TEMPO.CO, Jakarta - The Arch of Constantine atau Lengkungan Konstantinus, gapura raksasa peninggalan Romawi kuno di sebelah Colosseum Roma, rusak setelah badai dahsyat melanda Roma. Otoritas konservasi mengumumkan hal tersebut pada Selasa, 3 September 2024.
Dilansir dari Reuters, Colosseum Archaeological Park dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa monumen tersebut tersambar petir. Retakan-retakan pada monumen itu semakin longgar dan akhirnya jatuh. Pecahan-pecahan itu kemudian dikumpulkan dan diamankan para pekerja taman arkeologi. Adapun tingkat kerusakan masih dievaluasi.
"Pekerjaan pemulihan oleh teknisi tepat waktu. Para pekerja kami tiba segera setelah sambaran petir. Semua pecahan berhasil ditemukan dan diamankan,'' demikian pernyataan resmi taman arkeologi itu.
Sejarah The Arch of Constantine
Lengkungan kehormatan didirikan pada tahun 315 M untuk merayakan kemenangan Kaisar Konstantinus atas Maxentius setelah pertempuran di Jembatan Milvian. Kaisar Konstantinus dikenal sebagai kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen.
Monumen yang memiliki tinggi sekitar 25 meter ini terletak di area yang sama dengan Colosseum, tempat wisata utama di Roma.
Gapura tersebut terhantam di sisi selatannya. Bagian tersebut sedang dilakukan pekerjaan konservasi yang telah dijadwalkan sebelumnya. Pekerjaan itu telah dimulai dua hari lalu. Namun, setelah kejadian ini, konservasi akan difokuskan pada perbaikan kerusakan.
Dampak badai petir
Bukan hanya gerbang bersejarah, badai petir hebat itu juga menumbangkan pohon dan dahan serta membanjiri beberapa jalan di ibu kota Italia. Badan Perlindungan Sipil mengatakan hujan 60 milimeter turun di pusat kota Roma dalam waktu kurang dari satu jam, hampir sama dengan curah hujan yang biasanya turun dalam sebulan selama musim gugur.
Cuaca aneh itu disebut "downburst", kata Wali Kota Roma Roberto Gualtieri. Ini merujuk pada jenis badai hebat, yang disertai angin kencang yang bertiup ke bawah, yang diyakini juga menyebabkan tenggelamnya kapal pesiar milik taipan teknologi Inggris Mike Lynch di lepas pantai Sisilia bulan lalu.
"Peristiwa yang melanda Roma benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, karena sangat dahsyat dan terkonsentrasi dalam waktu yang sangat singkat dan di beberapa area kota, dimulai dari pusat bersejarah," kata Gualtieri dalam sebuah pernyataan.
REUTERS | INDEPENDENT.CO.UK
Pilihan Editor: 7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Roma