Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asyiknya Menyusuri Perut Bumi Gombong Selatan  

image-gnews
Bagian dalam Gua Jatijajar Kebumen. TEMPO/Aris Andrianto
Bagian dalam Gua Jatijajar Kebumen. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO Interaktif,  -Tanpa rasa takut, Fauzy Zulvikar, 20 tahun, nyemplung ke Sendang Mawar di Gua Jatijajar Kebumen akhir pekan lalu. Berkali-kali, ia membasuh muka dengan air sendang yang mengalir deras. Bening tanpa sampah, mengalir di sela-sela stalakmit gua itu.

“Biar awet muda dan tambah ganteng,” ujar Bang Ozi, panggilan akrab Fauzy, meniru iklan goyang gayung di televisi, saat mengunjungi Gua Jatijajar.

Bang Ozy bersama puluhan kawan satu kampusnya sengaja berlibur ke Gua Jatijajar untuk melihat eksotisme gua karst Gombong Selatan. Kawasan karst yang membentang di perairan selatan Kebumen itu berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kebumen.

Ratusan gua yang layak dijadikan wisata petualangan ada di kawasan ini. Hamparan pantai selepas pegunungan karst, juga menambah lengkap agenda liburan.

Agus Rasono, 50 tahun, juru kunci Gua Jatijajar mengatakan, kawasan gua akan banyak didatangi pengunjung saat hari libur. “Ada yang sengaja untuk melihat keindahan gua, ada juga yang sengaja ingin semedi,” katanya.

Seperti halnya di Gua Jatijajar yang mulai dibangun sebagai obyek wisata pada tahun 1975. Selain pemandangan stalaktit dan stalakmit, yang paling terkenal stalakmit Kurungan Ayam, di gua ini juga ada beberapa sendang atau kubangan air yang dipercaya mempunyai khasiat terntentu.

Selain itu, ratusan patung yang mengisahkan cerita Kamandaka juga menjadi pemandangan tersendiri di gua itu. Kisah Kamandaka atau dikenal dengan kisah lutung kasarung menjadi visualisasi di gua itu. Banyaknya patung kera, kata Agus, merupakan gambaran perwujudan lain dari Kamandaka. Kisah itu sendiri bersumber dari Babad Pasir Luhur yang merupakan cikal bakal lahirnya Kadipaten Banyumas.

Waktu itu, gua Jatijajar digunakan Kamandaka untuk semedi mencari wangsit. Selain Kamandaka, ada juga patung Dewi Nawang Wulan sedang berendam di sendang kanthil dan mawar.

Air dari Sendang Kanthil dipercaya bisa membuat orang yang membasuh mukanya dengan air sendang itu akan menjadi cantik atau ganteng. Sementara sendang Mawar dipercaya bisa membuat orang awet muda. “Nalarnya, air dari pegunungan karst mempunyai kandungan mineral tinggi sehingga bagus untuk tubuh,” katanya.

Selain dua sendang itu, ada juga sendang Paser Bumi dan Jombor yang khusus digunakan orang untuk bersemedi. Dua sendang itu pintu masuknya dikunci dan tidak diperboleh dimasuki oleh sembarang orang. Biasanya, orang yang bersemedi ingin jabatannya naik atau perdagangannya lancar. Selama tiga hari tiga malam, orang itu ngebleng atau berdiam diri di sendang yang cukup gelap itu.

Bahkan, kata Agus, Sri Sultan Hamengkubono IX pernah bersemedi di tempat itu. Konon, Sri Sultan hendak bertemu dengan penguasa pantai laut selatan, Nyi Roro Kidul. Ia percaya, sungai-sungai yang mengalir di tengah gua, bermuara di pantai laut selatan.

Gua Jatijajar sendiri ditemukan tahun 1802 oleh Djaya Menawi yang juga kakek buyutnya Agus. Ia adalah pemilik lahan di atas gua. Saat itu, ia tak sengaja menemukan gua. Sebuah lubang dengan kedalaman 24 meter membuatnya terperosok dan ia pun jatuh ke dalam gua. Beruntung ia tersangkut di akar pohon besar.

Jatijajar sendiri berasal dari kata Jati dan Jajar. Dulunya, di mulut gua ada dua batang pohon Jati berukuran raksasa tumbuh berjejer. Kelak nama gua dan desa itu menjadi Jatijajar. Dua pohon jati itu lantas ditebang dan dijadikan tiang pendopo Kadipaten Ambal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di pintu masuk gua, nampak ratusan tulisan tangan memenuhi dinding gua. Tulisan itu merupakan bentuk kenarsisan orang-orang Belanda dan penggede keratin yang mengunjungi tempat itu. “Tulisan dari pengunjung mulai ada tahun 1812 berisi nama-nama mereka. Tulisan itu tidak boleh dihapus karena merupakan bukti sejarah,” katanya.

