TEMPO.CO , Ubud - Ubud sebagai bagian dari Bali yang sudah kesohor semakin dikenal berkat film Eat, Pray, Love yang pengambilan gambarnya di tempat itu. Walau sudah dirilis lewat setahun lalu, penonton film itu tetap terpancing mendatangi Ubud.
Kebanyakan penonton film ingin menapak tilas perjalanan cinta Elizabeth Gilbert, si tokoh utama, yang menuliskan ceritanya ke dalam novel dalam judul yang sama. Agen perjalanan seolah tidak perlu lagi mempromosikan Ubud sebagai desa yang indah dengan area persawahan di sekelilingnya. Eat Pray Love berhasil membawa pelancong menemukan ketenangan di Ubud.
Jika Anda hanya punya sedikit waktu berlibur, coba lakukanlah tip berikut agar dapat menikimati Ubud dengan efisien. Hanya dalam waktu 4 hari Anda dapat menjelajahi tempat-tempat utama di Ubud.
Pastikan memilih taksi dari agen resmi untuk membawa dari bandara langsung menuju Ubud. Taksi dari agen resmi akan membantu Anda memilih hotel atau rumah sewaan. Menyewa sebuah rumah cocok bagi yang menginginkan privasi lebih ketimbang bermalam di hotel.
Monkey Forest adalah obyek yang tak boleh dilewatkan di Ubud. Hutan lebat yang asri akan memanjakan mata dengan ratusan monyet yang berkeliaran. Namun yang harus diwaspadai adalah para pedagang suvenir yang suka bertindak usil ketika menjajakan dagangannya. Jika Anda menolak dengan sopan, mereka akan berhenti mengikuti. Ingat, jangan keburu hamburkan membeli banyak suvenir di hari pertama.
Baca juga:
Hari kedua, coba datangi warung dan restoran makanan khas Bali. Bagi penggemar kuliner, jangan khawatir karena Ubud tidak kekurangan tempat makan enak. Datangi restoran Indus atau Casa Luna milik Janet de Neefe, warga negara Australia yang menyajikan menu Barat dan menu khas Bali.
Ia datang ke Ubud pada 1974, kemudian membuka kelas memasak tahun 1987. Setiap harinya ia menawarkan kelas masak yang berbeda-beda baik untuk pemula maupun yang sudah mahir. Khusus untuk Minggu malam, menu yang dipraktekkan adalah bebek asap.
Alternatif lain adalah Warung Murni, restoran yang pertama kali didirikan di Ubud. Tempat ini dbuka pada 1974 oleh seorang wanita bernama Murni dan populer hingga sekarang. Dengan bangunan empat tingkat dan pemandangan sungai sekitar, tempat ini menyediakan menu-menu tradisional.
Ubud dikenal sebagai tempat relaksasi. Namun Anda juga dapat memilih melakukan aktivitas yang memacu adrenalin. Hari ketiga, cobalah sesuatu yang lebih menantang dengan mendatangi agen tur yang menyediakan fasilitas bersepeda, kayak, kanu, dan rafting. Coba juga datangi penangkaran gajah yang terletak di 16 kilometer utara Ubud.
Setelah memacu adrenalin, saatnya relaksasi di berbagai spa yang ada di Ubud. Pijat tradisional khas Bali adalah pilihan utama.
Pilihan hari terakhir Anda adalah berbelanja suvenir dan apa saja khas Bali. Sempatkan juga makan siang di warung-warung yang lokasinya berdekatan dengan persawahan.
Menikmati makanan khas Bali sambil menghirup udara sejuk dengan suasana pedesaan adalah saat yang sempurna untuk menutup liburan Anda di Ubud.
LONELY PLANET| SATWIKA MOVEMENTI