presiden SBY Hingga Muncul Perpres

Belakangan Situs Gunung Padang mendapat sorotan karen jurnalnya dicabut penerbit Wiley Online Library. Pada masa SBY, Gunung Padang pernah ramai pula.


Gunung Padang dan Klaim Piramida Tertua yang Lampaui Giza di Mesir

27 hari lalu

Tim peneliti kembali melakukan penelitian dengan sistem georadar di Situs Gunung Padang Cianjur, Jawa Barat, Selasa (17/7) dan Rabu (18/7). TEMPO/Deden Abdul Aziz
Gunung Padang dan Klaim Piramida Tertua yang Lampaui Giza di Mesir

Lantas, benarkah Situs Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia yang diketahui saat ini, lebih tua daripada Giza di Mesir?