Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

image-gnews
Patirtan atau tempat membasuh kaki dan tangan di Situs Liyangan. Tempo/Arimbihp
Patirtan atau tempat membasuh kaki dan tangan di Situs Liyangan. Tempo/Arimbihp
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Jauh dari bisingnya kota membuat Temanggung bisa menjadi destinasi pilihan untuk liburan. Tak hanya memandang hamparan hijau perkebunan serta sejuknya udara lereng Gunung Sindoro, pengunjung bisa wisata sejarah di Temanggung.

Lokasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi adalah Situs Liyangan yang berada di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Situs Liyangan ini adalah bukti bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.

"Situs Liyangan secara sederhananya adalah bukti adanya kompleks permukiman dan tempat ibadah di masa Mataram kuno pada abad ke 8 sampai 10," kata Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Rendra Agusta kepada Tempo, Sabtu, 17 Juni 2023.

Menurut Rendra, di lokasi itu terdapat sisa-sisa batuan dari erupsi bersama dengan sisa bangunan permukiman.

Situs Liyangan awalnya ditemukan seorang penambang pasir di daerah tersebut pada 2008. "Kala itu yang ditemukan ada potongan gabah, struktur bangunan, lingga yoni, tembok yang terkubur," kata Rendra.

Penambang pasir yang menemukan benda-benda tersebut kemudian melapor kepada dinas setempat dan ditindaklanjuti tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta.

Peninggalan permukiman di Candi Liyangan. Tempo/Arimbihp

Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan perkampungan di Situs Liyangan pernah berkembang dalam kurun waktu antara tiga dan empat abad. Perkembangan permukiman tersebut diperkirakan berlangsung secara bertahap, mulai dari komuitas kecil terdiri atas beberapa keluarga, lalu komunitas lebih besar dan kemudian kerajaan.

"Berdasarkan strukturnya, diperkirakan masyarakat baru membuat tempat peribadahan dan area pertanian setelah menghuni lokasi tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama," kata Rendra.

Menurut Rendra, area permukiman di Situs Liyangan terdiri atas empat bagian dengan bentuk yang bertingkat. "Area pertama yang berada di paling atas untuk peribadahan, tempat pemujaan bernuansa Hindu, karena terdapat  lingga yoni serta beberapa batur atau pelataran candi," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, di area kedua terdapat pelataran yang luas yang merupakan wilayah tempat tinggal penduduk. Turun ke halaman ketiga Situs Liyangan, ditemukan sebuah candi. Sedangkan area paling bawah, ada sebuah petirtaan atau kolam pemandian kuno.

"Karena menurut tradisinya, sebelum masuk rumah biasanya masyarakat akan zaman dulu akan membersihkan diri," kata Rendra.

Tak cuma itu, di samping wilayah situs juga ditemukan jalan setapak berupa bebatuan dan saluran air kuno. Di bagian atas, terdapat sebuah bekas rumah kayu, lengkap dengan jendelanya. Rumah ini diamankan dengan memberi semacam tenda pelindung dari panas dan hujan.

Tak hanya peneliti, masyarakat umum yang penasaran akan adanya Situs Liyangan boleh berkunjung dengan memberikan biaya seiklasnya.

Seorang pengunjung asal Wonosobo, Heni (23) mengatakan dirinya datang ke Situs Liyangan karena ingin tahu tentang adanya permukiman yang kabarnya pernah hilang. "Hanya baca di media, tetapi belum pernah ke sini langsung, datang bersama adik," kata dia yang merupakan mahasiswa UNS jurusan Pendidikan Geografi.

Heni mengatakan kunjungannya di Situs Liyangan untuk pertama kali cukup menjawab rasa penasarannya selama ini. "Ya setidaknya sudah lihat bahwa benar-benar ada, mungkin akan melanjukan perjalanan ke sekitar sini, untuk melihat peninggalan sejarah yang lain," ujarnya.

Heni berharap, ke depannya, kelanjutan pencarian peninggalan Situs Liyangan bisa dilanjutkan sehingga peradaban yang hilang bisa kembali ditemukan.

Menurut Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan dari Balai Arkeologi Yogyakarta Sugeng Riyanto, perjalanan untuk mengungkap sejarah dari Situs Liyangan memang masih panjang. "Jika sudah terbuka tuntas, Situs Liyangan menjadi bukti penting akan peradaban Hindu kuno di wilayah Jawa Tengah," kata dia.

