Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rujuknya Keraton Surakarta Bisa Tarik Pelancong  

image-gnews
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta mengarak gunungan wadon (depan) dan gunungan lanang menuju Masjid Gedhe dalam upacara Grebeg Besar (7/11). Gunungan wadon dan lanang yang terbuat dari beragan sayuran, dan hasil bumi diarak dari dalam Keraton kasunan menuju Masjid Gedhe tersebut sebagai bentuk sedekah Keraton kepada rakyat. TEMPO/Andry Prasetyo
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta mengarak gunungan wadon (depan) dan gunungan lanang menuju Masjid Gedhe dalam upacara Grebeg Besar (7/11). Gunungan wadon dan lanang yang terbuat dari beragan sayuran, dan hasil bumi diarak dari dalam Keraton kasunan menuju Masjid Gedhe tersebut sebagai bentuk sedekah Keraton kepada rakyat. TEMPO/Andry Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta - Komunitas pariwisata di Surakarta menyambut baik terjadinya rekonsiliasi dua raja di Keraton Kasunanan Surakarta. Mereka optimistis berakhirnya konflik internal keraton itu bakal berdampak positif dalam pengelolaan keraton sebagai salah satu ikon pariwisata di Surakarta.

“Kabar rekonsiliasi ini merupakan kabar baik bagi komunitas pariwisata,” kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Surakarta Hidayat Albanjari di Surakarta, Ahad, 20 Mei 2012. Hingga saat ini, Keraton Kasunanan Surakarta memiliki daya tarik wisatawan yang paling besar dibanding dengan obyek wisata lain di Surakarta.

Hidayat mengharapkan agar rekonsiliasi tersebut akan berdampak positif dalam pengelolaan keraton sebagai tempat tujuan pariwisata. “Jika semula energi dihabiskan untuk konflik, saat ini sudah bisa digunakan untuk memperbaiki keraton,” kata Hidayat.

Dia mengungkapkan, selama ini, para wisatawan yang berkunjung ke keraton lebih banyak disuguhi dengan keindahan bangunan dari masa lampau. “Kami harap, keraton bisa berbenah sehingga mampu menyuguhkan budaya yang orisinil,” kata Hidayat. Dia yakin, keraton masih menyimpan adat istiadat khusus yang mampu menarik minat masyarakat.

Dia mencontohkan, latihan tari tradisional yang diselenggarakan di dalam keraton akan banyak menyedot perhatian turis. “Tidak harus berupa upacara adat yang hanya digelar di hari-hari khusus,” kata Hidayat. Menurut dia, pariwisata membutuhkan sajian budaya dalam keraton yang bisa digelar setiap hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hidayat juga merasa yakin bahwa rekonsiliasi konflik di dalam keraton membuat pemerintah semakin yakin untuk menggelontorkan dana untuk keraton. Dana tersebut bisa digunakan untuk perbaikan fisik maupun penyelenggaraan kegiatan budaya. “Keberadaan dua raja kemarin membuat pemerintah terlihat ragu untuk memberikan anggaran,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Suharto juga mengatakan pemerintah mendukung terjalinnya rekonsiliasi. “Pemerintah memang sudah menginisiasi perdamaian tersebut sejak lama,” kata Budi.

Dia berjanji, pemerintah akan memberikan bantuan hibah lebih besar kepada keraton. “Selama ini, adanya dua raja membuat pemerintah bingung, mau diberikan kepada siapa,” kata Budi. Dengan adanya rekonsiliasi tersebut, legalitas penerima bantuan hibah itu menjadi lebih jelas.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu

24 Desember 2022

Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi (kanan) tiba untuk  menghadiri Tasyakuran Resepsi Pernikahan Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 11 Desember 2022. Acara tasyakuran Pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono pada sesi malam hari dihadiri tamu VVIP di antaranya Menteri Kabinet Indonesia Maju, duta besar hingga tokoh nasional. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu

Polisi mencoba memediasi konflik antarkeluarga Keraton Surakarta yang belakangan memanas lagi.


Wali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo  

30 Oktober 2013

Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo berorasi dalam demo menolak kenaikan harga BBM di Balai Kota Surakarta, Selasa (27/3). TEMPO/Ahmad Rafiq
Wali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo  

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo meradang ketika dituduh menggunakan surat palsu untuk mendamaikan konflik Keraton Solo.


Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan  

3 Juni 2012

Paku Buwono XIII Hangabehi (baju batik duduk) dan adiknya Paku Buwono XIII (KGPH Panembahan Agung) Tedjowulan (berdiri jaket hitam) menunggu di depan pintu Kori Kamandungan yang terkunci, di Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jateng, Kamis (24/5). ANTARA/Andika Betha
Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan  

Jumenengan adalah kewajiban Sinuhun. Jika tidak dilaksanakan, maka Sinuhun akan kena hukuman dari leluhur.


Atasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta

25 Mei 2012

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ
Atasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta

KGPH Puger mengakui pihaknya meminta pemerintah untuk menfasilitasi mediasi antara kerabat keraton dengan Paku Buwana XIII.


Konflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum  

24 Mei 2012

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ
Konflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum  

Satriyo Hadinagoro berdalih larangan untuk masuk ke keraton hanya berlaku pada Tedjowulan yang dianggap sudah melanggar adat.


Usai Rujuk, Raja Surakarta Ditolak Masuk Keraton  

24 Mei 2012

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ
Usai Rujuk, Raja Surakarta Ditolak Masuk Keraton  

Sinuhun (PB XIII) sudah kami persilakan masuk, kok. Tapi tidak untuk Tedjowulan, kata Satriyo Hadinagoro.


Akhirnya Keraton Surakarta Berdamai  

20 Mei 2012

(kanan ke kiri) Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII, Kanjeng Raden Ayu Pradapaningsih, Sesepuh Keraton Surakarta Kanjeng Raden Ayu Adipati Sedah Mirah, dan cucu dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta Mooryati Soedibyo dalam tasyakuran dwitunggal kepemimpinan Keraton Surakarta di kediaman Mooryati Soedibyo, Jakarta, Minggu (20/5). ANTARA/Rosa Panggabean
Akhirnya Keraton Surakarta Berdamai  

Dengan keikhlasan dan kebesaran jiwa pula, kangmas SISKS Pakubuwono XIII bersedia saya dampingi sebagai dwitunggal," kata Tedjowulan


Tedjowulan Resmi Tanggalkan Gelar Pakubuwana XIII  

18 Mei 2012

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Tempo/Andry Prasetyo
Tedjowulan Resmi Tanggalkan Gelar Pakubuwana XIII  

Penanggalan gelar dan jabatan merupakan upaya rekonsiliasi konflik internal Keraton Kasunanan Surakarta.


Raja Kembar Surakarta Segera Berakhir  

10 Mei 2012

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Tempo/Andry Prasetyo
Raja Kembar Surakarta Segera Berakhir  

Pakubuwana XIII Tedjowulan menyatakan kesiapannya untuk melakukan rekonsiliasi.


250 Tahun Pura Mangkunegaran

25 Februari 2007

250 Tahun Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran Solo menggelar peringatan 250 tahun berdirinya kerajaan Mangkunegaran. Rangkaian peringatan yang didirikan Pangeran Sambernyawa itu akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Sabtu (24/2) malam, rangkaian peringatan itu diawali dengan tasyakuran dan wilujengan di Pendapa Pura Mangkunegaran yang kondisinya tengah mengenaskan.