Bahkan, tahun 1979, serombongan turis Belanda yang rata-rata sudah berumur 90-an pernah berwisata nostalgia ke gua itu. Mereka membaca kembali tulisan-tulisan mereka yang pernah ditorehkan di dinding gua.

Belanda, waktu itu sedang membangun jalan Deandels yang membentang dari Anyer hingga Panarukan melintasi Kebumen. Nama-nama pejabat Keraton Jogjakarta juga terpampang di dinding itu. Di situ tertulis tanggal, 21 Juni 1931.

Agus mengatakan, saat Jepang berkuasa, mereka memanfaatkan kotoran kelelawar untuk dijadikan pupuk. Dulu, kata dia, ada ribuan kelelawar tinggal di situ. “Sekarang tinggal ratusan saja,” katanya.

Kepala Pengelola Kawasan Jatijajar, Suyatno mengatakan, tahun 1981 pemerintah membangun jalan tembus untuk keluar gua. “Sebelum dibangun jalan tembus, pengunjung harus kembali ke mulut gua yang panjangnya sekitar 350 meter,” katanya.

Ia menyebutkan, kawasan itu mempunyai luas sekitar lima hektare. Selain jembatan dan jalan yang memudahkan pengunjung berkeliling gua, pengelola juga membangun pasar tradisioanal yang khusus menjajakan kerajinan tangan dan souvenir khas Kebumen.

Suyatno menambahkan, di kawasan karst Gombong Selatan terdapat sekitar 175 gua. Selain gua Pteruk, ada juga gua dempok, intan, titukan, barat, simpenan, gelatik dan lainnya. Gua tersebut masih alami sehingga biasa dimanfaatkan untuk penelitian atau olahraga caving atau susur gua.

Ia menceritakan, dulunya kawasan itu pernah akan ditambang kapurnya. Namun banyak yang menolak karena bisa merusak lingkungan dan mengancam ketersediaan air bersih di Kebumen. Menurutnya, dari sebuah hasil penelitian, di kawasan itu ada sebuah danau raksasa yang terletak di bawah kawasan karst.

Jika kawasan itu dipapras dan ditambang kapurnya, dikhawatirkan bisa menyedot persediaan air bersih. Lingkungan menjadi kering dan petani tak bisa mengolah lahannya karena air habis.

Ia menambahkan, aliran air melalui stalaktit dan stalakmit bisa dijadikan indikator lingkungan. ia menambahkan, dulunya air masih mengucur deras dari ujung stalaktit menandakan lingkungan di sekitar gua masih ijo royo-royo. Namun saat ini, air sudah tidak mengalir lagi. “Secara teori, gua ini sudah mati. Tidak ada air lagi yang mengalir. Stalaktit dan stalakmit sudah tak mungkin tumbuh,” imbuhnya.

Karena itu, saat ini Gua Petruk yang mempunyai panjang dua kilometer tidak dibangun untuk pariwisata. Gua Petruk sendiri hanya digunakan untuk penelitian sehingga proses pembentukan stalaktit dan stalakmit selama ribuan tahun akan terus terjadi.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

7 jam lalu

Kereta berkecepatan tinggi Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. (ANTARA/Fitra Ashari)
KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.


Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

9 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa


Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

10 hari lalu

Maskapai penerbangan SAS. Instagram.com/@flysas/@bravojulietspotting
Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik


Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

10 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?


Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

10 hari lalu

Sejumlah pemudik kereta api Jaka Tingkir berjalan keluar setibanya di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Angka kedatangan akan terus bertambah seiring pemesanan tiket arus balik yang masih tersedia. Arus balik diprediksi mulai tanggal 13, 14 dan 15 April 2024. Pada tanggal-tanggal tersebut terdapat sebanyak 44.000 - 46.000 lebih penumpang per harinya yang menuju Jakarta. TEMPO/Subekti.
Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.


KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

10 hari lalu

Sejumlah penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin 12 Juni 2023. Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.


7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

12 hari lalu

Ilustrasi merawat motor. (Sumber: Yamaha)
7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?


5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

12 hari lalu

Pemudik berjalan keluar dari kapal di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu 13 April 2024. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memprediksi puncak arus balik dari Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa terjadi pada tanggal 13 sampai 14 April. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan


Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

13 hari lalu

Ilustrasi lansia traveling. Freepik.com/Rawpixel.com
Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.


Mengurangi Risiko Mabuk Perjalanan Saat Mudik, Simak 5 Kiat Ini

16 hari lalu

Ilustrasi arus mudik dan balik Lebaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Mengurangi Risiko Mabuk Perjalanan Saat Mudik, Simak 5 Kiat Ini

Risiko mabuk perjalanan dapat bertambah parah atau mudah kambuh saat duduk tak searah, misalnya menghadap ke belakang atau samping.