Pilihan Editor: Walking Tour Mlampah, Berwisata Sambil Belajar Sejarah Magelang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Traveling ke Fujian Cina, Jangan Lupa Singgah ke 4 Destinasi Wisata Sejarah Ini

9 hari lalu

Salah satu sudut di kawasan Three Lanes and Seven Alleys di Provinsi Fujian, China, Senin (20/11). (ANTARA/ Heppy Ratna Sari)
Traveling ke Fujian Cina, Jangan Lupa Singgah ke 4 Destinasi Wisata Sejarah Ini

Berbagai peninggalan bersejarah, seperti resor di puncak gunung hingga masjid yang dibangun ribuan tahun lalu bisa ditemukan di Fujian.


Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

16 hari lalu

I Gusti Ngurah Rai. wikipedia.org
Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

I Gusti Ngurah Rai berteriak pimpin perang Puputan Margarana 77 tahun lalu. Ia dan 96 anggota pasukannya gugur dalam perang habis-habisan itu.


Destinasi Wisata Sejarah Peninggalan Portugis dan Belanda di Ambon

22 hari lalu

Benteng Victoria di Ambon. Foto : Kemendikbud
Destinasi Wisata Sejarah Peninggalan Portugis dan Belanda di Ambon

Di Ambon, terdapat berbagai wisata sejarah, seperti museum dan bangunan peninggalan kolonial yang menarik hati juga memancing rasa ingin tahu.


11 Rekomendasi Wisata di Magelang, dari yang Populer dan Terbaru

29 hari lalu

Naik ke Candi Borobudur masih dibatasi 1.259 orang per hari (TEMPO/Arimbihp)
11 Rekomendasi Wisata di Magelang, dari yang Populer dan Terbaru

Magelang menawarkan pengalaman wisata, mulai dari situs bersejarah hingga destinasi alam yang menakjubkan.


Bareskrim Amankan 10 Kilogram Bahan Narkoba dalam Bungkus Keripik Pisang dan Happy Water

33 hari lalu

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada saat rilis pengungkapan narkoba menggunakan modus keripik pisang. Dok Div Humas Mabes Polri.
Bareskrim Amankan 10 Kilogram Bahan Narkoba dalam Bungkus Keripik Pisang dan Happy Water

Bareskrim Polri Amankan 10 Kilogram Bahan Narkoba dalam Bungkus Keripik Pisang dan Happy Water


Bekas Kantor Dagang Inggris di Banyuwangi Bakal Jadi Wisata Heritage

33 hari lalu

Asrama Inggrisan, salah satu situs sejarah dari era kolonial di Banyuwangi, Jawa Timur. Gedung ini dulunya adalah kantor telegraf pertama yang dibangun Inggris. TEMPO/Ika Ningtyas
Bekas Kantor Dagang Inggris di Banyuwangi Bakal Jadi Wisata Heritage

Asrama Inggrisan merupakan salah satu cagar budaya di Banyuwangi yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1776.


3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

34 hari lalu

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.


3 Destinasi Wisata Sejarah di Kota Bukittinggi

35 hari lalu

Benteng Fort De Kock yang berada di Kota Bukittinggi. Benteng tersebut dibangun oleh Pemerintah Belanda pada 1821. TEMPO/Fachri Hamzah
3 Destinasi Wisata Sejarah di Kota Bukittinggi

Jika berkunjung ke Bukittinggi ada banyak tempat wisata sejarah yang bakal ditemukan.


Ayah Ira dan Ari Wibowo Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ini Syarat dapat Dikuburkan di TMP Kalibata

50 hari lalu

Ira Wibowo dan Ari Wibowo di pemakaman ayahnya. Instagram
Ayah Ira dan Ari Wibowo Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ini Syarat dapat Dikuburkan di TMP Kalibata

Wibowo Wirjodiprojo, ayah Ari Wibowo dan Ira Wibowo meninggal, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata. Ini syaratnya.


Polisi Belum Tetapkan Tersangka Bentrokan di Magelang

51 hari lalu

Salah satu bangkai sepeda motor yang menjadi korban perusakan dalam bentrok dua kelompok di Muntilan, Kabupaten Magelang. ANTARA/HO-Polresta Magelang.
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Bentrokan di Magelang

Polda Jawa Tengah masih belum menetapkan tersangka dalam kasus bentrokan antara dua kelompok massa di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.